Mohon tunggu...
Yayu Arundina
Yayu Arundina Mohon Tunggu... Guru - Blogger bandung yang juga berkiprah di dunia pendidikan

menulis sami sareng mengeksplorasi dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Lolongan di Tengah Malam

22 Juni 2017   09:44 Diperbarui: 22 Juni 2017   09:51 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam merambat begitu cepat. Mataku terasa berat. Ingin rasanya segera merebahkan diri. Namun, tugas belum selesai. Segera kupaksa jiwa dan fisikku untuk menyelesaikannya. Teng... Teng... Teng. Ah, tepat tengah malam. Selesai.

Kurebahkan diriku di kasur empuk. Pegal nian pinggangku. Mataku segera merapat. Kesadarankupun mulai menurun. 

"Anjing... Bangsat... "

Tiba-tiba teriakan orang di luar membangunkanku. Sedetik berikutnya kudengar baku hantam. Saling menyalahkan. Seorang wanita berteriak histeris.

"Sudah. Sudah. Sudah," teriaknya.

Namun, para lelaki itu masih terus membuktikan keegoisannya. Baku hantam masih terjadi disertai teriakan. Kemudian, mereka berlari menjauh. Saling berkejaran. Sayup-sayup.

"Kapan kejadiannya ?" tanya lelaki dengan suara berat.

"Baru saja," jawab perempuan itu.

Aku terjaga. Kantukkupun hilang. Tiba-tiba keriuhan itu mendekat lagi. Kudengar suara beling pecah. 

"Kubunuh kau!" teriak seseorang.

"Sudah atuh, Aa!" kata perempuan itu frustasi.

"Ah, kubunuh kau!"

Prang. Beling botol itu kembali pecah.

Hatiku dag dig dug. Suamiku belum pulang. Aku melihat jam di ponselku. Pukul dua kurang seperempat. Kegaduhan di luar masih terjadi. Semakin ramai. Tampaknya, banyak lelaki yang keluar untuk melerai. Teriakan-teriakan itu masih kudengar. Suara orang-orang berlari mengejar pemabuk yang kalap masih ramai.

Tiba-tiba... "Aaaghhrrr...!"

"Mampus kau !"

"Akaaanggg...!" Wanita itu berteriak histeris.

"Mampus... Mampus... Mampus !" teriak pemabuk puas.

Detik berikutnya, pintu rumahku ramai digedor orang.

Gelap seketika.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun