Bentuk kebosanan yang kedua adalah kebosanan eksistensial. Kebosanan ini disebabkan oleh kecemasan yang dialami oleh seseorang akibat dari adanya krisis eksistensial dan ketidakpastian hidup. Seseorang akan merasa apa yang dilakukan dalam hidupnya hampa dan tanpa makna.
Menyikapi Kebosanan
Seseorang yang terserang kebosanan juga akan merasa tercekik. Jika tidak berhati-hati, orang akan terjebak seperti berada dalam sebuah penjara yang sesak di hati. Setelah itu, orang tersebut akan mudah jatuh ke dalam lubang stress dan depresi. Ia tidak akan lagi memikirkan ideologi-ideologi yang ia miliki sebelumnya. Ia akan terus mencari kepuasan dan kesenangan yang meskipun bersifat sementara dan mungkin bisa menghancurkan hidupnya.
Selain itu menurut Anthony, yang paling berbahaya adalah kebosanan dapat menuntun kita untuk melakukan tindakan yang berujung pada ekstremisme.
Akar dari segala kebosanan adalah ego. Ketika ego muncul, maka kebosanan juga akan muncul setelahnya. Ego adalah sebuah ilusi yang bisa datang dan pergi tanpa berucap. Dengan adanya ego, kita didorong untuk mendapatkan sebuah sensasi baru meskipun bersifat tidak nyata. Semakin kita menuruti ego, semakin pula kita akan merasa bosan.
Kebosanan juga tidaklah sama dengan rasa malas. Jika rasa malas menuntut kita untuk berhenti melakukan apapun, rasa bosan menuntut kita untuk melakukan sesuatu dengan cara yang baru. Dalam kebosanan kita juga akan menemukan kreativitas yang turun bagaikan ilham yang jatuh dari langit selagi kita dapat menempatkan kebosanan dalam hidup kita dengan tepat.
Rasa bosan datang untuk kita atasi. Bagaimana cara mengatasinya? Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kebosanan, karena itu merupakan seni dalam menjalani hidup.Â
Yang jelas, kita sebagai manusia tidak dapat menghindari rasa bosan. Kebosanan akan terus muncul dalam hidup kita. Tetapi inilah hidup, bahwa kita harus terus menjalani kehidupan dan berproses menjadi manusia yang seutuhnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H