Mohon tunggu...
Andreas Doweng Bolo
Andreas Doweng Bolo Mohon Tunggu... Dosen - fides et ratio

Biodata: Nama: Andreas Doweng Bolo Pekerjaan: Dosen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merayakan Hari Lahir Pancasila ala UNPAR

2 Juni 2023   14:20 Diperbarui: 2 Juni 2023   14:28 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanu Rahadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi menggelagar membawakan Pidato Bung Karno, 1 Juni 1945  (dok.tim)

Pagi hari, Kamis 1 Juni 2023 sejumlah mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berdatang ke kampus yang terletak di Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung. Kedatangan para mahasiswa dalam rangka Peringatan Hari Lahir Pancasila yang mengambil tema di tahun 2023 ini yaitu "Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbungan Global". Di lingkungan UNPAR kegiatan refleksi bersama tentang Pancasila dimotori Pusat Studi Pancasila UNPAR. Kegiatan yang mengambil tempat di gedung PPAG Multi Fungsi UNPAR diskenariokan dalam tiga bagian besar yaitu Prosesi Kebangsaan, Performance, dan talk show kebangsaan. Steven dan Putri mahasiswa Fakultas Ekonomi sebagai pemandu acara memberi semangat kepada segenap mahasiswa untuk mengambil bagian aktif dalam Harlah Pancasila ini.

Prosesi dan Performance Kebangsaan

Kegiatan diawali dengan prosesi kebangsaan yang melibatkan Resimen Mahasiswa (Menwa) UNPAR. Prosesi awal ini sederhana  namun penuh hikmat diikuti seluruh hadirin yaitu penghormatan  Bendera Negara "Sang Merah Putih" diikuti dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan diakhir dengan pembacaan teks Pancasila.

Musikalisasi kisah perjuangan mewujudkan nilai-nilai Pancasila (dok.tim)
Musikalisasi kisah perjuangan mewujudkan nilai-nilai Pancasila (dok.tim)

Acara kemudian dilanjutkan dengan refleksi bersama yang diawali dengan  mendengarkan penggalan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang dibawakan dengan passion ala Bung oleh Tanu Rahadi mahasiswa Fakultas Ekonomi UNPAR.  Pembacaan penggalan naskah ini dihadirkan agar mahasiswa pun diperkenalkan dengan teks asli dan suasana batin ketika pidato ini dikumandangkan. Perjumpaan generasi sekarang dengan teks asli menjadi sebuah conditio sine qua non di tengah berbagai percepatan perkembangan dunia. Seusai mendengarkan penggalan pidato Bung Karno, ada sungguhan teater musikal yang mengisahkan kemelut perjuangan, tantangan zaman yang menjadi pekerjaan rumah setiap generasi.

Tanu Rahadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi menggelagar membawakan Pidato Bung Karno, 1 Juni 1945  (dok.tim)
Tanu Rahadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi menggelagar membawakan Pidato Bung Karno, 1 Juni 1945  (dok.tim)

Dan pada bagian akhir, ditutup dengan bincang kebangsaan yang menghadirkan tiga pembicara yaitu Brigjen (Purn.) Thomas Supono, Andreas Doweng Bolo (Ketua Pusat Studi Pancasila), dan Adito Palendra (Ketua BEM UNPAR) dan dimoderatori Ghina Luthfi mahasiswa Fakultas Hukum. Bincang Pancasila lintas Generasi ini merupakan sebuah upaya kecil untuk saling berbagi, saling mendengarkan, saling memahami, berbagai momen kejuangan dalam berbagai era. Brigjen (Purn) Thomas Supono yang menempuh karir di militer sejek 1970 berbagi tentang bagaimana Pancasila sila itu menjadi nadir seorang prajurit. Hal itu terwujud konkret dalam Sapta Marga yang diuraikan satu persatu oleh Pak Thomas begitu beliau disapa sehari-hari di lingkungan UNPAR sebagai salah seorang pengampuh mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Beliau juga berkisah tentang kesejahteraan prajurit yang menjadi hal yang perlu diperhatikan karena bila ini diabaikan maka proses pendidikan ketentaraan itu mengalami hambatan. Beliau berkisah, ketika bertugas di Sulawesi di sekitar 1980-an, dimana malam-malam para prajurit mengikuti nelayan untuk mencari ikan demi memenuhi kebutuhan hidup. Bila itu terjadi terus menerus, akan mengganggu disiplin prajurit karena para prajurit tersebut akan terkantuk-kantuk di pagi hari terutama di jam-jam pembelajaran.

Adito pun menyoroti peran generasi muda dan situasi yang acapkali dihadapinya. Mewujudkan nilai-nilai dalam sila-sila tersebut juga merupakan pekerjaan rumah besar bagi generasi muda. Andreas Doweng Bolo Ketua PSP dalam menanggapi pertanyaan dari peserta seputar Pancasila dan Pemilu 2024 menandaskan tentang pentingnya keterlibatan/partisipasi semua pihak termasuk mahasiswa dalam pesta demokrasi tersebut. Pemilu bila kita mengutip pidato Bung Karno 1 Juni harus menjadi gawe bersama kita.

Para Pembicara berbagi Kisah Pancasila Lintas Generasi dipandu oleh Ghina (dok.tim)
Para Pembicara berbagi Kisah Pancasila Lintas Generasi dipandu oleh Ghina (dok.tim)

Bersama Kaum Muda

Harold salah seorang Mahasiswa tampil membawakan lagu
Harold salah seorang Mahasiswa tampil membawakan lagu "Garuda Pancasila-karya Sudharnoto (dok.tim)  

Peserta kegiatan terutama para mahasiswa dari berbagai angkatan dan berbagai fakultas. Kegiatan ini merupakan sebuah upaya memperkenalkan Pancasila dengan kepada generasi muda yang seringkali dipandang tak mengetahui dengan baik sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Bila hal ini terjadi, tentu yang perlu dikritisi paling pertama bukan generasi muda, tetapi generasi pendahulunya yang tak mau melakukanan sesuatu yang berarti untuk mewariskan nilai luhur dan sejarah bangsa Indonesia itu. Karena sesungguhnya generasi muda sangat terbuka dan mau belajar bila ruang dan kesempatan itu diupayakan bersama. Hal ini terbukti, dengan kegiatan kecil yang dilakukan oleh Pusat Studi Pancasila UNPAR yang juga disambut antusias oleh para mahasiswa.

Sebagian pengisi acara bersama rektor UNPAR (dok.tim) 
Sebagian pengisi acara bersama rektor UNPAR (dok.tim) 

Semua ini bisa terjadi juga berkat dukungan dari pimpinan universitas, pimpinan lembaga terutama Lembaga Pengembangan Humaniora yang berupaya mengajak mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila dan juga Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan serta mata kuliah umum lainnya. Selain itu dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabadian kepada Masyarakat (LPPM) juga menjadi motor penggerak penting segala gagasan kebangsaan terus digodok di dalamnya.

Sebagaimana yang dikatakan secara lantang oleh Bung Karno dalam Pidato 1 Juni tersebut, bahwa nilai-nilai kebangsaan itu tak mungkin terwujud tanpa perjuangan. Perjuangan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila menjadi kata kunci penting seluruh elemen bangsa demi masa depan bangsa Indonesia. Berikut petikan pidato Bung Karno yang menggariskan betapa penting perjuangan itu: "Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan peri kemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman, dengan ke-Tuhanan yang luas dan sempurna,-janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, dan sekali lagi perjuangan" (huruf tebal dari penulis). Mari berjuang dalam semangat gotong royong membangun peradaban dan pertumbuhan global

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun