Dalam kawasan seluas 28.176,48 akan menghasilkan jagung sebanyak 171.453 ton. Produktivitas yang digunakan merupakan sebuah rata-rata produktivitas jagung di masing-masing kecamatan pada periode 2008-2012. Kebutuhan jagung yang berguna untuk bahan baku pakan ternak di wilayah ini akan terpenuhi, apabila tetap memperhatikan tentang penanganan pasca panen dan fasilitas penyimpanan (silo). Penyelenggaraan kawasan jagung terdapat:
Dari hasil analisis yang di dapat dari AHP pengolahan tanah yang dilakukan dengan tujuan yaitu kesuburan tanah, tindakan konservasi dan air. Dalam kawasan pertumbuhan di jelaskan bahwa kawasan yang di lakukan pada kawasan existing yang tidak berkembang di titik berat pada kegiatan on farm.
Pada tipe kawasan pengembangan terdapat sumberdaya manusia yang menjadi kunci dari organisasi melalui sumberdaya optimalisasi. Sumberdaya manusia menjadi penting agar dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani. Dalam petugas lapangan mempunyai tugas yang sangat penting di karenakan melalui penyuluhan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam strategi pengembangan kawasan jagung pada tipe kawasan pemantapan mempunyai pola kemitraan dalam usaha petani jagung yang mempunyai tujuan mengatasi kekurangan seperti keterbatasan modal dan teknologi petani kecil, peningkatan mutu produk, dan masalah pemasaran. Dalam kemitraan ini  juga bisa menjadi cara untuk jagung yang di hasilkan oleh petani dapat sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Critical Review
Dari ketersediaan lahan untuk pengembangan jagung di Kabupaten Ciamis yang sudah di peroleh sudah cukup luas areanya tetapi pada kondisi ini masih saja Kabupaten Ciamis dalam pengembangan jagung yang kering masih sangat besar. Dan dari tipe kawasan jagung terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama bisa di lihat dari rata-rata produktivitas jagung yang terdapat di Kabupaten Ciamis dan di Provinsi Jawa Barat sama-sama mempunyai tuju kecamatan yang produktivitasnya di bawah produktivitas Provinsi, tetapi dari dua belas kecamatan itu produktivitasnya lebih besar dari pada produktivitas provinsi dan menutur saya sudah layak untuk tipe kawasan jagung. Kedua kelengkapan fasilitas pertanian dimana dalam kelengkapan fasilitas pertanian terdapat sarana penunjang yang sangar di perlukan yang menyangkut pada lokasi produksi, dan hasilnya dari penunjangnya tidak menyebar secara rata dalam satu sistem, dan dari keadaan tersebut yang menimbulkan muncul hirarki-hirarki dari pusat pelayanan, yang dimana hirarki dari pusat yang lebih tinggi bisa mempunyai sarana pelayanan yang lebih banyak dan lebih beragam dari pada yang lebih rendah. Yang ketiga tipe kawasan jagung yang terbagi menjadi tiga yaitu kawasan pertumbuhan, kawasan pengembangan, dan kawasan pemantapan.Â
Dalam produktivitas ini yang di gunakan yaitu pada rata-rata produktivitas jagung di masing-masing kecamatan. Apa bila di wilayah ini ingin kebutuhan jagungnya untuk pakan ternah terpenuhi maka yang di lakukan yaitu memperhatikan penanganan pasca panen dan fasilitas penyimpanan. Yang terakhir yaitu strategi pengembangan kawasan dimana berisi tentang kawasan jagung pada tipe kawasan pertumbuhan, kawasan jagung pada tipe kawasan pengembangan, dan kawasan jagung pada tipe kawasan pemantapan, dari tida kawasan jagung tersebut mempunyai pola pemitraan usaha tani jagung yang bertujuan untuk memajukan mutu jagung yang di hasilkan oleh petani itu  bisa sesuai dengan kebutuhan konsumen
Kesimpulan
Dari hasil kesimpulan yang di jelaskan di atas yaitu:
Ketersediaan lahan yang di gunakan untuk pengembangan jagung yaitu 28.176 yang terdiri dari S2, S3, dan N. Rata-rata luas yang di peroleh dari data BPS pada tahun 2009 sampai 2013 yaitu mencapai 6.061. maka dari kondisi tersebut mendampakkan bahwa potensi pengembangan jagung yang terdapat di Kabupaten Ciamis masih banyak lahan yang kering.
Dari kawasan jagung yang terdapat dari Produksi jagung, kelengkapan fasilitas pertanian, dan Tipe kawasan yaitu kawasan seluas 28.176,48 yang mendapatkan hasil jagung sebesar 171.453 ton. Pada tahun 2008 sampai 2012 produktivitas yang di gunakan yaitu produktivitas jagung yang terdpat di masing-masing kecamatan. Dalam kebutuhan jagung yang di gunakan untuk bahan baku pakan ternak apa bila ingin terpenuhi yaitu dengan cara memperhatikan penanganan pasca panen dan fasilitas penyimpanan.