Mohon tunggu...
ARVI AMARTYA BRACILLA
ARVI AMARTYA BRACILLA Mohon Tunggu... Mahasiswa - pembelajaran

Mahasiswi S1 Reguler - Dosen Prof.Dr.Apollo M.Si.Ak - Arvi Amartya Bracilla - NIM 43220010165 - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akuntansi Tema: Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika Menurut Charles Sanders Peirce

23 Mei 2022   17:22 Diperbarui: 23 Mei 2022   17:41 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1 : konsep Triadik Charles S. Peirce

Seorang penafsir adalah elemen penting untuk mengasosiasikan simbol dengan objeknya (tiga jenis penafsir yang penting: induksi, deduksi, dan pengambilan (hipotesis)). Agar ada sebagai tanda, tanda harus ditafsirkan (dan oleh karena itu diperlukan seorang penafsir) (Lechte, 1994, hal. 167). Oleh karena itu, makna tergantung pada  tanda dan citra atau pemikiran orang tersebut terkait dengan apa yang diwakili oleh tanda tersebut (Littlejohn & Foss 2018, hlm.55).

Apa pengertian teori laporan keuangan sebagai Tanda atau ilmu Semiotika ?

Pengertian Teori Laporan Keuangan

Tentu saja teori laporan keuangan  sudah tidak asing lagi, karena laporan keuangan dikenal sebagai informasi yang menjelaskan atau menjelaskan  keberadaan suatu posisi keuangan dalam suatu unit usaha selama suatu periode akuntansi. Laporan keuangan harus disiapkan secara sistematis dan setelah jangka waktu tertentu, atau untuk  akuntabilitas, transparansi, keseimbangan antargenerasi, manajemen dan evaluasi kerja. Tentunya penyusunan laporan keuangan yang terstruktur dan sistematis didasarkan pada prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam prinsip akuntansi: standar akuntansi, periodisitas, pengungkapan penuh, penyajian wajar, konsistensi, realisasi dan pelaporan formal.

Linguistik dalam Semiotika Peirce

Peirce memberikan perhatian lebih dalam perindikasi linguistik yg menurutnya sangat krusial. Menurutnya setiap perindikasi secara generik berlaku jua dalam perindikasi linguistik, akan tetapi belum tentu perindikasi linguistik berlaku juga buat perindikasi lainya. Menurut Peirce perindikasi-perindikasi berkaitan menggunakan objek-objek yg menyerupainya, keberadaannya mempunyai interaksi sebab-dampak menggunakan perindikasi-perindikasi atau lantaran ikatan konvensional menggunakan perindikasi-perindikasi tersebut. Oleh karena itu secara generik Peirce justru mengemukakan bahwa teorinya ini berlaku secara generik. Oleh karena itu perindikasi linguistik ini pada teori Peirce suatu hal yg krusial tetapi bukan berarti satu-satunya yg terpenting. Berbagai perindikasi yg terujat menggunakan objek-objeknya sebagai suatu bahasan yg generik sebagaimana ingin diungkapkan Peirce pada teorinya ini. Bahwa banyak sekali perindikasi-perindikasi yg diciptakan insan pada rangka buat berkomunikasi adalah representasi atas bahasa linguistik atau perindikasi linguistik yg berlaku secara generic

Klasifikasi Tanda menurut Peirce

Peirce lebih memperhatikan simbol bahasa. Peirce ingin menggunakan semiotikanya sebagai referensi umum untuk mempelajari berbagai tanda. Oleh karena itu, diperlukan kajian yang  lebih mendalam mengenai masalah ini. Apalagi mengingat ruang lingkup teori ini. itu sebabnyaPeirce membaginya dalam beberapa klasifikasi:

1. Berdasarkan Ground: Yakni berkaitan dengan sesuatu yang membuat suatu tanda dapat berfungsi. Dalam hal ini Peirce mengklasifikasikan Ground kedalam tiga hal yakni:

  • Qualisign adalah kualitas  tanda. Misalnya, kualitas kata-kata yang  menyertai lambang (seperti). Kata-kata sulit, sulit, atau lunak. Ini tidak hanya menentukan kata-kata, tetapi juga kualitas  tanda, serta warna yang digunakan dan gambar yang menyertainya.
  •  Sinsign adalah keberadaan dan realitas suatu objek atau peristiwa bagi sebuah tanda. Misalnya, kata banjir pada kalimat "Ada bencana banjir" adalah  peristiwa yang menjelaskan bahwa banjir itu disebabkan oleh  hujan.
  • Legisign adalah standar yang terkandung dalam  tanda. Ini ada hubungannya dengan apa yang Anda bisa dan tidak bisa lakukan. Misalnya, tanda dilarang merokok menunjukkan bahwa  dilarang merokok di tempat tanda itu berada. Yang lebih umum, tentu saja, rambu lalu lintas yang menunjukkan apa yang diizinkan dan apa yang tidak diizinkan saat mengemudi.

2. Berdasarkan Objeknya:

  • Simbol adalah karakter yang menyerupai bentuk benda aslinya. Hal ini juga dapat diartikan  sebagai hubungan antara karakter yang sama dan objek. Tujuan dari simbol adalah untuk menyampaikan pesan dalam bentuk aslinya. Contoh  paling sederhana, dan banyak contoh yang kita temui tetapi tidak kita sadari, adalah peta.
  • Indeks adalah simbol yang mengacu pada hubungan sebab akibat atau sebab akibat. Dalam hal ini, simbol bersifat kausal terhadap objek. Simbol berarti hasil dari  pesan. Contoh  umum adalah asap sebagai tanda  api.
  • Simbol adalah simbol yang terkait dengan representasi simbolik dan simbolik. Sesuatu dilambangkan dengan simbol yang telah disepakati oleh penandatangan sebagai acuan bersama. Misalnya, semua orang tahu dan setuju bahwa lampu merah berarti berhenti dan lampu merah berarti berhenti.

3. Berdasarkan Interpretant:  

  • Rema adalah simbol yang bisa diartikan dalam banyak hal. Misalnya, mereka yang memiliki mata merah dan mengantuk, mereka yang memiliki sakit mata, peradangan, mereka yang baru bangun tidur, dan mereka yang mabuk.
  • Dicent sign atau dicisign adalah tanda yang sesuai dengan fakta dan kenyataan. Misalnya, jika ada banyak anak di jalan desa, ada rambu lalu lintas di jalan, jadi berhati-hatilah jika Anda memiliki banyak anak.Contoh lain misalnya jalan yang rawan kecelakaan, maka dipasang rambu hati-hati rawan kecelakaan.
  • Argumen adalah tanda yang mengandung beberapa alasan. Misalnya tanda larangan merokok di SPBU, hal tersebut dikarenakan SPBU merupakan tempat yang mudah terbakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun