Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siksa

25 Juli 2022   15:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   15:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahaga lumpuhkan sukma

Hati meletup 

amarah meledak

Porak-poranda

Keringat bercumbu dada

Menimpuk-timpuk 

Mengempas-hempas

Sakit membelah bumi

Kering-kerontang dilepeh mentari

Merangas menjulur mati

Batok kepala berdenging bising

Nying nying nging

Kolam berlumpur memanggil

Jarak si penyingkat waktu

Kerongkongan rindu

Setetes tirta merindu

Tangan melaknat

Penat mengurat

Pikiran menyusut

Jemari menutup

Gerimis mata 

Lenyap neraka

Sangrai keraknya

Zarah tiada

Akal buta

Sengsara dan keranda tua

Badai dan binasa raga

Luntang-lantung tersiksa

Larilah

Bendunglah air mata

Pelupuk mata gersang

Tatapanmu nanar 

Kembalilah

Keraslah kakinya berjalan 

Menolak ajakan keselamatan

Mencari amukan badai

Batok kepala berdenging lembut

Nying nying nging

Mata sembab

Kerongkongan bernanah

Hidung merangas

Bibir berdarah

Dia meneruskan langkahnya

Menatap surya

Jejaknya berbalut luka

Menatap makna hampa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun