Mohon tunggu...
Arvindra delvisia fitri
Arvindra delvisia fitri Mohon Tunggu... Lainnya - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Personal atas "Islam, Ibadah, dan Keikhlasan" dalam Hal Bekerja Keras

20 Mei 2020   14:54 Diperbarui: 20 Mei 2020   15:16 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Maka dari itu setiap ibadah yang telah dilakukan semua kembali kepada diri kita. Jika saya sudah berusaha atau bekerja keras tetapi Allah SWT belum memberi hal tersebut saya hanya tetap dapat berusaha. Dan hal ini pasti berakhir dalam keikhlasan hati seseorang. Dalam pengalaman saya, setelah saya belajar sekuat tenaga tetapi hasil yang diperoleh tidak maksimal dan berujung pada kegagalan. Maka dari itulah Allah memberi bentuk kasih sayang dan ujian yang pasti bisa dilewati. Allah SWT menginginkan keikhlasan dan bentuk pantang menyerah dala diri saya.

Keikhlasan jauh sangat sulit dilaksanakan. Tetapi dari pengalaman saya, saya tahu bawasannya keikhlasan adalah bentuk kesabaran kita terhadap kegagalan yang telah diberikan Allah SWT dalam bentuk cobaan. 

Saya berfikir bawasannya Allah SWT pasti memberi yang terbaik kepada kita. Tetapi untuk menunggu yang terbaik saya sebagai umat islam harus belajar mengikhlaskan apa yang telah Allah SWT kehendaki saat ini. Maka dari itu kunci awal kegagalan adalah keikhlasan diri kita baru kebangkitan. Mengapa? Karena jika kita bangkit tanpa mengikhlaskan hal yang sudah terjadi pasti terdapat halangan besar dalam prosesnya.

Berdasarkan pengalaman saya, saya mengiklaskan sesuatu membutuhkan berhari-hari, tetapi saya menyadari bahwa langkah saya untuk selanjutnya sangat berat karena selalu terbayang akan kegagalan. Maka dari itu saya belajar sedikit demi sedikit mengiklaskan sesuatu. Dengan cara, jika saya ditempa musibah saya berdoa dan kembalikan lagi kepada sang maha kuasa. 

Keteguhan hati sangat diperlukan dalam hal mengiklaskan, saya selalu barfikir positif pasti ada makna dibalik semuanya dan pasti semua akan diberi yang terbaik kemudian hari. Fikiran tersebutlah yang sudah saya tanamkan jika terdapat sesuatu yang berhubungan dengan kata ikhlas. Namun jika hal tersebut tidak berhasil maka saya harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena menurut saya kunci keikhlasan adalah hati dan fikiran yang bersih.

Mungkin sebagian orang sangat sulit mengikhlaskan sesuatu begitu pula saya, tetapi saya berfikir. Bawasannya apa yang diinginkan ketika itu menjadi sebuah keberhasilan, kita pasti merasakan senang atas apa yang diperoleh. 

Tetapi mengapa kita tidak bisa mengikhlaskan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan atau biasa disebut kegagalan. Maka dari situlah kita harus bersikap dan memiliki prinsip. Prinsip saya yaitu jika senang adalah hal yang mudah mengapa ikhlas adalah hal yang sulit. Padahal semua yang kita jalani pasti terlewat begitu saja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kita sebagai umat islam memiliki keyakinan terhadap hasil kerja keras yang telah diperjuangkan dalam kehidupan. Walaupun tidak dapat dipungkiri bawasannya Allah SWT telah menuliskan takdir seseorang. 

Kita sebagai umat islam yang hanya belajar untuk bekal dunia dan akhirat dimana kita mengaplikasikan dalam kerja keras sebagai bentuk ibadah didunia. 

Ketika hasil dari kerja keras tersebut kurang optimal kita bisa belajar bawasannya kita sebagai umat islam hanya berserah diri kepada allah SWT, hal ini menjadi bentuk keikhlasan kita atas takdir yang telah diberikan Allah SWT. Oleh karena itu kaitan dalam beragama, beribadah, dan keikhlasan dapat kita lihat dalam usaha dan hasil yang kita peroleh dalam kehidupan sehari hari.

Pengalaman saya mengenai "Islam, Ibadah dan Keikhlasan" telah saya sampaikan menjadi rangkaian cerita dalam kerja keras saya. saya menceritakan kerja keras saya sebagai umat isalam dimana disetiap langkahnya pasti ada kesalahan dan kegagalan. Dalam cerita tersebut saya menjelaskan bahwa umat islam pasti dapat menyikapi hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun