Mohon tunggu...
Arya DewaNugroho
Arya DewaNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Ketahanan Energi Universitas Pertahanan

Kajian tentang energi pertahanan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Coal Bed Methane (CBM) Sebagai Sumber Energi Alternatif Nasional

11 Mei 2023   16:09 Diperbarui: 11 Mei 2023   16:11 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ruangenergi.com/kendala-pengembangan-coal-bed-methane-di-indonesia/Input sumber gambar

            Ketergantungan pada sumber energi fosil berdampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, konsumsi yang besar dan pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi di masa depan akan membuat pasokan sumber energi fosil tidak dapat mengimbangi dengan tuntutan kebutuhan  energi nasional.

          Indeks pertumbahan penduduk yang semakin meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan energi. Energi sangat bermanfaat untuk kegiatan dan mobilitas manusia karena semuanya berhubungan dengan energi seperti kebutuhan listrik, transportasi, dan kegiatan industri. Kebutuhan energi khsususnya kebutuhan listrik di Indonesia menjadi fokus utama bagi pemerintah. Namun pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PLN sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara keseluruhan khususnya di daerah 3 T.

          Masalah penyediaan dan distribusi listrik di Indonesia dikarenakan kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan, tersebar dan tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, tingginya biaya marginal pembangunan sistem suplai energi listrik, rendahnya tingkat permintaan listrik di beberapa wilayah, serta terbatasnya kemampuan finansial. Menurut Kementerian ESDM salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan energi nasional adalah melalui upaya Konservasi dan diversifikasi energi. Diversifikasi energi memiliki arti bahwasanya optimasi penyediaan energi dengan cara penganekaragaman penyediaan berbagai sumber energi. 

          Batubara merupakan salah satu energi utama di Indonesia, dalam pemanfaatannya dapat menjadi sumber energi yang menjanjikan karena batubara bisa dikonversi menjadi alternatif sumber energi fosil non konvensional seperti batu bara tercairkan (liquefied coal), batubara tergaskan (gasified coal)  dan coal bed methane yang diklasifikasikan menjadi sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber energi fosil konvensional sesuai dengan draft RUU EBT.

          Coal bed methane (CBM) atau gas metana merupakan sumber energi yang efisien dan bersih. Nilai kalor metana murni adalah 35,9 MJ/m3, yang setara dengan nilai kalor  dari 1,2 kg batubara standar, sehingga manfaat dari sumber energi CBM digunakan tidak hanya mengurangi risiko produksi batubara, tetapi juga memperoleh energi bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan.

          Coal bed methane (CBM) menjadi salah satu solusi energi alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan peranan minyak dan gas bumi. Terlebih lagi jumlah sumber daya untuk reservoir CBM yang tersebar di Indonesia sangat besar dan prospek untuk dikembangkan secara ekonomis. CBM merupakan unconventional gas reservoir yang terdapat pada batubara. Gas tersebut awalnya teradsorpsi pada permukaan batubara yang terdapat di dalam mikropori.

          Lebih lanjut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan bahwa cadangan CBM di Indonesia sebesar 574 Tcf (Sekitar 12,82 triliun m3) yang tersebar di 11 cekungan, 85% cekungan tersebut adalah tipe lignite sampai subbituminous dan 15% cekungan lainnya adalah tipe bituminous sampai anthracite.

          Menurut kajian artikel dalam jurnal ilmiah CBM di Indonesia memiliki karakteristik yang lebih tebal, lebih dalam dan masuk dalam high rank-coal serta  lebih tinggi nilai kalornya jika dibandingkan dengan beberapa cekungan di dunia salah satunya yang ada di cekungan Sungai Powder.

          Selaras dengan masalah kebutuhan energi dan potensi CBM diperlukan Kebijkan diversifikasi energi untuk menghadapi krisis energi yang telah berlangsung selama beberapa tahun ini. Salah satu sasaran dari kebijakan diversifikasi energi adalah dengan mengurangi konsumsi minyak dari 54% pada tahun 2005 menjadi 20% pada tahun 2025. Maka dari itu diversifikasi energi berupa pemanfaatan energi baru untuk memproduksi LNG dari CBM.

          Pemerintah melalui program Energi Mix 2016-2025 berdasarkan Keputusan Presiden No.5 Tahun 2006 menargetkan pasokan gas sebesar 30%, dan mengandalkan potensi sumberdaya CBM yang diperkirakan mencapai 453 TCF (Trilliun Cubic Feet) dari kelompok sumberdaya bukan konvensional bersama dengan shale gas, tight gas dan gas hidrat.

          Namun dibalik keuntungan dari CBM, ada juga beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber energi baru ini seperti ; limbah air yang dihasilkan pada permukaan air tanah, kualitas udara dan kebisingan pada proses pembangunan infrastruktur penambangan dan pengoboran, cakupan ruang lahan yang relatif memakan banyak tempat dan berimplikasi pada sumber hayati wilayah setempat serta dampak sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar. 

          Berdasarkan dari permasalah tersebut maka diversifikasi dan konversi energi dari CBM harus berlandaskan filosofi konservasi, oleh karena itu dalam kegiatan ekpolarasi, produksi hingga distribusi sumber daya energi baru ini harus dikelola sebaik dan sebijaksana mungkin agar produksi bisa optimal dan lingkungan tetap lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun