"Siapa lagi kalau bukan Fitra!"
“Loh, bagus dong. Terus apa masalahnya?“ tanyaku heran.
"Aku kesal dengannya. Apa-apa dia selalu yang nomor satu,” katanya penuh emosi.
Aku mengangguk-angguk mengerti. "Jadi, kamu iri sama keberhasilan dia?"
Nadin menggeleng. "Tidak bukan begitu."
"Bukan bagaimana?"
Aku terkekeh melihatnya terdiam tak bisa menjawab. "Begini, Kakak punya cerita kamu mau dengar?"
Dengan bersemangatnya Nadin berseru, “Mau!”
Aku pun mulai bercerita.
“Pada suatu hari, ada seekor ulat pemalas, kerjanya tidur sepanjang hari di dahan pohon. Tetapi, tidak dengan hari itu ia tidak bisa tidur karena terganggu dengan bisingnya serangga-serangga yang berada di seberang dahan pohonnya.“
“Memang di seberang dahan pohon ulat, ada apa?“ Nadin tiba-tiba menyela.