Ribuan pijar ambyar di hamparan bentala
Kerlipnya mengedip hati nan sepi
Merayu anak manusia,mengumbar gelak bumi
Cahayanya syahdu,merasuk dalam relung jiwa
Â
Hujan pun libur
Malu pada riangnya sorot lampu yang berjajar di tepi kota
Mungkin telah lelah
Mungkin juga marah
Segar airnya kadang diabaikan begitu saja
Â
Lihatlah para peramai suasana
Memilih nyangkruk di antara pekatnya hitam
Berbaur melebur bak semut lupa pada rumahnya
Sesinggah menghiasi taman-taman duniawi
Bertunggang pada kuda keledai besi
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!