Namun malam ini, ada sesuatu yang berbeda. Di balik tirai hujan, Melati melihat seseorang berdiri di bawah lampu jalan yang temaram. Sosoknya tampak begitu familiar, tinggi, tegap, dan terlihat ragu-ragu di tengah hujan. Hatinya berdebar, merasa tak percaya, tapi juga tak ingin berharap lebih.
Melati membuka pintu balkon kecilnya, lalu memandang lebih jelas ke arah sosok itu. Benar saja, itu adalah Raka. Dengan jantung yang berdegup kencang, ia segera mengenakan jaket dan berlari turun ke bawah.
Di bawah hujan yang deras, mereka saling berpandangan. Raka tersenyum, namun tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Mereka hanya berdiri di sana, terdiam, membiarkan hujan menyelimuti keheningan mereka. Melati merasa seperti waktu terhenti, seolah-olah hujan malam ini adalah jawaban dari semua rindu yang ia simpan selama ini.
"Aku kembali, Mela," ucap Raka dengan suara lembut. "Aku tak pernah benar-benar bisa melupakanmu."
Melati tersenyum, air mata membasahi pipinya, bercampur dengan rintik hujan yang menetes dari langit. Rindu yang selama ini ia simpan seolah menemukan pelabuhannya kembali. Tanpa banyak kata, mereka tahu bahwa kehadiran satu sama lain adalah jawaban dari semua yang mereka cari selama ini.Â
Malam itu, mereka berbincang panjang, berbagi cerita tentang hidup masing-masing selama bertahun-tahun terpisah. Melati pun menyadari bahwa kehadiran Raka tidak hanya mengembalikan kenangan, tetapi juga memberikan harapan baru. Mereka bukan lagi sepasang anak muda yang naif, melainkan dua orang dewasa yang telah melalui banyak hal. Mereka berbicara dengan kedewasaan, dan keduanya tahu bahwa perjalanan hidup tak selalu bisa diprediksi.
Raka pun bercerita bahwa ia telah kembali untuk menetap di kota ini dan berencana memulai hidup baru. Namun, ia tak pernah menyangka, bahwa malam ini, ia akan menemukan cinta lamanya kembali, seseorang yang ia pikir telah menghilang dari kehidupannya.
"Bagaimana jika kita mencoba lagi?" tanya Raka dengan penuh harapan.
Melati terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. Mereka berdua tahu bahwa perjalanan ini mungkin tak akan mudah, tapi malam itu, di tengah hujan yang deras, mereka berjanji untuk menjalani semuanya bersama. Mereka berjanji untuk tidak lagi meninggalkan satu sama lain.
"Rindu memang sesuatu yang unik. Kadang, rindu adalah rasa yang menyakitkan, karena mengingatkan kita pada apa yang telah hilang. Namun, rindu juga memiliki kekuatan untuk memberikan harapan baru, jika kita mampu menunggu dan percaya. Rindu mengajarkan kita untuk lebih menghargai setiap momen yang kita miliki, serta mengingatkan bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya."
Tamat
Jangan lupa Like dan Comment.Â