Mohon tunggu...
Arwan Patiri
Arwan Patiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi/21107030001

Seorang mahasiswa yang masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Malioboro Ramai Wisatawan Pasca Pandemi Covid-19 Mulai Berkurang

14 Juni 2022   22:33 Diperbarui: 14 Juni 2022   22:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta selain dikenal kota pelajar juga dikenal sebagai kota wisata. Banyak sekali wisata di Jogja yang dapat dikunjungi seperti Museum, Candi, wisata alam, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke Jogja mulai dari wisatawan lokal bahkan wisatawan dari luar negeri.

Sayangnya, setelah Covid-19 tersebar di Jogja bahkan di seluruh dunia yang sebelumnya ramai wisatawan akhirnya mulai menurun. Salah satu wisata yang selalu ramai adalah Malioboro.

Malioboro adalah salah satu destinasi wisata yang sangat terkenal di Jogja bahkan di Indonesia. Malioboro ini pasti selalu ramai pengunjung karena keindahan dan keunikannya seperti banyak pepohonan dan pakaian-pakaian tradisional yang dijual.

Wisata Malioboro memang selalu ramai pengunjung, namun karena pandemi Covid-19 membuat pengunjung semakin berkurang. Malioboro yang sebelumnya selalu ramai dikunjungi turis tapi menjadi karena para turis takut untuk berlibur.

Selain itu, Malioboro sebelum Covid-19 juga ramai pedagang kaki lima. Namun setelah pandemi lapak-lapak kaki lima itu mulai berkurang, tidak seramai biasanya. Pedagang Kaki Lima (PKL) ini biasanya menjual beraneka ragam makanan seperti batagor, bakso, telor gulung, dan juga beraneka ragam minuman seperti es durian, es buah, dan masih banyak lagi.

Menurut Pak Toriq yang saya wawancarai, situasi di Malioboro Mall juga sepi pengunjung. Sementara itu, kuliner jalanan tetap buka seperti biasanya, namun tidak ada lagi kerumunan wisatawan seperti biasanya.

Pak Toriq juga mengatakan bahwa acara-acara budaya di Malioboro juga ditunda karena pandemi. Meskipun acara tersebut sudah disiapkan oleh pemerintah, namun karena wabah virus ini, dilakukan penundaan sampai wabah mulai menurun.

Taman Malioboro | Dokpri
Taman Malioboro | Dokpri

Setelah 2 tahun Indonesia mengalami wabah virus ini, akhirnya destinasi wisata yang ada di Indonesia mulai banyak pengunjung termasuk Malioboro. Meskipun wabah virus ini menurun tetapi wisatawan tetap diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

Pada tanggal 17 Mei 2022 Presiden Jokowi telah memberikan kelonggaran kepada masyarakat mengenai memakai masker. Presiden Jokowi menyatakan boleh lepas masker ketika diluar ruangan, namun tidak dalam keadaan berkerumun.

Pasca pandemi ini bukan berarti wabah Covid-19 sudah hilang, namun situasinya mulai membaik. Sehingga pemerintah mulai membuka kembali destinasi wisata termasuk di Yogyakarta.

Malioboro pasca pandemi banyak yang berubah dari sebelumnya seperti lokasi pedagang kaki lima yang sudah dipindahkan di teras Malioboro 1 dan 2. Pedagang kaki lima ini berada diujung utara dan selatan. Meskipun pedagang kaki lima ini dipindahkan pembelinya masih tetap ramai.

Selain itu, toko Samijaya yang merupakan tujuan utama wisatawan sekarang tinggal bangunannya yang tidak terawat. Disebelah Samijaya ada hotel megah yang bernama Mutiara juga sekarang menjadi selter Covid-19.

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sebelumnya menggantungkan hidup disekitaran Pedestrian Malioboro sekarang di teras Malioboro 1 dan 2, yang diresmikan pada Rabu tanggal 26 Januari 2022 lalu.

Teras Malioboro 1 ini tempatnya sangat strategis dan sangat mudah dijangkau karena terketak di kawasan pusat kota Yogyakarta. Teras Malioboro 1 menjadi wajah baru di kota Yogyakarta yang terkenal dengan destinasi wisata, kuliner, budaya, dan sejarah.

Kalian bisa menikmati keindahan teras Malioboro 1 secara detail mulai dari bangunannya yang masih sangat baru. Kurang lebih teras Malioboro 1 ini sudah berdiri selama 5 bulan setelah diresmikan.

Bangunan teras Malioboro 1 terdiri dari 3 lantai dan beberapa space untuk para pedagang kaki lima. Lantai 1 untuk pedagang yang menjajakan berbagai macam kerajinan, lantai 2 dan 3 khusus untuk jual beli fashion atau pakaian, dan lantai 1 dan 2 juga terdapat juga space untuk pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam kuliner.

Salah satu pedagang kaki lima yang saya wawancarai bernama Pak Annas mengaku bahwa pasca pandemi mulai membaik membuat perekonomian Pak Annas meningkat. Hal ini karena masyarakat sudah dilonggarkan untuk beraktivitas diluar, tidak seperti sebelumnya ketika diberlakukannya PPKM yang membuat perekonomian masyarakat anjlok.

Pada lebaran Idul Fitri lalu, banyak wisatawan yang berkunjung ke Jogja terlebih ke Malioboro. Momen lebaran ini menjadi momen bagi para pedagang kaki lima untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, ujar Pak Annas.

Saat ini sudah lumayan banyak wisatawan yang tidak pakai masker terutama para turis manca negara. Hampir semua turis yang saya temui pekan lalu tidak memakai masker.

Hal lain yang juga berubah di Malioboro pasca pandemi adalah larangan skuter listrik. Peraturan tentang larangan skuter listrik ini resmi diterbitkan dalam SE No. 551/5671 yang melarang operasional penggerak motor listrik di Jalan Margo Mulyo, Jalan Margo Utomo, dan Jalan Malioboro.

Alasan dari Pemerintah DIY melarang jenis skuter listrik ini adalah karena ditetapkannya Malioboro sebagai jalur pedestarian. Selain itu, larangan ini juga tentunya mengutamakan keselamatan para wisatawan pejalan kaki dari bahaya yang tidak diinginkan.

Pemerintah DIY berharap dengan diresmikannya aturan larangan skuter listrik membuat para pengunjung Malioboro menjadi nyaman dan betah. Aturan tersebut diberlakukan karena sebelumnya banyak pesewa skuter listrik ini yang memenuhi trotoar sehingga menganggu para pejalan kaki.

Oleh karena itu, pemerintah Yogyakarta akan membuat jalur khusus untuk skuter listrik agar pejalan kaki dan pengguna skuter listrik tidak saling menganggu. Dengan adanya aturan ini membuat suasana di Jalan Malioboro terlihat sepi dibanding dengan sebelumnya.

Namun, toh ini merupakan kebaikan buat semua kalangan masyarakat sehingga membuat lingkungan wisata di Malioboro terasa aman dan nyaman.

Arwan Patiri 14/6/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun