Kesalahan fatal ketika akhir ramadhan disibuki hal-hal yang tidak urgen, sedang akhir ramadhan merupakan hari-hari baik dalam meningkatkan ketakwaan. Lebih parahnya lagi ketika ada sifat riya menjangkiti, bukan lagi berlomba-lomba dalam beribadah, tapi berlomba-lomba menampilkan aksesoris-aksesoris. Perempuan-perempuan (juga laki-laki tentunya) yang seperti ini akan mendapat celaan nanti. ".... mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja."
C. Ramadhan: ladang pahala bagi perempuan
Dalam momentum Ramadhan, seringkali kita sebagai perempuan merasa iri dengan laki-laki yang bisa menjalankan puasa sebulan penuh. Namun sebetulnya, peluang pahala bagi perempuan sangatlah melimpah. Terdapat beberapa amalan yang lebih cenderung dilakukan oleh perempuan dibandingkan oleh laki-laki. Kebiasan kaum perempuan dalam ramadhan adalah menyiapkan hidangan buka puasa (Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, baginya pahala seumpama pahala bagi orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya (orang yang berpuasa itu).” (HR Al-Baihaqi & Ibn Khuzaimah)), menyiapkan dan mengajak makan sahur (“Barsahurlah kamu semua, sesungguhnya dalam sahur itu ada barakah.” (HR Al-Bukhari & Muslim))
Sebagai khatimah, mari kita jadikan ramadhan sebagai madrasah kehidupan. Tempat dimana kita bisa menebalkan keimanan, melapangkan jiwa sabar dan qana'ah, mengokohkan silaturrahim, menyuburkan semangat altruisme dan egalitarian, menumbuhkan rasa kasih sayang, dan meningkatkan pengetahuan duniawi akhirawi. Ramadhan adalah bulan mulia, sudah sepatutnya kita semakin memulikan perempuan dibulan ini. Selamat berpuasa yang menjalankannya, Insya Allah, tidak sekedar ayat-ayat cinta akan bertasbih, tapi alam semesta jua akan bertasbih atas kesaksian iman dan islam kita. Aamiin.........!