Kegiatan selanjutnya pembuatan brand identity guidelines merk usaha seperti label, pemilihan warna, serta tagline. Pada tahap awal kegiatan ini sasaran diajak untuk merancang merk dan visual identity merk usaha bersama. Hasil dari kegiatan adalah merk usaha bernama “Mr. Jack Laundry Bersaudara” dengan warna brand biru. Hal tersebut diputuskan karena nama tersebut mewakili unsur kekeluargaan yang dibangun oleh pelaku usaha dan menyisipkan nama anak sebagai bentuk keyakinan serta keberkahan atas usahanya tersebut. Selain itu warna biru yang merupakan warna khas dan identik dengan air yang dipakai untuk memperkuat unsur merk.
Pada tahap selanjutnya adalah eksekusi pembuatan desain label dan desain brand identity guidelines merk, dalam tahap ini pelaksanaan atau eksekusi desain dilakukan dengan menggunakan software CorelDRAW X7 di laptop. Proses pembuatan desain tersebut dilakukan agar usaha laundry memiliki merk secara digital dan dapat digunakan untuk keperluan layanan online maupun pengembangan produk dan merk dengan brand identity guidelines yang telah dibuat tersebut.
Pada tahap selanjutnya di minggu ke tiga ini, adalah pendampingan dalam pembuatan dan pencetakan desain banner usaha. Proses pembuatan desain banner usaha dibuat dengan menggunakan software yang sama dengan sebelumnya, yaitu CorelDRAW X7, adapun penggunaan software ini dilakukan karena mayoritas agensi percetakan menggunakan software tersebut sehingga hal ini diharapkan dapat mempermudah proses pencetakan. Pencetakan banner dilakukan di Percetakan Prima Media Grafika Jember, percetakan tersebut dipilih karena harga yang terjangkau serta lokasi yang mudah dijangkau dari tempat usaha laundry sasaran.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan pendampingan sasaran dalam menggunakan metode digital marketing untuk pengenalan usaha. Kegiatan awal dalam tahap ini adalah pembuatan akun WhatsApp Business sekaligus menggunakan fitur-fitur yang telah tersedia pada platform. Sasaran melakukan pembuatan akun melalui smartphone, dalam pembuatan akun WhatsApp Business cukup dipersiapkan nomor telepon khusus bisnis untuk memudahkan proses verifikasi dan menghindarkan urusan pribadi dan urusan bisnis tercampur. Setelah akun tersebut terbuat maka kegiatan selanjutnya yakni melakukan perubahan profil dan menggunakan fitur-fitur yang tersedia untuk memudahkan pengenalan usaha dan menjangkau pelanggan.
Selanjutnya, kegiatan yang dilakukan pada minggu ke tiga ini, adalah optimalisasi media online dengan branding. Optimalisasi media online ini dilaksanakan dengan mengacu pada brand identity guidelines yang telah dibuat pada beberapa hari sebelumnya, yaitu melengkapi mengubah nama akun pengguna dengan sama sesuai dengan brand dan ketentuan pada platform. Selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu melengkapi profil pada akun WhatsApp Business yang memuat informasi bisnis mulai dari nama bisnis, alamat usaha, kategori bisnis, detail kontak, deskripsi, email, dan situs website seperti halaman Facebook dan Instagram.
Capaian Hasil Pengabdian KKN Back to Village 3 dan Peluang Impact-nya
Pada minggu ke-4 (minggu ke empat) kegiatan yang dilaksanakan adalah monitoring dan evaluasi pada kegiatan yang telah dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu. Dalam tahap ini dilakukan monitoring melalui pemantauan akun media online yang dijalankan oleh sasaran. Sasaran pada kegiatan tersebut sudah cukup mampu untuk menjalankan media online secara mandiri pada akun WhatsApp Business-nya seperti berkomunikasi langsung dengan para pelanggan. Selain itu sasaran juga mampu dalam merancang pelayanan kreatif dan pengembangan usaha untuk selanjutnya diperkenalkan secara online melalui media sosial atau marketplace WhatsApp Business. Kemudian evaluasi yang diberikan pada tahap ini berupa arahan dan solusi untuk tahap-tahap yang kurang optimal.
Evaluasi diberikan untuk beberapa kegiatan diantaranya, penggunaan teknologi dalam hal ini smartphone. Sasaran perlu lebih sering dan banyak belajar agar lebih mahir dalam pengoperasian smartphone dan berbagai aplikasi lainnya. Hal lain yang dievaluasi yaitu pengenalan/promosi usaha dan pelayanan, untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pengenalan/promosi online maka selain menggunakan WhatsApp Business sasaran juga perlu melakukan pengenalan/promosi di platform lain seperti Instagram dan Facebook. Selanjutnya evaluasi diberikan untuk produk sebagai media pelayanan yang perlu ditambah variasi atau dalam istilah lain diversikasi produk pelayanan, hal ini dilakukan agar usaha laundry memiliki pilihan lebih banyak yang dibutuhkan oleh konsumen.
Evaluasi dan monitoring kegiatan dilaksanakan guna mengetahui keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan pada program KKN Back to Village 3 dengan mengajak usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Hasil pelaksanaan program ini secara garis besar membantu dalam proses optimalisasi usaha laundry Desa Tegal Waru secara online. Dengan program ini usaha laundry tidak hanya diajak untuk membuat usaha berkembang dan dikenal melalui online saja namun juga merancang pelayanan inovatif, kreatif, dan dibutuhkan pasar serta membuat konten kreatif dan berkualitas dengan mengacu pada brand identity guidelines sehingga menghasilkan output maksimal pada merk usaha dan pelayanan baik dari segi brand maupun fasilitas usaha laundry tersebut.
Mengacu pada evaluasi dan monitoring yang telah dilaksanakan, peluang-peluang impact yang dapat diperoleh secara signifikan yakni banyaknya tanggapan positif dari masyarakat sekitar dengan adanya usaha laundry di Desa Tegal Waru. Para pekerja lain, seperti karyawan maupun pelaku usaha lain seperti usaha konveksi dapat meringankan pekerjaannya dan meminimalisir tenaga dengan menjadi pelanggan pada usaha laundry ini. Sedangkan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan dapat menjadi karyawan dengan bekerja bersama pelaku usaha laundry ini.
Pada aspek ekonomi, hal ini terlihat sangat signifikan dengan meningkatnya ekonomi pelaku usaha serta para pekerja yang bekerja sebagai karyawan ditempat usaha laundry tersebut. Banyaknya minat pelanggan untuk menjadikan jasa laundry ini sebagai cara untuk memudahkan aktivitasnya membuat kedua belah pihak saling menguntungkan. Selain itu, pada aspek budaya yang berpola merubah demografi dan tata pikiran masyarakat menjadikan mereka berpikir dan menemukan peluangnya untuk memulai suatu bisnis dengan berwirausaha.