Mohon tunggu...
Arya devandra
Arya devandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM 44521010063 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DOSEN: Apollo, Prof Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

25 Oktober 2024   03:20 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:49 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WHAT

Sosrokartono yang mempunyai panggilan lengkap
Raden Mas Panji Sosrokartono lahir di Mayong pada hari
Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M, Sosrokartono lahir
dari keluarga bangsawan. Sejak kecil beliau sudah dikenal
sangat cerdas dan suka membaca. Banyak buku berat yang
telah di lahap Sosrokartono sejak usianya masih anak-anak.
Saat beliau di lahirkan, ayahnya telah menjabat sebagai
wedana di Mayong. Saat itu, Mayong, yang letaknya di
sebelah timur Jepara dan berbatasan dengan Kabupaten
Kudus, masih berstatus sebagai ibu kota Kawedanan. Dan
sekarang Mayong menjadi daerah kecamatan di Jepara.1
Ayah Sosrokartono bernama R.N. Adipati Ario
Sosroningrat, putra ketiga Pangeran Ario Tjondronegoro IV,
seorang bupati Demak yang dikenal berpikiran progresif dan
terbuka dengan budaya modern. Sementara ibu Sosrokartono
adalah M.A. Ngasirah, putri pasangan K.H. Modirono dan
Ny. Hj. Siti Aminah. Kiai Modirono ini merupakan seorang
ulama yang memimpin sebuah Pondok Pesantren di daerah
Teluk Awur Jepara, sekaligus sebagai pedagang kopra di
Pasar Mayong. Di lihat dari silsilah ini, di dalam diri
Sosrokartono sebenarnya telah mengalir darah bangsawan
sekaligus darah ulama.
Ketika Sosroningrat hendak di angkat sebagai bupati,
maka ia harus menikah lagi dengan perempuan yang sekelas
dirinya, yakni perempuan yang juga berasal dari keluarga
ningrat atau bangsawan untuk dijadikan sebagai permaisuri
(Garwa Padmi) atau Raden Ayu. Karena dalam struktur
budaya yang masih sangat feudal, saat itu mengharuskan
seorang ningrat atau bangsawan menikah dengan seorang
bangsawan. Maka Sosroningrat kemudian menikah lagi
dengan seorang perempuan bernama Raden Ayu Moeryan.

bangsawan asal Madura yang pernah menjabat sebagai
Bupati Jepara, Raden Mas Tumenggung Tjitrowikromo dan
Raden Ajeng Hembah Handojo, putri petinggi Desa Semat.
Dengan pernikahan ini, Raden Ayu Moeryan kemudian
diangkat sebagai Permaisuri. Sementara Nyai Ageng
Ngasirah diangkat sebagai Garwa Ampil (istri Selir).
Keseluruhan anaknya Sosroningrat dari kedua istrinya itu
ada sebelas orang, dengan perincian delapan orang dari Nyai
Ageng Ngasirah yaitu: 1). R.M. Slamet Sosroningrat 2).
Pangeran Sosroboesono 3). R.M.P. Sosrokartono 4). R. Ayu
A.A. Kartini Djojohadiningrat 5). R. Ayu Ario Kardinah
Reksonegoro 6). R.M. Sosro Moeljono 7). R. Ayu Soematri
Sosorhadikoesoemo 8). R.M. Sosrorawito, sedangkan dari
Raden Ayu Moeryan memeliki anak tiga yaitu: 1) R. Ayu
Soelastri Tjokrohadi Sosro 2). R. Ayu Roekmini Santoso 3).
R. Ayu Kartinah Dirdjo Prawito.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

karena dalam pandangan Sosrokartono, adik kandungnya itu
mempunyai pola pikir yang progresif dan cinta ilmu
pengetahuan. Karakter Kartini yang seperti ini jelas senafas
dengan Sosrokartono.
2. Riwayat Pendidikan R.M.P. Sosrokartono
Sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan oleh
Sosrokartono adalah belajar. Semasa masih di tanah air, baik
atas inisiatif dirinya sendiri maupun atas bimbingan dan
arahan orang tuanya, ia sudah banyak membaca beragam
pengetahuan, baik pengetahuan tentang budaya Timur
(Jawa) maupun pengetahuan Barat. Ayahnya sendiri juga
dikenal sangat getol memberikan pendidikan terbaik buat
anak-anaknya.3
Selain melalui pendidikan formal, Sosrokartono juga
diberikan pendidikan oleh Ayahnya melalui guru privat yang
mengajarkan berbagai disiplin keilmuan. Diantara guru
privat yang diundang oleh Ayahnya adalah guru agama
Islam atau guru ngaji, untuk mengajar Sosrokartono dan
saudara-saudaranya tentang agama Islam dan mengajar
membaca Al-Qur'an. Selain guru ngaji, ayahnya juga
mendatangkan guru untuk mengajarkan bahasa Jawa dan
bahasa Belanda kepada Sosrokartono dan saudarasaudaranya. Berdasarkan sejarah keluarganya, Sosrokartono
merupakan keturunan klan (keluarga besar) Tjondronegoro,
yang jika di tarik terus ke atas, maka akan sampai pada
Prabu Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Dengan
demikian, kalau di uraikan lebih luas lagi, beliau juga masih
berhubungan darah dengan raja-raja kerajaan Islam Demak,
termasuk dengan raja pertama Demak, Raden Patah. Bahkan
kalau di telusuri lebih dalam lagi, Sosrokartono bisa jadi
juga mempunyai hubungan dengan Kerajaan Mataram Islam
yang di dirikan oleh Panembahan Senopati. Adapun
silsilahnya sebagai berikut: R.M.P. Sosrokartono bin
Sosroningrat bin Pangeran Ario Tjondronegoro IV bin
Adipati Ario Tjondronegoro III bin Adipati Ario
Tjondronegoro II bin Tumenggung Tjondronegoro I bin
Pangeran Onggowidjojo bin Lanang Dangiran bin Pangeran
Kedawung Blambangan bin Menak Loempat Blambangan
bin Menak Werdati Lumajang Tengah bin Menak Gandreo
bin Menak Simbar bin Limbu Niryoso bin Prabu Brawijaya.
Hubungan Sosrokartono sendiri dengan saudarasaudara kandung maupun saudara tiri tetap bagus. Hanya
saja kelak ketika dewasa, salah seorang saudari kandungnya,
Kartini, mendapat perhatian lebih dari Sosrokartono. karena dalam pandangan Sosrokartono, adik kandungnya itu
mempunyai pola pikir yang progresif dan cinta ilmu
pengetahuan. Karakter Kartini yang seperti ini jelas senafas
dengan Sosrokartono.
2. Riwayat Pendidikan R.M.P. Sosrokartono
Sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan oleh
Sosrokartono adalah belajar. Semasa masih di tanah air, baik
atas inisiatif dirinya sendiri maupun atas bimbingan dan
arahan orang tuanya, ia sudah banyak membaca beragam
pengetahuan, baik pengetahuan tentang budaya Timur
(Jawa) maupun pengetahuan Barat. Ayahnya sendiri juga
dikenal sangat getol memberikan pendidikan terbaik buat
anak-anaknya.3
Selain melalui pendidikan formal, Sosrokartono juga
diberikan pendidikan oleh Ayahnya melalui guru privat yang
mengajarkan berbagai disiplin keilmuan. Diantara guru
privat yang diundang oleh Ayahnya adalah guru agama
Islam atau guru ngaji, untuk mengajar Sosrokartono dan
saudara-saudaranya tentang agama Islam dan mengajar
membaca Al-Qur'an. Selain guru ngaji, ayahnya juga
mendatangkan guru untuk mengajarkan bahasa Jawa dan
bahasa Belanda kepada Sosrokartono dan saudarasaudaranya.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan oleh
Sosrokartono adalah belajar. Semasa masih di tanah air, baik
atas inisiatif dirinya sendiri maupun atas bimbingan dan
arahan orang tuanya, ia sudah banyak membaca beragam
pengetahuan, baik pengetahuan tentang budaya Timur
(Jawa) maupun pengetahuan Barat. Ayahnya sendiri juga
dikenal sangat getol memberikan pendidikan terbaik buat
anak-anaknya.3
Selain melalui pendidikan formal, Sosrokartono juga
diberikan pendidikan oleh Ayahnya melalui guru privat yang
mengajarkan berbagai disiplin keilmuan. Diantara guru
privat yang diundang oleh Ayahnya adalah guru agama
Islam atau guru ngaji, untuk mengajar Sosrokartono dan
saudara-saudaranya tentang agama Islam dan mengajar
membaca Al-Qur'an. Selain guru ngaji, ayahnya juga
mendatangkan guru untuk mengajarkan bahasa Jawa dan
bahasa Belanda kepada Sosrokartono dan saudarasaudaranya.4
Di usia 8 tahun, Sosrokartono di sekolahkan oleh
ayahnya ke sekolah rendah Belanda, Europse Lagress
School (ELS), yang ada di Jepara. Sekolah ini awalnya hanya
diperuntukkan kepada anak-anak keturunan Belanda saja.
Namun sekolah ini juga menampung anak-anak pribumi
tetapi khusus yang dari kalangan bangsawan, terutama yang
menjadi pejabat pemerintahan. Oleh karena itu tidak semua
anak pribumi dapat masuk ke sekolah ini. Adapun bahasa
pengantar yang digunakan dalam sekolah ini adalah bahasa
Belanda.5
Setelah lulus dari ELS di Jepara, Sosrokartono
kemudian melanjutkan pendidikan ke Hogere Burger School
(HBS), di Semarang, yaitu sekolah Khusus Orang Belanda.
 
Di Semarang ini, Sosrokartono mondok di keluarga Belanda.
Meski hidup di lingkungan orang-orang Belanda,
Sosrokartono tetap menjaga jati dirinya agar tidak
terpengaruh oleh budaya Belanda. Ia tetap selektif dalam
merespon budaya Belanda atau budaya Barat. Hal ini juga
menyangkut soal tata pergaulan, ia tidak mau mengikuti
pergaulan bebas yang dilakukan oleh siswa-siswa Belanda.
Sekolah HBS kalau di sejajarkan dengan sekolah era
sekarang adalah setingkat SMA.6
Sosrokartono mempelajari segala ilmu dan disiplin
pengetahuan. Ilmu apa saja yang dipandangnya memberikan
manfaat dan pengembangan intelektualnya, tetap ia pelajari.
Selain itu ia juga menjelajah buku-buku yang berbahasa
Inggris maupun bahasa asing lainnya. Selain gemar
membaca buku-buku berbahasa asing, Sosrokartono juga
melahap buku-buku berbahasa Jawa. Bahkan yang menjadi
bacaannya adalah buku-buku sastra Jawa kelas berat, seperti
Serat Wulang Reh dan Centhini. Dan ia juga mempelajari
kitab-kitab Jawa lainnya yang berisi tentang ajaran
keagamaan dan kesusastraan, termasuk buku-buku Jawa
tentang wayang.7
Tjondronegoro IV atau Kakeknya Sosrokartono yang
saat itu masih menjadi Bupati Demak dan orang-orang dekat
Adipati Sosroningrat, menyarankan supaya Sosrokartono
melanjutkan pendidikannya ke Belanda dan saran itupun di
terima. Pada saat melanjutkan studinya ke Belanda,
Sosrokartono baru berusia 20 Tahun. Di masa penjajahan,
bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri adalah sebuah
prestasi yang luar biasa.8
Di Belanda, Sosrokartono masuk ke jurusan Teknik
Sipil, Polytechnische School di Delft atas masukan dari Ir.
Heyning, seorang kepala Jawatan Irigasi Kabupaten Demak.
Namun di jurusan ini, Sosrkartono hanya bertahan selama
dua tahun. Karena tidak sesuai apa yang di inginkan, ia lebih
tertarik dan menyukai filsafat dan kesusastraan Timur.
Karena itu, setelah keluar dari jurusan Teknik di Delft.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

 
kemudian menuju kota Leiden dan masuk ke Fakultas Sastra
Timur (Facultiet der En Wijbegertee) Universitas Leiden. Di
sinilah dirinya semangat belajar karena sesuai dengan minat
dan jiwanya. Saat itu ia merupakan satu-satunya mahasiswa
dari Jawa yang belajar di universitas tersebut.
Sejak awal-awal di Leiden, Sosrokartono langsung
melejit sebagai mahasiswa berotak cemerlang. Ia berhasil
menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam
masalah kebahasaan dan kesusastraan. berkat kecerdasannya
ini kemudian cepat meguasai bahasa-bahasa asing lainnya,
dan membuat dirinya lulus sebagai sarjana muda dalam
waktu cepat pada 1901. Sosrokatono pun semakin eksis
sebagai seorang intelektual yang diperhitungkan di Eropa.9
Kelebihan lain yang dimiliki oleh Sosrokartono adalah
dirinya mampu menguasai banyak bahasa. Kemampuan
menguasai bahasa inilah yang dikenal dengan Polyglot.
10
Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing dan 10 bahasa
Nusantara.11 Dalam sumber lain dikatakan bahwa
Sosrokartono telah menguasai 26 bahasa asing, dengan
rincian 9 bahasa asing Timur dan 17 bahasa asing Barat.12
Dan ada juga yang mengatakan ia menguasai 26 bahasa
asing dan 10 bahasa yang ada di Nusantara.13 Dari sekian
banyak bahasa yang di kuasai itu, rata-rata dipelajari sendiri
oleh Sosrokartono secara otodidak. Bahasa Perancis
misalnya, Sosrokartono telah mempelajarinya ketika sendiri
ketika sekolah HBS di Semarang, padahal di sekolahnya itu
tidak di ajarkan bahasa Perancis, karena yang paling banyak
diajarkan adalah bahasa Belanda.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Wejangan dan filosofi hidup orang Jawa sarat makna dan patut untuk dipelajari oleh semua orang. Wejangan-wejangan tersebut mengajarkan tentang berbagai hal, mulai dari makna hidup, cinta, perubahan hidup, rasa ikhlas, persahabatan, hingga kemuliaan hidup.

Salah satu wejangan yang paling populer adalah "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti" yang berarti bahwa setiap orang akan mendapatkan akibat dari perbuatannya sendiri. Wejangan ini mengajarkan bahwa kita harus bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.

Wejangan lain yang juga penting untuk diingat adalah "Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja Aleman" yang berarti jangan mudah heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut, dan jangan manja. Wejangan ini mengajarkan kita untuk bersikap bijak dalam menghadapi setiap situasi.

Wejangan-wejangan orang Jawa juga mengajarkan tentang pentingnya cinta kasih. Cinta kasih adalah kekuatan yang dapat mempersatukan manusia dan membuat dunia menjadi lebih baik. Wejangan-wejangan tentang cinta kasih antara lain "Witing tresno jalaran saka kulina" yang berarti cinta itu tumbuh karena ada kebiasaan, dan "Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka" yang berarti jangan sombong nanti tersesat, jangan berbuat curang nanti celaka.

Perubahan hidup adalah hal yang pasti terjadi. Kita harus siap menghadapi perubahan-perubahan tersebut dengan bijak. Wejangan-wejangan tentang perubahan hidup antara lain "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu" yang berarti hidup itu terus berjalan bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu agar nasib baik selalu hadir, dan "Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan" yang berarti Tuhan memberi petunjuk bagi manusia yang mau mengikuti jalan kebenaran.

Rasa ikhlas adalah hal yang penting dalam kehidupan. Ikhlas membuat kita menjadi lebih tenang dan bahagia. Wejangan-wejangan tentang rasa ikhlas antara lain "Kawula mung saderma, mobah mosik kersaning hyang sukmo" yang berarti lakukan yang menjadi tugas manusia, selebihnya serahkan kepada Tuhan, dan "Gusti Allah paring pitedah bisa lewat bungah, bisa lewat susah" yang berarti Tuhan memberikan petunjuk bisa melalui cara bahagia ataupun dengan penderitaan.

Persahabatan atau tali silaturahmi adalah hal yang penting untuk dijaga. Persahabatan dapat membuat hidup kita lebih berwarna dan bermakna. Wejangan-wejangan tentang persahabatan antara lain "Dudu sanak, dudu kadang, yen mati melu kelangan" yang berarti bukan keluarga, bukan saudara, namun jika tersakiti, seseorang juga akan turut merasakan penderitaannya, dan "Aja dadi kacang kang lali karo kulite" yang berarti jangan jadi orang yang mudah melupakan pengorbanan dan bantuan dari orang lain.

Kemuliaan hidup adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang. Kemuliaan hidup dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan berbuat baik, berilmu, dan bijaksana. Wejangan-wejangan tentang kemuliaan hidup antara lain "Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sakti tanpo aji-aji, sugih tanpo bondho" yang berarti menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa ajian, merasa kaya tanpa banyak harta, dan "Sepi ing pamrih, rame ing gawe" yang berarti senyap dalam pamrih, ramai dalam pekerjaan.

Wejangan dan filosofi hidup orang Jawa merupakan warisan budaya yang patut untuk dilestarikan. Wejangan-wejangan tersebut dapat menjadi pedoman hidup yang dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Sugih tanpa Bandha, Digdaya tanpa Aji, Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake. Secara harafiah dapat diartikan: Kaya tanpa Harta, memiliki Kesaktian tanpa Ilmu/benda pusaka, Menyerang tanpa bala Pasukan, Menang tanpa Merendahkan.

1. Sugih tanpa bandha. Sugih tanpa bandha, kaya tanpa harta. Kaya yang dimaksud sebenarnya adalah tidak berkekurangan, artinya bukan semata-mata harta yang menjadikan tolok ukur. Kaya yang dituju dalam hidup bukanlah pengumpulan harta benda dan uang selama hidup.Tidak berkekurangan karena kita mempunyai relasi yang banyak, pertemanan yang banyak, dimana relasi tersebut membuat kita selalu mudah untuk melakukan segala sesuatu, karena relasi kita, teman-teman kita secara langsung / tidak langsung mau membantu kita, bahkan dengan sukarela / ikhlas. Hal tersebut sebenarnya berawal dari kita sendiri, dimana kita juga dituntut sebelumnya mau melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, bahkan tanpa imbalan sekalipun. Dengan demikian, dalam kehidupan kita, budi baik kita, akan senantiasi diingat orang lain, dan suatu waktu kita membutuhkan bantuan / pertolongan orang lain, orang lain yang juga dengan sepenuh hati menolong kita / membantu kita, juga tanpa imbalan.

2. Digdaya tanpa aji Kekuasaan sering kali tercipta karena suatu kemenangan fisik, kemenangan mental. Ungkapan Jawa ' digdaya tanpa aji ' tersebut di atas, kata-kata kekuasaan bukan juga karena kita mempunyai suatu ilmu beladiri / ilmu tenaga dalam / aji-aji. Namun disini, suatu kekuasaan tercipta karena citra dan wibawa seseorang, perkataannya, membuat orang lain sangat menghargainya. Sehingga apa yang diucapkannya, orang lain senantiasa mau mengikutinya.

3. Nglurug tanpa bala Ungkapan Jawa nglurug tanpa bala dapat di artikan secara harafiah ' menyerang tanpa pasukan '. Di sini memiliki arti bahwa kita haruslah menjadi orang yang berani bertanggung jawab, berani untuk beraksi walaupun terkadang tinggal kita sendiri. Sikap ini adalah mencontoh sikap kesatria, yang mana bukanlah orang yang mudah untuk terhasut, ikut-ikutan, tetapi lebih cenderung kepada orang yang berani maju, berani meghadapi masalah, berani untuk bertanggung jawab, walaupun yang lainnya mundur / lari dari masalah tersebut.

4. Menang tanpa ngasorake Ungkapan Jawa menang tanpa ngasorake tersebut memiliki arti bahwa tujuan pencapaian kita yang kita harapkan, kemenangan yang kita inginkan, haruslah tanpa merendahkan orang lain. Secara modern filosopi ungkapan ini sama dengan ' win win solution ', yang memiliki arti semua pihak yang berselisih paham memiliki hasil yang menguntungkan untuk semuanya.

Ungkapan Jawa ( Lokal / Indonesia ) sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake tersebut di atas dapat di jadikan pedoman berperilaku dalam hidup kita. Filosofi yang sangat mendasar, yang akan membuat hidup kita menjadi kehidupan yang lebih indah, tanpa merendahkan orang lain, kehidupan yang di isi dengan sikap-sikap kesatria, kehidupan yang jauh dari keserakahan.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Sebagian menganggap filsafat sebagai ilmu menyesatkan. Padahal, sejatinya filsafat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk memahami kebenaran mendasar tentang diri manusia sendiri, dunia yang menjadi tempat tinggal, serta hubungan manusia dengan alam dan sesama manusia lain. Inti dari filsafat adalah mencari hakikat, esensi, dan kebenaran dalam segala sesuatu. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang memiliki sifat selalu penasaran, yang mencari kebenaran. Maka, filsafat dapat dikatakan sebagai jalan: metode berpikir untuk mendapatkan kebenaran sejati yang dikejar manusia. 

Etika sebagai salah satu cabang filsafat berangkat dari pembahasan mengenai ide baik dan buruk yang telah berkembang antara 2000-2500 tahun yang lalu oleh filsuf-filsuf Yunani kuno, menjadikan "studi moral" sebagai cabang filsafat yang dibahas tersendiri. Etika yang berasal dari kata ethos (Yunani), memiliki arti: kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia; yang berarti karakter manusia dengan keseluruhan perilaku manusia dalam perbuatannya. Etika dapat dikatakan sebagai analisis moralitas yang sistematis dan kritis, dari faktor-faktor moral yang memandu perilaku manusia dalam masyarakat. Ruang lingkup kajian etika yaitu seputar problem moral dilematis maupun non-dilematis yang dihadapi manusia dalam memilih tindakan. 

Pertanyaan moral tidak hanya terbatas pada pertanyaan mengenai tindakan manusia, tetapi juga mempertanyakan "manusia"-nya sendiri: "Bagaimana menjadi manusia yang baik?" Pernahkah bertanya pada diri sendiri: "Apakah saya sudah menjadi manusia yang baik?", ataukah pernah ditanya oleh orang lain, "Apakah kamu sudah menjadi manusia yang baik?" Pertanyaan sederhana ini menjadi sulit dijawab karena kita diminta untuk menilai diri kita sendiri. Sementara bukti kebaikan tindakan kita, hanya orang lain yang bisa menilai. Terbukti ketika pertanyaan ini ditanyakan pada orang yang mengenal kita: "Menurutmu, apakah saya baik?" Jawaban yang sering ditemukan adalah, "Ya, baik." Pertanyaan akan berlanjut, "Apa buktinya bahwa saya baik?" Orang yang mengenal kita akan menyebutkan berbagai tindakan yang telah kita perbuat, yang bisa mereka lihat dan nilai. Diri sendiri tidak berani memberikan penilaian. Karena nurani mengetahui tindakan baik dan buruk yang telah dilakukan, maka keberanian penilaian akan berhenti pada penilaian skeptis, yaitu: "Mungkin saya telah baik sejauh ini". 

Memberi pengertian "manusia yang baik" dalam kerangka etika dapat dimulai dari definisi "baik" itu sendiri. Baik dimaknai sebagai sesuatu yang menunjukkan perilaku yang harus (wajib) disukai di antara pilihan tindakan yang memungkinkan untuk dilakukan atau dipilih. Kemampuan memilih tiap individu dengan individu lain berbeda, sumber yang membedakanya adalah akal budi (common sense) yang dimiliki masing-masing. Akal adalah kemampuan atau daya berpikir manusia, sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia. Budi adalah panduan akal yang dapat menimbang baik-buruknya sesuatu. Akal budi berperan penting dalam kehidupan sosial manusia sebagai panduan berpikir dan bertindak dengan baik dan benar. 

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Kepemimpinan merupakan hal penting dalam suatu organisasi sebab kepemimpinan adalah salah satu kunci vital keberhasilan organisasi dapat tercapai. Semua keputusan, pergerakan dan laju pembangunan membutuhkan leadership. Alasan penting mengapa leadership penting adalah sebagai dasar untuk membangun tim yang kuat. Visi dan misi sebuah tim harus dicapai melalui kerja keras dan membutuhkan bimbingan dari orang yang memiliki kemampuan dalam mempimpin yang sangat kuat. Dengan kekuatan leadership yang baik dan kerja sama tim merupakan bentuk yang baik, untuk menyelesaikan setiap hambatan dan rintangan dapat dihadapi dengan mudah oleh tim.

Mungkin kebanyakan orang mengetahui bahwa leadership adalah sebuah teknik untuk memimpin. Memang tidak salah, namun demikian harus kita pahami juga skala prioritas dari kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan tidak hanya sekadar teknik, melainkan sesuatu yang ditumbuhkan dan dimiliki melalui pribadi dari masing-masing individu. Jika seorang pemimpin dalam memimpin dirinya sendiri untuk menyelesaikan kewajibannya saja sulit maka jangan berharap terlalu tinggi. Karena untuk bisa memimpin orang lain maka kepemimpinan ini harus dimulai dari pribadi sendiri. Juga perlu diperhatikan faktor-faktor yang menjadikan leadership menjadi lebih baik.

Fakto-faktor yang mempengaruhi leadership

Kepemimpinan tidak bisa lepas juga dengan berbagai faktor yang harus diperhatikan, seperti pengaruh (influence), gaya (style), kekuatan/kekuasaan (power), integritas (integrity), perubahan (change), pemecahan masalah (problem solving), hubungan antarmanusia (human relationship), dan sebagainya. Berikut ini adalah factor-faktor yang harus diperhatikan antara lain:

a. Pengaruh

Kemampuan untuk menggunakan pengaruh (influence), yaitu untuk mempengaruhi semua orang atau bawahan dengan perilaku yang baik dari seorang pemimpin sebagai atasan sehingga pemimpin cukup berpengaruh pada kinerja pegawainya. Peran atasan atau pimpinan dalam mengarahkan pegawai menjadi penting karena dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Penulis ingin menekankan, bahwa influence atau pengaruh terhadap pegawai menuju kearah yang positif merupakan outcome dari influence yang dimiliki seorang pemimpin, bukanlah output. Maksudnya adalah influence terhadap pegawai datang tidak secara langsung, melainkan secara tidak langsung memberikan dampak terhadap produktivitas, ataupun kinerja pegawai.

b. Gaya

Gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan suatu model atau strategi dalam memimpin suatu organisasi. Gaya kepemimpinan tersebut ada yang memang bisa dipelajari sebagai suatu ilmu kepemimpinan, namun dalam pelaksanannya biasanya sedikit banyak dipengaruhi oleh karakter atau kebiasaan yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri. Seperti gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan bawahan yang akan dipengaruhi pimpinan.

c. Kekuasaan

Seorang pemimpin sering memerintahkan anggota tim atau bawahannya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan pemberian perintah dan dilaksanakan oleh bawahannya, berarti pemimpin tersebut telah menggunakan kekuasaannya dalam organisasi. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan kekuasaan (power) adalah kemampuan memengaruhi orang lain untuk bersedia untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya karena adanya kewenangan yang dimiliki seseorang tersebut.

d. Integritas

Dalam integritas (integrity), harus terkandung makna konsistensi antara tindakan dan nilai, sehingga integritas dari setiap pemimpin menjadi hal yang mutlak sebagai landasan yang profesional dalam melaksanakan tugas organisasi dan melayani masyarakat. Integritas perlu dimiliki oleh setiap pemimpin yang terlibat langsung di dalam organisasi. Tanpa integritas, organisasi tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mewujudkan visi dan misi pelayanannya, hal ini tentunya di dukung oleh seorang pemimpin yang memiliki jiwa integritas, tanpa adanya integritas dari pemimpin sebagai pengendali organisasi atau pengarah, maka pemimpin tersebut cenderung melahirkan proses bisnis yang tidak sehat bahkan menuju perilaku koruptif yang memiliki dampak jangka panjang terhadap performa kinerja organisasi tersebut.

e. Perubahan

Dalam kepemimpinan sangat penting untuk melakukan perubahan (change), pada saat yang tepat karena kondisi yang dihadapi selalu berubah setiap waktu. Sebagai contoh, teknologi yang semakin canggih akan sangat masif digunakan dalam berbagai proses bisnis, maka banyak sektor yang wajib cakap dalam mengelola teknologi informasi demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Apabila tidak melakukan perubahan dengan mengacu pada kondisi sekarang maka kejayaan itu akan tergerus oleh perkembangan zaman seperti bagaimana mengelola sumber daya manusia kaum milenial saat ini.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Seturut hal demikian, Islam kemudian menggariskan enam prinsip utama sikap teologis terhadap perawatan lingkungan. Pertama, prinsip memahami kesatuan Tuhan dan ciptaan-Nya alias tauhid. Prinsip Agama Hijau ini menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Konsekuensinya, manusia dan alam pada hakikatnya adalah satu dan tidak terpisahkan.

Kedua, melihat tanda-tanda kebesaran Tuhan (ayat) di mana saja. Singkat kata, prinsip alam sebagai tanda (ayat). Maknanya, alam ini tersedia bagi manusia untuk dijadikan pelajaran dan bahan renungan alih-alih sekadar obyek untuk dieksploitasi. Mempelajari alam adalah sarana bagi kita untuk mensyukuri keindahan anugerah Tuhan.

 Oleh Nanang Qosim

Sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Abdul-Matin dalam Greendeen: What Islam Teaches about Protecting the Planet (terjemahan, Zaman, 2012), Islam adalah agama komprehensif (kaffah) yang sangat mendetail dalam menggambarkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Bagi Ibrahim, seorang Muslim sejati harusnya seorang Muslim hijau yang mengamalkan Agama Hijau. Yaitu, penganut agama Islam yang sangat peduli atas isu-isu lingkungan seraya mengintegrasikan keimanannya dengan upaya penjagaan bumi ini.

Seturut hal demikian, Islam kemudian menggariskan enam prinsip utama sikap teologis terhadap perawatan lingkungan. Pertama, prinsip memahami kesatuan Tuhan dan ciptaan-Nya alias tauhid. Prinsip Agama Hijau ini menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Konsekuensinya, manusia dan alam pada hakikatnya adalah satu dan tidak terpisahkan.

Kedua, melihat tanda-tanda kebesaran Tuhan (ayat) di mana saja. Singkat kata, prinsip alam sebagai tanda (ayat). Maknanya, alam ini tersedia bagi manusia untuk dijadikan pelajaran dan bahan renungan alih-alih sekadar obyek untuk dieksploitasi. Mempelajari alam adalah sarana bagi kita untuk mensyukuri keindahan anugerah Tuhan.

Ketiga, prinsip menjadi penjaga (khalifah) di bumi. Ketimbang sebagai penguasa alam semesta, manusia sebenarnya hanyalah wakil Allah (khalifatullah) yang sekadar mendapatkan mandat untuk memanfaatkan lingkungan dengan cara bijaksana.

Keempat, amanah atau kepercayaan untuk memegang hak perwalian (trust). Terkait erat dengan prinsip khalifah, konsep amanah meniscayakan manusia untuk memanfaatkan kepercayaan Tuhan dengan cara menjaga planet ini sebaik-baiknya.

Merujuk lebih jauh pada pendapat Ziauddin Sardar dalam Reading the Qur'an (2012) yang mengaitkan prinsip ayat dan khalifah di atas, maka khalifa sebagai pemegang hak perwalian tidak memiliki hak eksklusif atas apa pun. Sebaliknya, fungsi pemegang hak perwalian hanyalah melaksanakan tanggung jawab mereka secara benar dan memastikan aset perwalian bertahan dan berkembang.

Jadi, sebagai pemegang hak perwalian atas bumi dari Tuhan, manusia memiliki tanggung jawab individual dan kolektif untuk mempertahankan keseimbangan alam, melestarikan lingkungan lengkap dengan segala flora-faunanya, dan memperlakukan ciptaan Tuhan dengan rasa hormat yang pantas.

Kelima, prinsip memperjuangkan keadilan ('adl). Berpijak pada asas ini, manusia selayaknya memperlakukan alam dengan cara yang adil. Yakni, menerima peran manusia sebagai pelindung planet ini dari berbagai tindakan merusak dan merugikan. Juga, dari tindakan eksploitatif semata yang hanya ingin memuaskan nafsu ekonomi dan laba manusia.

Keenam, prinsip keseimbangan (mizan). Maksudnya, manusia harus memanfaatkan alam yang hak perwaliannya sudah diamanatkan Tuhan kepada mereka itu secara rasional. Manusia tidak boleh mengeduk habis alam semaunya tanpa proses pembaruan kembali (renewable). Tidak menghiraukan prinsip keseimbangan ini sama dengan mengundang kerusakan alam yang bisa berbahaya bagi manusia.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas yang seyogianya dipatuhi oleh umat muslim hijau di mana pun, kita bisa melihat betapa segala kerusakan lingkungan--termasuk di Indonesia--berpangkal pada satu hal: nafsu liar manusia mengeksploitasi bumi tanpa melakukan tindakan timbal-balik patut bagi alam untuk memulihkan dirinya.

Lebih lugas lagi, aspek hulu dari masalah lingkungan adalah penerapan kapitalisme neoliberal yang sangat memberhalakan laba dan mencaplok segala sektor--termasuk sektor publik seperti: pertambangan, air, energi dan sebagainya--demi memanjakan kepentingan segelintir elit pemilik modal (kapital).

Juga, bentuk kapitalisme yang mendewakan rasionalitas manusia sehingga manusia memiliki posisi berjarak dengan alam. Yaitu, manusia menjadi penguasa bumi (subyek) yang bisa merudapaksa alam (obyek) secara sewenang-wenang. Singkat kata, kapitalisme neoliberal adalah penyimpangan telak dari tauhid sebagai prinsip utama teologi hijau.

Ini jelas berlaku di Indonesia. Buktinya, penurunan kualitas lingkungan di Indonesia terjadi karena kian menggilanya eksploitasi sumber daya alam di era otonomi daerah. Sebab, pemerintah daerah atas nama peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kerap membabibuta mengeluarkan izin pengelolaan sumber daya alam secara mudah bagi kaum pengusaha tanpa mempertimbangkan secara cermat dampak lingkungan. Belum lagi jika oknum para pejabat daerah berkongkalikongdengan oknum pengusaha hitam demi mengangkangi sumber daya alam daerah untuk kepuasan duniawi mereka sendiri.

Modul pak apollo
Modul pak apollo


Logo NU Online
Mengenal Tarekat Lebih Dekat
Djarum
Opini
Enam Prinsip Teologis Terhadap Lingkungan

Rabu, 20 Juni 2018 | 05:30 WIB

Enam Prinsip Teologis Terhadap Lingkungan
Ilustrasi (ist)

 Oleh Nanang Qosim

Sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Abdul-Matin dalam Greendeen: What Islam Teaches about Protecting the Planet (terjemahan, Zaman, 2012), Islam adalah agama komprehensif (kaffah) yang sangat mendetail dalam menggambarkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Bagi Ibrahim, seorang Muslim sejati harusnya seorang Muslim hijau yang mengamalkan Agama Hijau. Yaitu, penganut agama Islam yang sangat peduli atas isu-isu lingkungan seraya mengintegrasikan keimanannya dengan upaya penjagaan bumi ini.

Seturut hal demikian, Islam kemudian menggariskan enam prinsip utama sikap teologis terhadap perawatan lingkungan. Pertama, prinsip memahami kesatuan Tuhan dan ciptaan-Nya alias tauhid. Prinsip Agama Hijau ini menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Konsekuensinya, manusia dan alam pada hakikatnya adalah satu dan tidak terpisahkan.

Kedua, melihat tanda-tanda kebesaran Tuhan (ayat) di mana saja. Singkat kata, prinsip alam sebagai tanda (ayat). Maknanya, alam ini tersedia bagi manusia untuk dijadikan pelajaran dan bahan renungan alih-alih sekadar obyek untuk dieksploitasi. Mempelajari alam adalah sarana bagi kita untuk mensyukuri keindahan anugerah Tuhan.

Ketiga, prinsip menjadi penjaga (khalifah) di bumi. Ketimbang sebagai penguasa alam semesta, manusia sebenarnya hanyalah wakil Allah (khalifatullah) yang sekadar mendapatkan mandat untuk memanfaatkan lingkungan dengan cara bijaksana.

Keempat, amanah atau kepercayaan untuk memegang hak perwalian (trust). Terkait erat dengan prinsip khalifah, konsep amanah meniscayakan manusia untuk memanfaatkan kepercayaan Tuhan dengan cara menjaga planet ini sebaik-baiknya.

Merujuk lebih jauh pada pendapat Ziauddin Sardar dalam Reading the Qur'an (2012) yang mengaitkan prinsip ayat dan khalifah di atas, maka khalifa sebagai pemegang hak perwalian tidak memiliki hak eksklusif atas apa pun. Sebaliknya, fungsi pemegang hak perwalian hanyalah melaksanakan tanggung jawab mereka secara benar dan memastikan aset perwalian bertahan dan berkembang.

Jadi, sebagai pemegang hak perwalian atas bumi dari Tuhan, manusia memiliki tanggung jawab individual dan kolektif untuk mempertahankan keseimbangan alam, melestarikan lingkungan lengkap dengan segala flora-faunanya, dan memperlakukan ciptaan Tuhan dengan rasa hormat yang pantas.

Kelima, prinsip memperjuangkan keadilan ('adl). Berpijak pada asas ini, manusia selayaknya memperlakukan alam dengan cara yang adil. Yakni, menerima peran manusia sebagai pelindung planet ini dari berbagai tindakan merusak dan merugikan. Juga, dari tindakan eksploitatif semata yang hanya ingin memuaskan nafsu ekonomi dan laba manusia.

Keenam, prinsip keseimbangan (mizan). Maksudnya, manusia harus memanfaatkan alam yang hak perwaliannya sudah diamanatkan Tuhan kepada mereka itu secara rasional. Manusia tidak boleh mengeduk habis alam semaunya tanpa proses pembaruan kembali (renewable). Tidak menghiraukan prinsip keseimbangan ini sama dengan mengundang kerusakan alam yang bisa berbahaya bagi manusia.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas yang seyogianya dipatuhi oleh umat muslim hijau di mana pun, kita bisa melihat betapa segala kerusakan lingkungan--termasuk di Indonesia--berpangkal pada satu hal: nafsu liar manusia mengeksploitasi bumi tanpa melakukan tindakan timbal-balik patut bagi alam untuk memulihkan dirinya.

Lebih lugas lagi, aspek hulu dari masalah lingkungan adalah penerapan kapitalisme neoliberal yang sangat memberhalakan laba dan mencaplok segala sektor--termasuk sektor publik seperti: pertambangan, air, energi dan sebagainya--demi memanjakan kepentingan segelintir elit pemilik modal (kapital).

Juga, bentuk kapitalisme yang mendewakan rasionalitas manusia sehingga manusia memiliki posisi berjarak dengan alam. Yaitu, manusia menjadi penguasa bumi (subyek) yang bisa merudapaksa alam (obyek) secara sewenang-wenang. Singkat kata, kapitalisme neoliberal adalah penyimpangan telak dari tauhid sebagai prinsip utama teologi hijau.

Ini jelas berlaku di Indonesia. Buktinya, penurunan kualitas lingkungan di Indonesia terjadi karena kian menggilanya eksploitasi sumber daya alam di era otonomi daerah. Sebab, pemerintah daerah atas nama peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kerap membabibuta mengeluarkan izin pengelolaan sumber daya alam secara mudah bagi kaum pengusaha tanpa mempertimbangkan secara cermat dampak lingkungan. Belum lagi jika oknum para pejabat daerah berkongkalikongdengan oknum pengusaha hitam demi mengangkangi sumber daya alam daerah untuk kepuasan duniawi mereka sendiri.

Maka, guna memperbaiki tanah air tempat kita tinggal, bangsa Indonesia seyogianya mengamalkan kembali prinsip-prinsip teologi hijau. Apalagi, keenam prinsip itu sebenarnya sudah termaktub dalam pasal 33 ayat 4 UUD 1945 kita yang berbunyi: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Ilmu Catur Murti adalah bersatunya empat gejala jiwa utama, yakni pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Penyatuan dari keempat hal tersebut berlandaskan pada kebenaran yang kemudian akan menghasilkan pikiran yang benar, perkataan yang benar, perasaan yang benar dan perbuatan yang benar. Ilmu Catur Murti tentu akan sangat cocok diimplementasikan pada masa sekarang, di mana kebenaran semakin sulit ditemukan karena seringkali bercampur dengan berbagai macam hoax yang muncul.

Pada era medsos dan dunia-maya seperti sekarang, hampir semua hal tampak benar. Modernitas membuat informasi sangat mudah didapat dan dibuat. Di dunia maya, kebenaran bisa dibuat siapa saja. Kebenaran bisa diatur seperti apa saja. Kebenaran seakan sudah tidak ada harga dirinya lagi. Seperti pepatah Jawa, bener neng ora pener.

Pegangan hidup Sosrokartono di atas dimulai dengan pikiran yang benar, karena pikiran yang benar sangat berperan dalam menjaga perasaan, perkataan maupun perbuatan. Pikiran yang benar mampu menjaga perjalanan hidup agar tetap berada di jalan yang lurus, jalan kebenaran. Lebih-lebih pada saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, dimana banyak tindakan-tindakan kurang benar muncul, kita memerlukan perilaku dan implementasi konsep Ilmu Catur Murti untuk menumbuhkan aksi-aksi kebaikan, semisal penggalangan donasi.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Bila kantongnya terisi akan mengalir ke sesama. Dia ingin memberikan bantuan ke sesama. Tanpa pamrih. Sampai dia tidak mempunya apa-apa,"kata dia saat seminar "Raden Mas Panji Sosrokartono: Sang Mandor Klungsu yang Mendunia," di Museum RA Kartini, Sabtu (23/4/2022).

Menurut Alamsyah, Sosrokartono adalah sosok yang mau mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan orang lain.

Tak hanya itu, Sosrokartono, kata dia, juga disebut menjadi pelindung dan peneduh bagi orang-orang di sekitarnya

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Kebencian jangan diberi kesempatan untuk merajalela di alam pikiran kita. Kita harus menjinakkan kebencian yang ada di dalam pikiran kita, kemudian kita pudarkan atau kita kecilkan, agar pikiran jahat itu dapat kita hilangkan. Kalau sudah begitu, jangan diingat-ingat lagi orang yang pernah membuat anda jadi benci. Kata-katanya, perilakunya, jangan diingat lagi. Dengan berjalannya waktu, anda akan melupakan itu semuanya. Berterima kasihlah kepada Tuhan, karena anda dikaruniai sifat lupa, kalau anda tidak diberi lupa, maka anda akan ingat segala-galanya, apakah anda tidak bertambah pusing?

Ada kalanya kita menggunakan pikiran yang baik, namun masih dianggap kurang cukup. Menggunakan perasaan yang baik pun masih ada kekurangannya.

Sebagai contoh : Anda sedang berjalan dengan seorang teman. Kebetulan teman itu tidak punya uang sama sekali. Dan sama-sama lapar, tetapi uang anda hanya Rp 2000. Anda mampir di warung, nasi satu piring Rp 2000. jadi yang makan hanya anda sendiri. Sebab, uang itu adalah uang anda sendiri dan anda sangat lapar. Teman anda menunggu sambil berdiri, di luar warung. Sampai hatikah anda berbuat begitu?

Contoh lainnya : Uang Rp 2000 anda berikan kepada teman anda, teman anda yang makan. Anda hanya duduk saja di dalam warung, sambil mengamati teman anda yang sedang menikmati makanannya.

Pada contoh yang pertama, anda egoistis. Sekalipun berpikir benar. Pada contoh yang kedua, anda adalah orang gila yang baik hati. Sekalipun berperasaan benar. Nah, coba anda mencari makanan yang harganya Rp 1000 saja. Anda dan teman anda sama-sama dapat makan. Anda makan tidak kenyang, tetapi sudah makan. Teman anda tidak kelaparan. Jadi sebelum anda berbuat, pikiran yang benar harus diselaraskan dengan perasaan yang benar. Artinya, ada unsur penyelarasan. Dengan begitu, dalam konteks tersebut, perbuatan anda adalah "Perbuatan benar".

Dengan demikian, Catur Murti itu merupakan kesatuan, tidak boleh dipisahkan, jangan ambil protholannya saja, ambillah kesatuannya, keseluruhannya. itu baru namanya Catur Murti. Selain itu, Catur Murti bukan hanya sekedar dihafalkan, tapi harus dihayati dan diamalkan. Berlatih Catur murti tanpa berhenti, baru ada manfaatnya. Sehingga menyatu dengan jiwa kita, sehingga kita terbiasakan untuk berpikir benar, berperasaan benar, berkata benar dan berbuat benar. Dalam situai dan kondisi apapun reaksi kita jadi cepat dan dalam mengambil keputusan bisa dengan tepat dan benar.

Tuhan telah memberi kita 2 buah mata, 2 buah telinga dan 1 mulut. 2 buah mata, artinya banyak-banyaklah melihat. 2 buah telinga, artinya banyak-banyaklah mendengar. 1 buah mulut, kalau tidak perlu sebaiknya ditutup. Sebab mulut adalah pintu gerbang yang mendatangkan bahaya.

Benci (kebencian)
Hidup ini jadi tegang dan gelisah. Kebencian dapat melahirkan dendam. Dendam dapat melahirkan ketidaktenangan. Gelisah dan gundah gulana itu juga akibat dari sebuah kebencian.

Serakah
Keserakahan menyebabkan hati kita tertutup. Hati yang tertutup tidak dapat melihat kepentingan orang lain, tidak dapat merasakan penderitaan orang lain. Yang dipikirkan hanya kepentingan, kesenangan dan keselamatan dirinya sendiri.

Modul pak apollo
Modul pak apollo


Sebaik baiknya manusia, adalah manusia yang bermanfaat. Seberapa besar manfaat manusia dalam hidup maka disitulah kita bisa menilai.

Hal tersebut dikemukakan oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil saat memberikan materi pada kegiatan Ta'aruf Mahasiswa baru Unisba Tahun Akademik 2017/2018 dengan tema "Generasi Milenia yang Kreatif dan Cerdas di Era Digital", di Aula Kampus Unisba kota Bandung, Selasa (5/9/2017).

Lanjutnya, setalah dinilai kebermanfaatannya maka kita harus mampu menerapkan dalam hidup.

"Jika kita bisa menerapkan kebermanfaatan, maka orang orang pun akan mengikutinya dan hal hal positif pun terus bermunculan,"ujar Ridwan.

Menurutnya, sebagai manusia harus mampu bersyukur. Sama hal nya dalam kegiatan orientasi saat ini harus disyukuri.

"Karena banyak orang yang ingin kuliah tetapi biaya dan jarak yang menjadi beban. Nah hal seperti ini kita syukuri, bisa kuliah, biaya ada dan mendapatkan teman baru,"ujarnya.

Ridwan menyampaikan, dalam hidup itu jangan sesekali ingin mendapatkan pujian. Baik kita kerjanya bagus atau biasa saja, yang terpenting adalah ikhlas.

"Hidup itu cintai apa yang kamu kerjakan, kerjakan apa yang kamu cintai,"tegasnya.

Menurut Ridwan, jika kita mencintai apa yang dikerjakan maka hasilnya akan memuaskan. Sebagai mahasiswa tidak cukup modal akademik saja. Manusia zaman sekarang harus mampu berkembang dalam segala hal.

"Kalo cuman modal akademik saja hidup kalian tidak berbanding lurus dengan kesusksesan. Tidak semua IPK nya besar hidupnya sukses, namun orang yang kuat berjuang biasanya sukses,"ujar Ridwan.

Lanjutnya, sebagai manusia pun saat ini harus mampu memilah informasi.

"Hati hati perang hari ini bukan perang senjata, hari ini perang informasi. Masalah ini bukan cari informasi, tapi memilah informasi. Kebanyakan informasi akan membunuhmu.

Orang bijak bisa memilah informasi,"tegasnya.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Memaknai Tuhan Yang Maha Esa bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa tidak akan terlepas dari pemahaman mengenai sangkan paraning dumadi, manunggaling
kawula Gusti, dan Memayu hayuning bawana.
Sangka paraning dumadi merupakan sebuah proses dalam kehidupan menuju kembali kepada
Sumber Hidup, tidak hanya berhenti pada proses hidup antara kelahiran dan kematian
melainkan hidup itu bersifat langgeng sebagaimana Sumber Hidupnya yaitu sang pencipta,
Tuhan Yang Maha Esa. Seperti ibarat suatu perjalanan air dari hulu ke hilir menuju sumber
nya air yaitu lautan. Proses dalam kehidupan sangat tergantung pada hidup manusia dan
proses hidup manusia itu sendiri. Tuhan telah memberikan alam semesta beserta isinya tinggal
laku manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya di alam dunia ini. Maka manusia
diberikan kebebasan berkehendak untuk tujuan hidup itu sendiri. Hukum Mutlaknya Tuhan,
yang salah pasti salah yang benar pasti benar tidak ada yang tertukar.
Manunggaling kawula gusti, kalau boleh mengibaratkan seperti dalang dengan wayang, ada
peribahasa dalam bahasa Jawa tentang wayang golek "rineka kekayon jalma nggoleki kang
anggoleki" yang berarti kayu dibuat seperti manusia dengan falsafah mencari yang
mencarinya. Bukti bahwa antara wayang dan dalang adalah manunggal dalam kekuasaannya.
Wayang mempunyai sifat sendiri yang tidak terlepas dari kuasanya dalang dalam
menggerakan hidupnya, walaupun dalang punya kuasa tetapi kehendak sudah ada dalam
wayang itu sendiri. Peran Arjuna tidak bisa menjadi Druna.

Daftar pustaka

https://dero.desa.id/artikel/2023/11/8/wejangan-dan-filosofi-hidup-orang-jawa-yang-sarat-makna

https://alif.id/read/hs/makna-relasi-tuhan-dan-insan-dalam-sebilah-pusaka-b224388p/

https://bandungbergerak.id/article/detail/2149/bandung-hari-ini-akhir-perjalanan-sang-filsuf-jawa-di-bandung-r-m-p-sosrokartono

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun