Mohon tunggu...
Arwo Sujarwo
Arwo Sujarwo Mohon Tunggu... Indonesian Railways -

Indonesian Railways | njarkaiers.blogspot.com | Ig : Arwo_Sujarwo | Twitter : @praboesoedjarwo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melatiku yang Merah

5 Maret 2017   13:03 Diperbarui: 5 Maret 2017   13:20 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bapak sudah berusaha pinjam kesana kemari,namun hasilnya tetap nihil.Bapak sudah berusaha menemui pak Warto sekaligus menjelaskan agar diberikan waktu lagi untuk membayar,namun beliau tetap bersikeras tidak mau dengan alasan uang yang dipinjam akan digunakan untuk mencarikan istri anaknya yang sudah kebelet nikah.Entah kenapa,tetiba pak Warto kepikiran untuk meminta kamu sebagai menantunya."

Karin mendadak diserang kejut luar biasa,apa yang ia khawatirkan benar-benar terjadi.Wajahnya mendadak layu,senyumannya terkikis habis.

"Kamu jangan takut Karin,perjodohan ini bukan seperti jual beli.Erik anaknya pak Warto itu bekerja sebagai guru.Meski duda,namun dia belum memiliki anak.Dia pernah mengalami kegagalan berumah tangga selama dua kali karena kedua istri sebelumnya telah meninggal.Bukan berarti setelah kamu menikah dengannya,nanti kamu juga bakalan mendadak meninggal.Bapak dengar mereka meninggak karena sebelumnya memang sudah sakit."

Karin hanya bisa mematung di kursi.Nyawanya melayang tinggi mengajak bertemu dengan Heru.Seolah ingin mengadu sekaligus melepas tangisan sendu.

"Bapak yakin kamu pasti bersedia menikah dengan anaknya pak Warto.Pikirkanlah keluarga kita Karin.Kebahagiaanmu juga akan menjadi kebahagiaan keluarga kita.Sawah yang kita miliki tidak akan jadi terjual,selain itu hutang kita juga akan dianggap lunas.Dan yang lebih penting lagi nasib adik-adikmu bakalan tertolong."

Kali ini air mata Karin jatuh tak tertahankan.Ia beringsut pergi ke dalam kamar.

                                              ♡♡♡

Pernikahan itu telah terjadi.Sudah setahun berlalu Karin menikah dengan Erik.Mereka belum dikaruniai anak.Setiap hari Karin hanya berada di dalam rumah.Memasak,mencuci,menyetrika,persis layaknya seorang pembantu rumah tangga.Sementara suaminya sudah tidak bekerja lagi sebagai guru karena telah lama dipecat dengan kasus tindak kekerasan terhadap muridnya.Kini setiap hari hidup Karin terjebak cerita Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).Makian,pukulan,tamparan sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Tangisan demi tangisan selalu dia lepaskan agar seluruh dunia mengetahui nasibnya kini.Termasuk Heru kekasihnya.Semenjak pulang kampung di Jogja,Heru kesulitan menghubungi Karin.Hal itu bisa terjadi lantaran handphone milik Karin telah disita oleh Bapaknya,sehingga menjadikan Karin mati kutu.Terbelenggu sebagai korban keegoisan dari Bapaknya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun