Pengantar Pemikiran Para Sosiolog Klasik: Marx, Durkheim, dan Weber
1. Karl Heinrich Marx:
Dialektika Marx itu ada tesis > antiesis > sintesis. Marx memiliki dialektika materi yaitu yang pertama kenyataan yang berkembang bisa melalui proses dialektika dan yang kedua yaitu kesadaran adalah wujud dari dunia yang nyata.
Latar belakang pemikiran Marx yaitu adanya materialisme historis yang merupakan landasan materi berupa interprestasi tentang kehidupan masyarakat.Â
Kemudian ada juga materialisme dialektis yang landasan materinya berupa interprestasi atas segala fenomena alam yang terjadi.Â
Asas dari materialisme dialektis yaitu ada gerak (perubahan) ada dua macam yaitu gerak aktif (yang menyebabkan gerak) dan gerak pasif (yang menjadi perubahan), berelasi (hubungan yang saling terjadi antara perubahan dan perkembangan), perubahan dari kuantitatif ke kualitatif atau sebaliknya, dan yang terakhir adalah kontradiksi (tidak ada perkembangan yang timbul sendiri kecuali adanya pengganti dari yang lama).
Kerangka struktur masyarakat menurut Marx yaitu ada suprastruktur (sosioal, politik, budaya, filsafat, agama, pendidikan dan kesenian) dan infrastruktur (ekonomi yaitu hubungan produksi dan alat produksinya).
Manusia menurut Marx yaitu adanya sejarah yang menentukan dan dapat dipengaruhi, diciptakan serta dirubah. Manusia menurut Marx ini adalah sebagai subjek sekaligus objek. Kalau mayarakat menurut Marx ada dua yaitu borjuis dan proletar.
2. David Emile Durkheim
Masyarakat menurut Durkheim yaitu sesuatu yang dihadapkan kepada fakta-fakta sosial. Menurutnya, masyarakat ada 4 pilar pendukungnya yaitu yang sakral dan propan, klasifikasi (sanksi/hukuman), ritus (perayaan budaya), dan ikatan solidaritas.Â
Fakta sosial bersifat terpisah di luar individu yang artinya memiliki karakter yang khusus. Fakta sosial dibagi dua sama Durkehim, yang pertama ada material (hal yan dapat diperhatikan dan merupakan bagian dari dunia nyata yang mengatur individu) contohnya masyarakat. Yang kedua ada fakta sosial non-material (sesuatu yang dianggap nyata dan bersifat intersubjektif yang dapat muncul di kesadaran mansuia) contohnya norma, nilai dan lain-lain.
Solidaritas sosial adalah keadaan pertemanan antara individua atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan diperkuat dengan pengalaman emosional. Solidaritas ini didukung oleh nilai moral dan kepercayaan yang ada. Solidaritas merupakan komponen utama dari perkembangan msyarakat.Â
Solidaritas terbagi menjadi dua yaitu solidaritas mekanik (pembagian kerja rendah, individualisme rendah, dan bersifat primitive), dan solidaritas organik (pembagian kerja tinggi, individualisme tinggi, dan bersifat industrial).
Salah satu buku Durkheim yaitu ada yang berjudul "Suicide" tahun 1897 yaitu tentang fakta sosial berkaitan dengan nilai dan norma yaitu kasus bunuh diri. Bunuh diri ini terjadi karena renggangnya solidaritas sosial dan terlalu eratnya solidaritas sosial.Â
Bunuh diri terbagi menjadi empat tipe yaitu bunuh diri egoistik (individu tertutup, lemah di sosialnya, dan individu ini tidak dapat memenuhi kebutuhan pribadinya), bunuh diri anomik (adanya perubahan sosial seperti peraturan yang ada itu tidak melekat pada individu, individu kehilangan cita-cita serta tujuan dalam hidupnya), bunuh diri altruistik (individu terikat kuat dengan lingkungannya, adanya kepercayaan melakukan bunuh diri akan menimbulkan kebaikan untuk lingkungan sosialnya), dan bunuh diri fatalistik (peraturan pada individu meningkat, apalagi individu tidak dapat mematuhi peraturan maka akan menyerah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H