Malam selalu berkisah di awal penciptaannya.
Ketika haq dan bathil dipisahkan, hijrah diagungkan.
kasidah Ali pun disabitkan.
Setelah beratus-ratus stasiun waktu disinggahi,
Adam kembali dalam hormat juga rahmat.
Di sebuah tanah lapang. Doa berderai bagi Idris
langit memintanya berkunjung, membenihkan bunga di pekarangan derajatnya.
Di sebuah penjara tanpa sipir. Dzikir pun merembah bagi Yusuf
raja memintanya menafsirkan mimpi-mimpi, sepatutnya ia dibebaskan.
Laut itu. adalah jasad Yunus yang terkapar dalam perut ikan Nun kelaparan.
Ia menyeru kesucian Tuhannya. sedang dirinya adalah kelemahan.
Bukit itu. adalah perauh Nuh yang berlabuh setelah riuh banjir berkepanjangan.
hanya 40 sanak manusia serta binatang sahaja terselamatkan.
Api jelmakan embun bagi Ibrahim.
Langit tengadahkan tempat tinggal bagi Isa.
jalan-jalan yang pernah dipetakan telah merabas hidup menjadi iman.
dan Tuhan, ia akan ikut serta dalam perjalanan yang kita doakan.
Di Aqabah, musa mengucap mantra. Tenggelamkan Fir'aun beserta pharaohnya.
Sementara di Yerussalem, istana Sulaiman kembali bertahta menemui rajanya.
"Maka sampaikanlah pada setiap yang datang,
tasbihkanlah Tuhan dalam gerak yang diistiqomahkan!"Â
Sepanjang malam-malam yang diberkati
tanpa istirah serta keangkuhan semesta.
"O, betapa kekal wajah-Mu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.
sedang setiap di langit dan bumi engkau disibukkan, segala yang meminta!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H