“Untuk apa sebetulnya bapak berangkat kesana ibu?” Laras menatap dua mata ibunya. Sang bu menggeleng dan memeluk Laras.
“Yang ibu tahu, Bapakmu adalah penjaga negeri ini.”
“Penjaga? kenapa bapak tidak menjagaku?”
“Laras, bapak menitipkanmu kepada ibu untuk menjagamu!”
“lalu kapan bapak pulang?”
“Seperti yang sudah ibu bilang, bapakmu akan pulang empat bulan lagi,”
“Aku kangen bapak!”
“Ibu juga kangen bapakmu.”
“Aku ingat bapak selalu menyalahkan mercon caber rawit didepan rumah, di malam takbiran, bagaimana malam nanti!” Laras tersenyum lalu matanya mulai kembali berkaca-kaca.
“Ya sudah, ibu nanti belikan petasan kecil itu, satu renteng. Nanti malam ibu nyalakan didepan rumah, persis seperti yang bapakmu lakukan,”
“Horee..betul ya bu!” Laras bersorak, ibunya mengangguk tersenyum.