Awan NimbostratusÂ
Dirimu datangÂ
Tanpa diundangÂ
Bukan jailangkung
Tapi sosokmu
Nyata dan sangat ada
Dari langit SelatanÂ
Dirimu siap
Menghujam NegeriÂ
Dengan airÂ
Yang telah lama merantau
Dari samudera
Dari langit SelatanÂ
Sore itu
Dirimu seperti ombak langit
Yang mengamuk
Siap memakan kami
Tapi, kami manusia adalah sahabatmu
Sebenci-bencinya kami kepadamu
Kehadiranmu tetap diharapkan
Malah, kami sudah siap
Berurusan denganmu
Wujudmu yang hitam kelam itu
Adalah pertanda bagi kami
Untuk menggulung karpetÂ
Menutup kedaiÂ
Dan menyiapkan sapu
Manakala air yang kau bawa
Siap menyerbu pelataranÂ
Rumah kami
Begitulah awan Nimbostratus
Terakhir datang, dirimu gagalÂ
Memporak-porandakan kami
Untung kami sigap
Terakhir datang, air yang kami bawa
Menyejukkan kota kami
Dan memenuhkan banda-banda yang ada
Sehingga melimpah
Dan menjadikan lingkungan kami
Seperti rawa, sebagaimana asalnya
Kali ini, datanglah secepatnya
Agar pohon-pohon Bintaro itu hidup kembali
Sekarang, mereka sekarat
Bersamaan dengan rerumputan malangÂ
Di bawahnya