Mohon tunggu...
Ary Adianto
Ary Adianto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Great Communicators

Let's talk about economics, history and geography.

Selanjutnya

Tutup

Money

Air Menjadi Sumber Konflik 2 Negara

7 Mei 2020   19:49 Diperbarui: 8 Mei 2020   00:33 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Lalul Lintas Sungai Nil di Mesir

Sungai Nil memiliki peranan yang sangat penting bagi sejarah, kehidupan dan peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Akan tetapi, pada hari ini seiring dengan pertambahan penduduk, perubahan iklim dan kepentingan antar negara. Menyebaban krisis air disepanjang aliran Sungai Nil tidak terelakkan.

Sejarah dan Peranan Sungai Nil Bagi Masyarakat Mesir

Sungai Nil merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan oleh bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Piramida Giza, Firaun, Celopatra dan Spinx merupakan salah satu dari beberapa sumbangan Sungai Nil membangun peradaban Mesir kuno.

Orang Mesir kuno percaya bahwa Sungai Nil membanjiri setiap tahun karena air mata kesedihan Istri untuk suaminya yang telah meninggal. Terdapat tiga tahap siklus banjir Mesir yaitu Akhet (waktu banjir), Peret (waktu penaburan), dan Shemu (waktu panen).

Hal tersebut tidak terlepas dari kemampuan Sungai Nil dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi disepanjang daerah aliran sungainya. Tanah subur ini memungkinkan masyarakat Mesir dalam mengembangkan pertanian.

Delta Sungai Nil

Delta Sungai Nil Yang Tersedimentasi Selama Ratusan Ribu Tahun (Source : NASA)
Delta Sungai Nil Yang Tersedimentasi Selama Ratusan Ribu Tahun (Source : NASA)

Aliran sungai ini membentang dari Danau Victoria yang mengalir ke utara aliran ini dikenal sebagai Sungai Nil Putih. Sedangkan Nil Biru, mengalir dari Etiopia utara ke arah selatan Sudan dan kedua aliran tersebut bertemu di Khartoum dan membentuk induk aliran Sungai Nil, yang  mengalir terus ke utara kira-kira 2.700 km dan bermuara di Laut Tengah.

Delta Sungai ini terbentuk akibat dari sedimentasi aliran sungai yang terjadi ribuan tahun sehingga membentuk daratan yang subur. Bagi Bangsa Mesir Delta Sungai Nil sangatlah penting karena 90 persen pertanian dan 95 persen dari penduduk Mesir terkonsentrasi di wilayah tanah subur tersebut, padahal luas daratan tersebut hanya sekitar 5% dari luas daratan Mesir.

Menyusutnya Aliran di Hulu Sungai Nil

Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan sirklus cuaca yang tidak menentu di sekitar aliran Sungai Nil yang menyebabkan debit air di Sungai Nil mengalami pendangkalan.

Selain itu bencana Kelaparan, kekeringan dan kemiskinan yang banyak melanda wilayah Afrika menyebabkan banyak negara-negara di Afrika berjibaku untuk keluar dari kondisi tersebut.

Ethiopia merupakan salah satu dari negara yang dilintasi aliran Sungai Nil, memandang bahwa Sungai Nil dapat dijadikan solusi dalam mengatasi negaranya keluar dari tingkat kemiskinan.

Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di Ethiopia 2019 (Source : Aljazeera.Com)
Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di Ethiopia 2019 (Source : Aljazeera.Com)
Bagaimana tidak Sungai Nil apabila dikembangkan dengan baik akan memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada Ethiopia.  Pada tahun 2011, Ethiopia berencana untuk membangun Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) yaitu bendungan tenaga air raksasa di Sungai Nil Biru. Dengan dibangunya bendungan ini,  dapat memberikan dampak positif seperti pasokan listrik bagi seluruh masyarakat, dibangunya pabrik-pabrik, terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaat pengairan yang lebih stabil dan lebih luas dikala musim kemarau melanda.

Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di Ethiopia
Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di Ethiopia
Disisi lain, Mesir menganggap bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) sebagai ancaman yang akan mempengaruhi pasokan air 100 juta warganya.

Kekhawatiran Akan Masa Depan Mesir

Kehidupan di Sepanjang Aliran Sungai Nil (Wikimedia)
Kehidupan di Sepanjang Aliran Sungai Nil (Wikimedia)

Mesir merupakan negara gurun, dimana hampir seluruh pasokan air bersih bersumber dari Sungai Nil. Mesir mengkhawatirkan bahwa bendungan itu akan mengancam pasokan air dan pembangkit listrik di bendungannya sendiri di Aswan. Diperkirakan apabila bendungan tersebut terealisisi sekitar 67% area pertanian Mesir terancam kekeringan. Belum lagi hampir 100 juta warganya tinggal di daerah aliran Sungai Nil yang sangat bergantung pada sirklus Sungai Nil.

Pemerintah Mesir dalam hal ini mengatakan sudah berusaha keras untuk mencapai kesepakatan tentang persyaratan pengoperasian Bendungan dan pemenuhan waduk. Akan tetapi, Ethiopia dan Masir sama-sama tidak menemukan kata sepakat.

Pejabat Mesir mengatakan mereka menyarankan Bank Dunia sebagai mediator pihak keempat, namun juga terbuka bagi negara yang berpengalaman secara teknis dalam menangani isu perairan seperti Amerika Serikat atau Uni Eropa. 

Usulan Mesir baru-baru ini soal proses pengisian waduk yang fleksibel dan jaminan aliran tahunan 40 miliar kubik meter ditolak oleh Ethiopia.

Persengketaan belum berakhir

Etiopia dan Mesir telah melakukan perundingan selama bertahun-tahun, tetapi satu isu yang mengganjal adalah bagaimana Etiopia akan mengambil air dari Sungai Nil untuk mengisi waduk. Mesir khawatir rencana Etiopia untuk mengisi waduk dengan cepat dapat mengancam sumber air minum bagi rakyat Mesir.

Dalam pertemuan beberapa tahun terakhir, Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi telah menegaskan bahwa akan menggunakan kekuatan militer untuk meghentikan pembangunan bendungan. Sudan yang terjebak di tengah-tengah kedua negara, awalnya menentang bendungan, akan tetapi menjadi berbalik arah mendukung bendungan karena dijanjikan manfaat irigasi dan listrik serta sebagai cara untuk mengatasi banjir tahunan di Sudan kadang tidak terkendali.

Dan bukan tidak mungkin terjadi perang antara Mesir dan Ethiopia apabila kedua negara tidak ada kesepakatan. Saat ini proses pengerjaan bendungan terus dilakukan sebesar 70 % dan diperkirakan tahun 2021 bendungan dapat dioprasikan secara penuh dan hal tersebut bisa mendorong Ethiopia kearah yang lebih baik dan kemunduran yang besar bagi bangsa Mesir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun