Mohon tunggu...
Arya Adi Seputro
Arya Adi Seputro Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang ingin menjadi manusia seutuhnya

It’s just myself talking to myself about myself.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tidak Masalah bila Menjadi Kaum Minimalism

23 Maret 2022   10:32 Diperbarui: 24 Maret 2022   00:15 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup minimalis.| Sumber: Pexels.com/@artempodrez via Kompas.com

Sebagian besar orang menganggap bahwa jika penghasilan atau gaji yang kita dapatkan tidak digunakan untuk berbelanja sesuai dengan keinginan hati, akan terkesan percuma kerja capek-capek tapi tidak menikmati hasilnya. Sedangkan sebagian orang yang lainnya memilih untuk hidup apa adanya dan seminimalis mungkin.

Saya teringat akan awal saya memulai sebuah pekerjaan. Ya, pekerjaan saya sampai saat ini adalah seorang pengajar atau guru BK di sebuah SMP swasta di kota Salatiga, provinsi Jawa Tengah. Selain menjadi guru di sekolah, saya mencoba membuka pekerjaan sampingan yaitu menjadi guru les privat anak SD.

Penghasilan yang saya dapatkan selama bekerja sebenarnya tidaklah banyak, ya karena saya masih berstatus pegawai kontrak sih. Meskipun penghasilan saya tidak banyak, saya merasa sangat senang karena bisa mendapatkan penghasilan melalui jerih payah yang telah saya lakukan. Dan semenjak itu, bahaya mengintai isi rekening tabungan saya.

Singkat cerita, saya mencoba mendapatkan keinginan saya. Salah satunya adalah PC (Personal Computer). Alasan saya membeli PC sebenarnya sangat simple, hanya ingin untuk bermain games saja.

Saya mulai memborong satu per satu komponen PC yang saya idamkan, mulai dari memilih chasing yang cakep hingga hardware yang spesifikasinya cukup tinggi. Dan celakanya, saya membeli hampir seluruh komponen tersebut dengan menggunakan sistem Pay Later. Dan setelah PC saya selesai dirakit, saya harus menghabiskan gaji saya hampir selama enam bulan untuk membayar tagihan.

Bersyukur, pada akhirnya saya mulai selesai membayar tagihan-tagihan yang ada dan perlahan keuangan saya kembali normal. Saya mulai berpikir kembali, kenapa saya tidak mencoba hidup apa adanya dan tidak memaksakan ego untuk membeli sesuatu yang tidak terlalu penting? Mengapa saya tidak menjadi kaum minimalism saja? 

Setelah membaca berbagai bacaan tentang filosofi hidup minimalism dari berbagai sumber, saya mulai ingin menerapkan hidup yang minimalis.

FILOSOFI MINIMALISM

Pemikiran atau pandangan hidup minimalism sangat cepat berkembang pesat di kalangan remaja hingga dewasa, mulai dari kehidupan di negara barat sampai kehidupan di Asia.

Menurut Fumio Sasaki dalam buku yang berjudul "Goodbye, Things - Hidup Minimalis ala Orang Jepang" (2015), minimalism merupakan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui apa yang sangat penting bagi dirinya dan tetap mempertahankan hal-hal yang masih bisa digunakan untuk dirinya sendiri. 

Selain itu, Millburn dan Nicodemus menganggap bahwa memiliki benda-benda yang banyak dan tidak terlalu penting fungsinya tidak dapat membuat kita bahagia. Seorang minimalism secara sadar harus fokus dengan apa yang benar-benar penting untuk dicapai. 

Coba saya sederhanakan penjelasan tentang filosofi hidup minimalism versi saya. Menurut saya hidup seorang minimalism itu bukan sekadar tujuannya untuk berhemat, akan tetapi mengubah pola pikir atau mindset kita tentang menentukan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan kita bukan keinginan kita. Bukan berarti juga bahwa orang yang berpandangan minimalism memiliki kehidupan yang serba pas-pasan atau bahkan berkekurangan.

Ilustrasi gambar diambil dari https://katainuk.com/2019/12/25/minimalis/
Ilustrasi gambar diambil dari https://katainuk.com/2019/12/25/minimalis/

HIDUP MINIMALIS AKAN MEMBANTU MEMPERBAIKI KEHIDUPAN MU

Mengapa saya mengatakan bahwa hidup minimalis akan membantu memperbaiki kehidupan kita? Mungkin argumen saya di bawah ini bisa masuk di akal para pembaca, ya semoga.

Alasan pertama, orang yang minimalis cenderung dapat mengontrol keuangan. Misalkan ketika kita sedang berbelanja di sebuah mall, kita tidak akan menghambur-hamburkan uang untuk asal berbelanja. 

Sejak dari rumah kita sudah mencatat dan merencanakan apa yang akan kita beli. Otomatis, pengeluaran tidak akan terlalu banyak karena kita mengalokasikannya untuk keperluan yang urgent.

Dalam hal konsumsi sehari-hari pun orang yang menerapkan konsep hidup minimalis akan mempertimbangkannya dengan matang-matang. Misalkan lebih memilih memasak makanan sendiri dari pada harus memesan Go Food yang bisa dikatakan biayanya 4 kali lipat lebih mahal dari biaya memasak sendiri atau tidak memilih restoran mewah yang harga nya tidak masuk akal untuk porsi makanan yang sangat kecil.

Tapi, sekali lagi saya tegaskan bukan berarti hidup minimalis tidak mempertimbangkan tingkat gizi dan nutrisinya.

Ketika kita dapat mengontrol keuangan kita, kita akan terhindar dari jerat kekurangan maupun utang-piutang. Kita tidak akan merasa stres karena kondisi keuangan kita yang memprihatinkan. Dan kita tidak akan ketakutan karena dikejar-kejar oleh debt collector. Ingat seperti kata pepatah, jangan sampai lebih besar pasak dari pada tiang.

Alasan kedua, orang yang hidup minimalis akan fokus pada tujuan yang ingin dicapainya. Menetapkan sebuah tujuan sangatlah penting bagi kita. Tujuan yang saya maksud di sini adalah berkaitan dengan rencana keuangan kedepannya. 

Jika kita ingin membeli sebuah rumah, maka kita harus fokus pada upaya menabung untuk membeli rumah tersebut. Jangan sampai tujuan kita tergeser oleh keinginan-keinginan yang tidak ada hubungannya dengan tujuan kita.

Alasan ketiga, orang yang hidup minimalis akan tetap menggunakan suatu barang selama itu masih bisa digunakan atau diperbaiki. Nah, pada poin inilah yang sering tidak diterapkan oleh orang banyak. 

Banyak orang yang cenderung membeli handphone baru karena ada seri yang lebih baru, padahal handphone yang lama masih bisa digunakan dan tidak ada kerusakan apapun. Selain itu misalkan masih memiliki banyak baju di lemari yang bagus, akan tetapi setiap bulannya selalu beli baju baru.

Padahal, jika kita tidak terlalu sering membeli barang yang baru dan mencoba mendaur ulang barang yang masih bisa digunakan, kita juga termasuk menyelamatkan bumi lho. Contohnya handphone, ketika kita terbiasa berganti handphone kita akan mencegah meluasnya pertambangan timah yang menyebabkan kerusakan hutan dan lain sebagainya.

Selain itu coba bayangkan jika kita sering membuang barang-barang yang masih dapat digunakan. Akan semakin banyak sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan pada akhirnya pencemaran dan polusi air maupun tanah akan semakin besar.

TIDAK ADA SALAHNYA MENJADI KAUM MINIMALISM

Pada akhirnya, menjadi seseorang yang berfilosofi hidup minimalism tidaklah salah. Paling yang merasa dirugikan adalah para pelaku usaha besar yang targetnya adalah orang-orang hedon dan super boros hehe. Justru menjadi seseorang yang bergaya hidup minimalis akan sangat membantu kehidupan kita, orang lain, serta alam sekitar.

Kita akan lebih mudah mengelola keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran; kita tidak akan dipusingkan dengan saldo rekening kita yang kosong selama kita masih bekerja; kita bisa gunakan uang yang tersisa untuk membantu orang lain yang membutuhkan; hidup kita tidak penuh dengan ancaman dan tekanan; serta bahkan kita akan turut serta berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Tapi sekali lagi saya katakan bahwa menjadi seorang minimalism bukan berarti kita hidup kekurangan dan pas-pasan sampai makan sehari-hari hanya nasi dan sambal. Tetapi bagaimana cara kita mengelola ego dan keinginan kita agar bisa tersalurkan untuk hal-hal yang bermanfaat dan urgent.

Jadi, apakah kalian tertarik untuk menjadi kaum minimalism? Selamat mencoba..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun