Kini, di manakah pagi yang kunanti?
Mentari terlihat namun sembunyi-sembunyi
Pagi yang dahulu tenang dan bahagia
Di bawah lindungan cerah genit mentari
Tawa dan sapa berbarengan
Luruh hati saling mengingatkan
Di mana air mata yang menggenang semalam?
Di kala pagi dunia kembali sehat
Dulu pagi dunia berseri
Ingatan segar dan saling menyayangiÂ
Hati senang dan memberi arti
Makna hidup bergelora kembali
Kini hari-harimu dihimpit batu
Menggelinding lemah menahan resah
Bulan hanya menatap tanpa berkata
Mentari timbul sekedar lalu
Pagi-pagi yang dirimu rindukan
Telah pergi ke jurang
Sedih dan gelisah datang
Mengganti ceria diri yang telah berkarat
Pekanbaru, 7 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H