Mohon tunggu...
Arya setiawan
Arya setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menonton pertandingan sepak bola dan suka mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Bohemian Rhapsody: ''Freddie Mercury'' Best Frontman Ever dengan Sifat Flamboyan

17 September 2024   14:15 Diperbarui: 6 November 2024   17:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keystone, Getty images

Mengisahkan perjalanan grup band Queen yang awalnya bernama Smile. Tetapi, jalan cerita film sebenernya lebih terfokus pada sosok sang vokalis yang terkenal karismatik dan flamboyan, Farrokh Bulsara aka Freddie Mercury. Dan juga mengulas kisah awal terbentuknya grup band legendaris ini, mulai dari perjuangan awal sampai masuk dapur rekaman. Bahkan ada juga cerita di balik lagu Bohemian Rhapsody itu sendiri, hingga konflik internal ketika Freddie mulai lebih mendominasi popularitas dibanding rekan-rekannya yang lain, hingga pada akhirnya mereka melakukan konser amal bersejarah ''live aids 1985''.

Film ini menelusuri awal terbentuknya Queen, dimulai dengan bergabungnya Mercury (diperankan oleh Rami Malek) ke dalam band dan kebangkitan grup tersebut hingga mencapai ketenaran internasional. Sepanjang film, film ini mengeksplorasi hubungan Mercury yang rumit, perjuangannya dengan identitas dan seksualitas, dan diagnosis AIDS yang akhirnya dialaminya. Narasinya berlanjut ke konser Live Aid yang penuh kemenangan, rangkaian klimaks yang sarat emosi yang memperlihatkan kecemerlangan musikal band tersebut dan penampilan Mercury yang memukau di atas panggung. 

Perjalanan Menuju Keternaran: Queen mulai mendapatkan popularitas dengan gaya musik yang unik dan penampilan panggung yang energik, terutama Freddie Mercury yang flamboyan dan penuh karisma. Puncaknya adalah saat mereka merilis album dengan lagu "Bohemian Rhapsody", yang awalnya ditolak oleh banyak stasiun radio karena durasinya yang panjang dan eksentrik.

 Kehidupan Pribadi Freddie: Film ini juga menggambarkan sisi pribadi Freddie, termasuk hubungan romantisnya dengan Mary Austin, yang tetap menjadi sahabat dekatnya sepanjang hidupnya meski Freddie kemudian menyadari bahwa ia lebih tertarik pada pria. Ia berjuang dengan identitas seksualnya dan dampak ketenaran terhadap kehidupan pribadinya. Meskipun beberapa komentator mengklaim Mercury menyembunyikan orientasi seksualnya dari masyarakat, yang lain mengklaim bahwa dia "secara terbuka mengaku gay". Pada bulan Desember 1974, ketika ditanya secara langsung, "Jadi bagaimana rasanya dianggap sebagai homoseksual?" oleh New Musical Express, Mercury menjawab, "Dasar licik, mari kita begini, ada saat-saat ketika aku masih muda dan segar itu adalah hal yang dilalui anak sekolah. Aku sudah melewati banyak senda gurau di sekolah. Aku tidak akan menjelaskan lebih lanjut." Tindakan homoseksual antara laki-laki dewasa di atas usia 21 tahun telah didekriminalisasi di Inggris pada tahun 1967, hanya tujuh tahun sebelumnya. Pada tahun 1980-an, dia sering menjaga jarak dari pasangannya, Jim Hutton, dari acara-acara publik.

Kelebihan film: 

  • Penampilan Rami Malek : Penggambaran Rami Malek tentang Freddie Mercury sungguh memukau. Komitmennya untuk memerankan Mercury, dari penampilan panggungnya yang flamboyan hingga momen-momen introspektifnya yang lebih pribadi, membuat film ini benar-benar bersinar. Malek tidak hanya meniru Mercury; ia menangkap esensinya, yang membuatnya mendapatkan Academy Award untuk Aktor Terbaik.

  • Adegan Musik dan Pertunjukan : Adegan musik dalam film, khususnya yang menggambarkan kembali penampilan Queen yang terkenal di Live Aid, sangat kuat dan dieksekusi dengan indah. Musik Queen sangat legendaris, dan film ini berhasil melakukannya dengan baik, tidak hanya menampilkan lagu-lagu hits mereka seperti "We Will Rock You," "Another One Bites the Dust," dan, tentu saja, "Bohemian Rhapsody," tetapi juga proses kreatif di balik lagu-lagu tersebut.

Kekurangan film:

  • Ketidakakuratan Sejarah : Meskipun "Bohemian Rhapsody" menghadirkan momen-momen yang sarat emosi, ia mengambil beberapa kebebasan dengan alur waktu dan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah band tersebut. Misalnya, diagnosis HIV Freddie Mercury digambarkan terjadi sebelum Live Aid, padahal sebenarnya, hal itu terjadi sesudahnya. Perubahan dramatis ini, meskipun meningkatkan risiko emosional, telah menuai kritik karena mendistorsi fakta demi kemudahan narasi.

  • Penyederhanaan Karakter : Beberapa penggemar dan kritikus merasa bahwa film ini menyederhanakan atau meremehkan kedalaman karakter tertentu, terutama anggota band lainnya, yang lebih terlihat seperti pemain pendukung dalam film biografi Freddie Mercury. Dinamika Queen sebagai sebuah band memang rumit, tetapi film ini lebih condong pada perjuangan pribadi Mercury daripada perjalanan kolektif band tersebut.

Pesan tersirat dari film ''Bohemian Rhapsody": 

"Bohemian Rhapsody" merupakan penghormatan yang penuh semangat dan emosional untuk Queen dan Freddie Mercury, didukung oleh penampilan menawan Rami Malek dan kekuatan abadi musik Queen. 

  • Menjadi diri sendiri: Film ini menyoroti perjuangan Freddie Mercury dalam menerima dan mengekspresikan jati dirinya. Freddie yang memiliki identitas seksual yang kompleks dan gaya hidup yang eksentrik, harus menghadapi berbagai tantangan, baik dari diri sendiri maupun dari masyarakat.
  • Ketahanan dan perjuangan hidup: Freddie mengalami banyak kesulitan, baik secara pribadi maupun profesional, termasuk penyakit AIDS yang dideritanya. Namun, dia tetap berjuang dan menjalani hidup sepenuhnya. Ini mengajarkan tentang ketahanan, tidak menyerah pada tantangan hidup, dan terus berkarya walaupun dalam kondisi sulit.  

Kreativitas tanpa batas: Queen dikenal dengan musik mereka yang tidak konvensional dan berani bereksperimen, seperti lagu "Bohemian Rhapsody" itu sendiri yang sangat inovatif. Film ini menyiratkan bahwa dalam berkarya, tidak ada batasan selama seseorang berani mengikuti naluri dan imajinasinya. 

Opini pribadi terkait film ini:

Sebagai pecinta musik rock dan juga penggemar berat QUEEN saya kira film ini sangat sukses terlebih dari visual para pemeran tokoh meskipun memang ada beberapa bagian yang tidak ditunjukan secara detail tentang sejarah band ini dan kehidupan serta kematian sang vokalis. Tetapi overall dari Freddie Mercury kita dapat belajar mengenai kebebasan untuk menjadi diri sendiri, perjalanan menemukan jati diri, dan bagaimana musik memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang di seluruh dunia. Serta mungkin kita bisa menyukai atau memiliki ketertarikan terhadap karya seseorang tapi kita tidak bisa mengikuti gaya orang tersebut bila mereka berada dalam sebuah penyimpangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun