Mohon tunggu...
Arwa Nadaa
Arwa Nadaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi bimbingan dan konseling FIP UNESA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendengarkan Aktif Menjadi Kunci Sukses Komunikasi Interpersonal

5 Januari 2025   18:42 Diperbarui: 5 Januari 2025   18:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENDENGARKAN AKTIF MENJADI KUNCI SUKSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Oleh Arwa Wad'hah Nadaa (23010014306)

arwa.23306@mhs.unesa.ac.id

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Komunikasi dan Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, dan kontak. Komunikasi merupakan proses pengiriman pesan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat memahami maksud dari pesan yang disampaikan. Effendy (2006 : 18) yang merujuk pada paradigma Harold Lassewell mengungkapkan unsur komunikasi sebagai berikut: a. Komunikator atau sender adalah seseorang yang mengirimkan pesan, b. Penyandian atau encoding adalah mengalihkan pemikiran yang ada ke dalam bentuk sandi, c. Pesan atau message adalah pikiran, perasaan, atau ide yang dikirimkan atau disampaikan oleh pengirim pesan, d. Media adalah tempat yang menjadi penyaluran pesan, e. Decoding adalah penerima pesan mengartikan atau memaknai lambang yang telah disampaikan oleh pengirim pesan, f. Komunikan atau receiver adalah seseorang yang menjadi penerima pesan, g. Tanggapan atau response adalah reaksi dari penerima pesan terhadap pesan yang disampaikan, h. Umpan balik atau feedback adalah respon balik terhadap pesan yang telah disampaikan kepada pengirim pesan, i. Noice, gangguan karena pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang dikirim oleh komunikator (Raharjo, 2015).

Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah interaksi dari dua orang atau lebih untuk menyampaikan pesan yang di dalamnya terdapat pengirim pesan dan penerima pesan agar terjalin hubungan sosial yang baik (Sari, 2020 dalam Widodo et al., 2021). Komunikasi interpersonal ini menjadi sarana bagi tiap individu agar berinteraksi dengan menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang sifatnya pribadi yang dilaksanakan secara langsung tanpa media maupun secara langsung menggunakan media. Contohnya dengan tatap muka, telepon, atau surat pribadi (Ngalimun, 2017 dalam Latifah et al., 2020). Proses dalam komunikasi interpersonal melibatkan pada pertukaran informasi antara satu orang dengan orang lain yang dapat diketahui langsung timbal baliknya. Melalui komunikasi interpersonal, memungkinkan seseorang yang menjadi pengirim pesan untuk berinteraksi dengan orang lain atau penerima pesan agar mendapatkan respon atau timbal balik dari penerima pesan. Seseorang yang mengirimkan pesan dapat disebut sebagai komunikator dan seseorang yang menerima pesan adalah komunikan. Edi Harapan dan Syarwani Ahmad (2019) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses bertukar informasi yang dianggap efektif dan bisa dilaksanakan dengan cepat dan sederhana (Widodo et al., 2021). Komunikasi interpersonal ini memungkinkan komunikator dan komunikan untuk bertukar pesan atau informasi dengan lebih cepat dan efisien. Yahya dan Winarsih (2016) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan interaksi antara dua individu atau lebih yang di dalamnya terdapat proses saling mempengaruhi, membentuk informasi, pikiran, dan pengetahuan sehingga antar individu tersebut dapat berpartisipasi secara aktif dan informasi tersebut dapat menjadi pengetahuan bersama (Sari & Wati, 2020). Komunikasi Interpersonal ini dapat dikatakan sebagai proses bertukar pesan atau informasi antara dua orang atau lebih yang terdiri dari komunikator dan komunikan secara langsung baik melalui media maupun tidak untuk mendapatkan respon dan umpan balik.

Ciri-ciri Komunikan Interpersonal

De Vito mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Openess (keterbukaan)

Adanya keterbukaan antara pengirim pesan dan penerima pesan terhadap informasi, pesan, perasaan, maupun ide yang akan disampaikan secara bebas, terbuka, dan tidak ada ketakutan atau rasa malu di antara keduanya. Komikator dan komunikan saling memahami dan mengerti satu sama lain.

  1. Empathy (empati)

Dalam KBBI, empati berarti keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk turut serta merasakan apa yang orang lain rasakan. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa saling memahami.

  1. Supportness (dukungan)

Komunikator dan komunikan saling mendukung setiap pesan, informasi, pendapat maupun ide yang disampaikan. Dengan adanya dukungan, komunikator maupun komunikan dapat merasakan motivasi dan semangat untuk mencapai apa yang dikatakan atau menjadi keinginannya.

  1. Positiveness (rasa positif)

Adanya rasa positif antara pihak komunikator dan komunikan dapat mencegah adanya prasangka buruk maupun kecurigaan yang dapat mengganggu proses komunikasi interpersonal.

  1. Equality (kesamaan)

Adanya kesamaan pendapat, persepsi, ideologi, atau pemikiran sehingga komunikasi interpersonal berjalan dengan lancar (Erni, 2017).

Pengertian Mendengarkan Aktif

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), mendengarkan memiliki arti mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Mendengarkan adalah proses aktif dalam menerima stimulus atau rangsangan pada telinga (Devito, 2013 dalam Martoredjo, 2020). Untuk mendukung kesuksesan interpersonal, mendengarkan tidak semata-mata mendengar dengan telinga saja, tetapi juga perlu adanya keterampilan untuk mendengarkan aktif. Mendengarkan aktif berawal dari teori humanistik person centered dari Carl Rogers yang merupakan sikap mendasar ketika mendengarkan orang lain dengan lebih efektif dan aktif (Rogers, 1979 dalam Fitriana & Hamim Rosyidi, 2021).

Mendengarkan aktif merupakan kegiatan yang di dalamnya berisi kegiatan merumuskan pertanyaan sesuai, parafrase, meringkas, memberikan komentar, mengungkapkan pemahaman, dan verifikasi hal yang telah diungkapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga intensitas kontak mata, gerakan non-verbal seperti mengangguk atau tersenyum, serta tidak memotong pembicaraan (Weger et al., 2010 dalam Fitriana & Hamim Rosyidi, 2021). Mendengarkan secara aktif merupakan salah satu kunci untuk menimbulkan empati saat sedang mendengarkan pembicaraan orang lain. Levitt (2001) mengungkapkan bahwa mendengarkan memiliki tiga aspek yaitu  ekspresi atau mimik wajah yang menunjukkan ketertarikan kepada pesan dari seseorang yang berbicara, menahan diri untuk menilai pesan pembicara dan sebisa mungkin melakukan parafrase terhadap pesan tersebut, serta memberi pertanyaan agar pembicara dapat mengungkapkan keyakinan ataupun perasaannya (Moesarofah & Mufidah, 2022).

Mendengarkan Aktif Mendukung Kesuksesan Komunikasi Interpersonal

Tak jarang kita menemukan seseorang yang mendengarkan perkataan orang lain namun, orang tersebut tidak memahami apa yang orang lain katakan karena hanya sebatas mendengarkan sekilas perkataan lawan bicaranya. Mendengarkan secara aktif tidak hanya mendengarkan kata-kata yang terlintas saja, tetapi juga memperhatikan bahasa tubuh, nada suara, dan emosi yang menjadi dasar dari pesan tersebut. Tujuan dari mendengarkan secara aktif adalah agar individu bisa mengambil makna yang mendalam, membangun kepercayaan, dan menjembatani komunikasi yang efektif (Zubaidah, 2016 dalam Nadya et al., 2024). Mendengarkan secara aktif dapat menjadi jalan untuk menunjukkan rasa peduli dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Mendengarkan aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya kesadaran dan kesengajaan karena mendengarkan aktif memerlukan kemauan dan komitmen untuk melakukannya dalam komunikasi interpersonal. Ketika orang lain merasa dipahami dan diperhatikan dengan baik serta mendengarkan dengan penuh empati terhadap apa yang dikatakan, maka hubungan interpersonal akan menjadi lebih baik, lebih bermakna, dan dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal yang sukses.

Seseorang yang dapat mendengarkan secara aktif dapat menjadi pendengar yang baik dan dapat seseorang yang sedang berbicara atau menyampaikan pesan merasa dihargai sehingga kualitas komunikasi interpersonal juga semakin membaik dan semakin lancar. Hal ini dikarenakan keterampilan dasar dalam komunikasi adalah mendengarkan aktif. Lianawati (2018 dalam Nadya et al., 2024) mengungkapkan bahwa mendengarkan aktif merupakan keterampilan penting dalam komunikasi yang menyertakan lebih dari sekedar mendengarkan kata-kata yang diucapkan. Pemahaman lebih dalam terhadap pesan yang disampaikan secara verbal maupun non-verbal, memperkuat hubungan antar individu, dan sikap saling pengertian dapat terealisasikan melalui mendengarkan secara aktif sehingga kesalahpahaman dapat diminimalisir. Seseorang yang dapat mendengarkan aktif dapat menghindari kesalahpahaman (Yoga et al., 2023 dalam Nadya et al., 2024). Mendengarkan secara aktif merupakan salah satu kunci untuk berempati. Mendengarkan aktif adalah kunci untuk membangun empati (Narti et al., 2023 dalam Nadya et al., 2024). Empati merupakan salah satu ciri-ciri dari komunikasi interpersonal sehingga dengan adanya keterampilan mendengarkan aktif, ciri-ciri komunikasi interpersonal akan terpenuhi dan menunjang kesuksesan komunikasi interpersonal. Ketika seseorang dapat menumbuhkan empati dan memperhatikan dengan seksama apa saja yang dikatakan oleh orang lain atau pengirim pesan, seseorang akan lebih mudah untuk mengenali dan merespon dari kata-kata atau pesan yang diungkapkan tersebut sehingga dapat memperkuat hubungan interpersonal. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mendengarkan aktif adalah kunci dari kesuksesan komunikasi interpersonal. Untuk konten menarik lainnya bisa kunjungi laman https://bk.fip.unesa.ac.id/

REFERENSI

Erni, A. (2017). Komunikasi Interpersonal Keluarga Tentang Pendidikan Seks Pada Anak Usia 1-5 Tahun. Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 2(1). https://doi.org/10.29240/jdk.v2i1.275

Fitriana, Q. A., & Hamim Rosyidi. (2021). Self-efficacy dan Kemampuan Mendengar Aktif Konselor Sebaya terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Penelitian Psikologi, 12(2), 74--80. https://doi.org/10.29080/jpp.v12i2.631

Latifah, L., Ngalimun, N., Andi Setiawan, M., & Haji Harun, M. (2020). Kecakapan Behavioral Dalam Proses Pembelajaran PAI Melalui Komunikasi Interpersonal. Bitnet: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 5(2), 36--42. https://doi.org/10.33084/bitnet.v5i2.1747

Martoredjo, N. (2020). Konflik dalam Komunikasi Interpersonal. Humaniora, 5(1), 501--509.

Moesarofah, M., & Mufidah, E. F. (2022). Pelatihan Mendengarkan Aktif Sebagai Suatu Keterampilan Konseling. Jurnal Ngejha, 2(1), 185--191. https://doi.org/10.32806/ngejha.v2i1.182

Nadya, A., Swara, M. M., Nuraini, H., Ramalia, T., & Wahab, Y. L. (2024). Pelatihan Mendengarkan Aktif kepada Mahasiswa. 3(1), 1--6.

Raharjo, J. (2015). Pola Komunikasi Pelatih Dengan Atlet Basket (Studi Kasus Komunikasi Interpersonal Pelatih dengan Atlet Basket dalam Memicu Prestasi di Sritex Dragon Solo). Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 19. https://www.jurnalkommas.com/docs/JURNAL_jennie.pdf

Sari, L. L., & Wati, C. L. S. (2020). Kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas xi sma katolik ricci ii. Jurnal Psiko-Edukasi, 18(1), 2020.

Widodo, H., Sari, D. P., Wanhar, F. A., & Julianto, J. (2021). Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2168--2175. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i3.1028

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun