Mohon tunggu...
Arvika Refi Shafira
Arvika Refi Shafira Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa FISIP UHAMKA

In a world of worries, be a warrior

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebaik-baiknya Kampanye adalah Ia yang Berkampanye dengan Mengutamakan Nilai-Nilai Islam dalam Setiap Langkahnya

14 Juli 2022   18:36 Diperbarui: 14 Juli 2022   18:39 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2) Ketaatan, yakni komitmen kepada seluruh aturan Allah Swt, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan arahan dari partai politik dan pasangan calon (capres/cawapres). 

(3) Keteladanan (uswah), yaitu menampilkan dan menyampaikan program-program partai atau pasanagan calon dengan cara dan keteladanan yang terbaik (ihsan). 

(4) Jujur (shiddiq), yaitu tidak berdusta/berbohong atau mengumbar janji. Bagi sebagian orang mengumbar janji bohong merupakan satu kunci sukses berkomunikasi politik, padahal hal itu tidak dibenarkan dalam Islam. 

(5) Ukhuwah, yaitu menjaga agar dalam berkampanye tidak ber-ghibah, caci maki, cemooh, dan sebagainya yang dapat meruntuhkan nilai-nilai ukhuwah sesama anak bangsa apalagi terhadap sesama Muslim.

Dari pemaparan diatas, sudah sepatutnya ketika ber kampanye, para calon -- calon tersebut mementingkan lima point etika diatas. Keahlian mereka dalam berkomunikasi  dan menyampaikan pesan kepada masyarakat juga harus mencerminkan bagaimana kepribadian serta visi misi mereka dengan sejujur-jujur nya tanpa adanya manipulasi. Banyak pemimpin yang rela melakukan apa saja ketika masa berkampanye, tetapi ketika terpilih sebagai pemimpin janji-janjinya dengan mudah mereka lupakan, atau yang disebut dusta. Kampanye yang memanipulasi kata-kata, mengumbar janji-janji palsu kepada rakyat agar mereka mendapatkan banyak suara adalah salah satu bentuk etika berkampanye dalam islam sudah dilanggar. Sudah melanggar etika, menghancurkan kepercayaan masyarakat juga yang telah meyakininya untuk menjadi pemimpin.

Selain pentingnya etika dalam berkampanye, Allah SWT juga menyampaikan kepada hambanya melalui ayat dalam Al-Qur'an di surah Al-Maidah:51 yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-wali(mu); sebahagian mereka adalah wali bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Berhubungan dengan ayat tersebut juga, disampaikan didalam surah Al-Imran:28 yang artinya "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka." Dengan begitu, sebagai negara yang didalamnya mayoritas agama islam, kita diberikan perintah untuk pintar-pintar dalam memilih pemimpin, selain yang harus beragama islam juga kita harus memilih pemimpin yang mana dirinya mencerminkan serta menerapkan prinsip-prinsip komunikasi islam. Berikut 6 prinsip komunikasi islam: 

(1) Qaulan Sadida, Suatu penyampaian perkataan atau pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak berbohong dan tidak berbelit-belit.

(2) Qaulan Baligha, Suatu penyampaian dengan menggunakan kata kata yang efektif,lugas, tidak berbelit belit dan tepat sasaran.

(3) Qaulan Ma'rufa Suatu penyampaian yang menggunakan perkataan yang baik,ungkapan yang pantas, santun, dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan.

(4) Qaulan Karima, Suatu perkataan yang menjadikan orang lain tetap dalam kemuliaan atau perkataan yang mampu membawa manfaat bagi orang tersebut. 

(5) Qaulan Masyura, Perkataan yang lemah lembut, dengan suara yang enak didengar dan penuh keramahan sehingga dapat menyentuh hati seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun