Mohon tunggu...
Ary Adianto
Ary Adianto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Great Communicators

Let's talk about economics, history and geography.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Masa Depan Amerika Latin (Modern Bolivarian)

25 Maret 2020   13:01 Diperbarui: 25 Maret 2020   15:36 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

Bolivar kecil berasal dari keluarga bangsawan La Puebla de Bolivar yang berasal dari sebuah desa kecil di Basque, Spanyol.  Sang ibu berasal dari Kepulauan Canary, sedangkan ayahnya berasal dari keturunan dari keluarga Ardanza. Pada 24 Juli 1783 Bolivar lahir di sebuah rumah di Caracas, Republik Bolivarian Venezuela.

68d36932-2a45-4970-aba5-17e99696ffe1-5e7af39bd541df3a1017fce3.jpg
68d36932-2a45-4970-aba5-17e99696ffe1-5e7af39bd541df3a1017fce3.jpg
Pembentukan watak dan jalan pikiran Bolivar remaja banyak dipengaruhi oleh Simon Rodriguez. Sebagai guru, Rodríguez mengajari Bolivar tentang banyak hal. Mulai dari prinsip kebebasan, sejarah, filsafat, politik hingga sosiologi. Namun, ketika Bolivar berusia empat belas tahun, Rodríguez terpaksa meninggalkan Venezuela setelah dituduh terlibat dalam rencana penggulingan pemerintah Spanyol di Caracas.

Dapat dikatakan, dari Hipolita Bolivar belajar menjadi pihak yang mengalami ketertindasan. Sementara bersama Rodriguez ia memaknai betul bagaimana penting sebuah kemerdekaan. 

Bolivar setelah itu mengikuti akademi militer Milicias de Aragua, sebelum akhirnya pada 1800, Bolivar dikirim ke Madrid, Spanyol selama dua tahun untuk melanjutkan studi militernya. Pada 1804 Bolivar hijrah ke Perancis dan berkeliling ke beberapa negara Eropa lain. Dalam periode inilah ia menekuni ide-ide Pencerahan (Enlightenment) dan membaca banyak karya filsuf seperti Rousseau, Voltaire, dan Montesquieu.

Bolivar, yang kala itu masih berusia 22 tahun  menjadi lebih idealis tatkala ia berada di Roma, Italia, pada 1805. Dan tepat pada 15 Agustus 1805, di atas bukit Monte Sacro, Bolivar  mengucap sumpah di hadapan Rodriguez untuk membebaskan negaranya dari eksploitasi imperialis Spanyol.

"Aku bersumpah di hadapanmu, aku bersumpah demi Tuhan nenek moyangku, demi nenek moyang mereka sendiri, demi kehormatanku dan negaraku, bahwa aku tidak akan pernah membiarkan tanganku berdiam atau jiwaku beristirahat sampai aku telah merobek belenggu yang mengikat kita ke Spanyol.”

Singkatnya setelah kembali ke Venezuela pada tahun 1807, Simon Bolivar mendapati bahwa posisi Spanyol di Amerika Selatan menjadi lemah akibat invasi Napoleon di Spanyol. Dengan kesempatan yang dimiliki, Bolivar  berhasil memimpin kaum buruh, budak dan kalangan proletar untuk melakukan pergerakan dan memimpin beberapa agenda pegerakan kemerdekaan yang berbeda di Amerika Selatan. Bersama-sama, gerakan ini disebut sebagai “Perang Bolivar.” Bolivar telah mulai membayangkan seperti apa Amerika Selatan setelah bebas dan bersatu dari penjajahan Spanyol. 

Mulai tahun 1808, dia mulai memimpin gerakan kemerdekaan atau resistance juntas di Amerika Latin. Pada tahun 1813, pasukannya mencapai sukses pertama dengan mengambil alih Caracas dan menyatakan bahwa Venezuela terbebas dari kekuasaan Spanyol.

Simon Bolivar melanjutkan membantu membebaskan Peru, Ekuador, Panama, Kolombia, dan Boliva. Bolivar juga mulai menyatakan dirinya sebagai presiden atas setiap negara yang dia dibebaskan. Bolívar dikenal ingin menyatukan seluruh Amerika Latin menjadi satu negara yang disebut Gran Kolombia. Akibat ambisinya tersebut, Simón Bolívar menghadapi banyak perlawanan dari faksi internal.

1200px-bolivarian-countries-orthographic-projection-svg-5e7abc8ed541df095868b7a2.png
1200px-bolivarian-countries-orthographic-projection-svg-5e7abc8ed541df095868b7a2.png
Tidak terpengaruh, Bolívar menulis konstitusi bagi negara Gran Colombia yang membuatnya menjadi pemimpin seumur hidup serta mampu menunjuk pengganti pilihannya. Dia dengan cepat menjadi tidak populer dan mengundurkan diri sebagai presiden dalam protes yang digelar pada tahun 1830. Setelah kemundurannya negara-negara di Amerika Selatan menjadi terpecah dan membentuk negara Republik dan pemerintahan masing-masing.

Integrasi Regional Abad 21

Ideologi Bolivar untuk menyatukan dan semangat sosialismenya tidak pernah pudar di Amerika Latin. Sejak pecahnya negara-negara Amerika latin menjadi beberapa negara. Ada saja pemerintahan  sayap kiri yang terinspirasi oleh semangat Bolivar untuk bersatu dan menentang impirialisme. 

Pada awal abad ke 21 revolusi Bolivarian telah mengambil bentuk politik anti-imperialisme barat utamanya pengaruh Amerika Serikat terhadap kehidupan ekonomi, sosial politik di Amerika Latin. Sikap politik ini ditunjukkan pula pada kerangka internasional dan regional. Dibawah kepemimpinan Hugo Chaves, Venezuela telah bertrasformasi menjadi bagian penting dari blok anti-imperialisme di Amerika Latin.

Venezuela  menjadi penggagas dan motor penggerak pembentukan Aliansi Bolivarian Untuk Rakyat Amerika latin (ALBA) pada tahun 2004. ALBA merupakan proposal alternatif terhadap gagasan imperialis untuk memaksakan Free Trade Area of America (FTAA).

Venezuela juga mensponsori ide pembentukan Bank Selatan, sebagai  alternatif terhadap IMF dan Bank Dunia. Venezuela, bersama dengan Kuba, juga menjadi inisiator kerjasama berbasiskan solidaritas di kawasan ini: pertukaran minyak, tenaga pengajar, tenaga kesehatan dan lain-lain.

Pada 4 Desember 2011, Venezuela telah menjadi tuan-rumah pertemuan Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC). CELAC melibatkan 33 negara Amerika Latin dan Karibia (minus Amerika Serikat dan Karibia). Ini adalah integrasi regional terbesar dalam sejarah benua itu.

Semangat Baru Ideologi Bolivarian

Inspirator politik bagi tokoh-tokoh sayap kiri di Amerika Latin, termasuk Hugo Chaves. Sebagai pejuang kemerdekaan, Simon Bolivar sangatlah anti terhadap kolonialisme dan perbudakan. Konsistensinya atas perjuangan pembebasan di Amerika Latin membuat Hugo Chaves terpikat dan ingin meneruskan gagasan-gagasan politiknya.

Setelah kepergian Hugo Chaves pada 2013 semangat Bolivarian  negara-negara Amerika Latin tetap terwarisi. Hal ini tidak terlepas dari kondisi negara-negara Amerika Latin yang telah terombang-ambing antara pemerintah sayap kiri dan konservatif, seringkali dengan kebijakan ekonomi dan sosial yang sangat berbeda, selama beberapa dekade terakhir.

Masa depan kelompok kiri di Amerika Latin yang semakin bersatu mulai terlihat ketika belum lama ini Presiden Argentina terpilih dan Presiden Meksiko membahas potensi menghidupkan kembali hubungan diplomatik regional untuk menandingi Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) yang sepenuhnya didukung oleh Wahington.

Sejak tahun 2018 lalu, kemarahan terhadap ketimpangan, kemiskinan dan korupsi mendorong kalangan konservatif bubar di Meksiko dan Argentina, sementara memicu protes dalam beberapa pekan terakhir yang memaksa Ekuador dan Chile untuk mempermudah kebijakan ekonomi liberal.

Presiden Argentina terpilih, Alberto Fernandez memanfaatkan lawatan pertamanya ke luar negeri sejak terpilih bulan lalu untuk mendeklarasikan era baru persatuan kelompok kiri.

"Saya bermaksud untuk membuat Amerika Latin bersatu kembali, untuk bersama-sama menghadapi tantangan globalisasi," kata Fernandez kepada wartawan di Istana Presiden Meksiko setelah bertemu Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, dilansir dari Reuters, Rabu (6/11), 2018.

Meksiko dan Argentina di Barisan Terdepan

Setelah kepergian Hugo Chaves peran Venezuela mulai tergantikan oleh Meksiko yang pada saat ini berperan menjadi pemimpin regional kawasan Amerika Latin dan Karibia.

"Ini adalah kesempatan untuk mendorong salah satu organisme, salah satu ruang untuk integrasi yang telah dilupakan," kata Fernandez. Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) dinilai bisa menjadi penyeimbang masa depan untuk OAS, yang mereka anggap sebagai alat AS untuk memperkuat pengaruhnya di Amerika Latin.

Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko untuk Amerika Latin memberikan kepercayaan pada gagasan ekonomi terbesar kedua dan ketiga di kawasan itu bekerja sama dari ujung benua untuk menghidupkan kembali organisasi yang dikenal sebagai CELAC.

"Meksiko dan Argentina memiliki kesempatan berada di barisan terdepan untuk mempromosikan reposisi Amerika Latin di dunia," tulis Maximiliano Reyes di harian La Jornada.

Pujian Maduro

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro memuji Lopez Obrador dan Fernandez dalam pidatonya di Kuba pada hari Minggu, menyebut mereka para pemimpin front progresif baru di Amerika Latin.

"Angin segar berembus," kata Maduro.

Tndakan Maduro yang anti terhadap Kapitalisme Modern dan menentang campur tangan asing dalam kegiatan ekonomi, bukan lain adalah upaya yang dilakukan Maduro dalam melaksanakan kepentingan politik bolivarian. Hal ini diperkuat dengan adanya dugaan bahwa krisis yang terjadi di Venezuela merupakkan ulah dan campur tangan barat dalam upaya menggagalnya terjadinya kemandirian dan integritas ekonomi kawasan.

Kesimpulan

Tumbuhnya semngat bolivar tidak lain karna adanya eksploitasi dan ketergantunan negara-negara Amerika Latin terhadap negara donor seperti Amerika Seirkat dan sistem korupsi, ketimpangan dan penggaguran yang tinggi menyebabkan keyakinan sayap kiri bertambah kuat di Amerika Selatan.

Simon Bolivar sebagai inspirator politik bagi tokoh-tokoh sayap kiri di Amerika Latin. Simon Bolivar sangatlah anti terhadap kolonialisme dan perbudakan. Konsistensinya atas perjuangan pembebasan di Amerika Latin membuat banyak pergerakan di Amerika Latin dilandasi, terpikat dan ingin meneruskan gagasan-gagasan politiknya.

Pada 1998 melalui partai The Fifth Republic Movement (MVR) atau Gerakan Republik Kelima  yang merupakan transformasi dari kelompok politik progresif Moviento Bolivarian Revolucioner 200 (MBR 200) – Chavez secara resmi maju dalam pertarungan politik yang bersejarah di Venezuela. Saat starting point kelompok sayap kiri Venezuela mulai mengambil alih kebijakan politik negara.

Hari ini, setelah 22 tahun setelah sebuah kejadian yang mengubah sejarah kontemporer Venezuela dan Amerika Latin dalam menentukan arah pergerakan politiknya. Kita menemukan pertarungan dua model yang makin tajam: Sosialisme sebagai sebuah proposal inklusif yang mengeksklusifkan manusia melawan sistim kapitalisme yang mengistimewakan pada keuntungan.

Dan masa depan Amerika Latin sedang mengarah pada sistem sosialisme dan penyatuan kawasan regional yang semakin terintegrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun