dari melodrama malam yang digelar semaunya.
setelah itu kita tidak saling sapa
dan melukis jejak-jejak bisu pada selembar papirus.
di ruas malam ini ada yang tersesat
-ada yang tidak tahu arah jalan pulang
karena cinta yang direnggut angin malam
karena tawa yang terlanjur bungkam dalam rongga dada
;begitulah kusebut kau yang tersesat
hanya jelempah yang beringsut pada musim yang kuncup
tanpa menanyakan kabar terakhirmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI