"Ayah, silsilah cerita ini terlalu panjang, dan aku tak sanggup meresumenya  menjadi ikhtisar yang berarti, sebab bagiku kau adalah kenangan yang tak pernah mati dalam pikiranku!"
Maka malam-malam pun terlewati.
gelisah kukhidmati seluas ruang kelas dan perpustakaan.
Kau pun pergi.
Tapi wajah sendumu selalu memintaku untuk meng-kuduskan  perjalanan dengan keikhlasan.
Ayah,
terimakasih atas gema do'a dan puisimu sepanjang malam lalu
sungguh,
do'aku dan seluruh anak-anakmu akan tetap mengalir  dan mengairi tanah pekuburanmu yang teduh
Selamat jalan! menemui cinta dan dan kasih Tuhan...!
Malaikat pun mengamini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!