Identifikasi Saham atau Aset: Pilih saham atau aset yang akan ditradingkan. Biasanya, strategi ini lebih efektif pada saham atau aset yang memiliki volatilitas harian yang cukup tinggi.
Pantau Harga Pembukaan: Amati harga pembukaan pada awal hari trading. Catat harga tersebut dan bandingkan dengan pergerakan harga sesaat setelah pasar dibuka.
Konfirmasi Harga Terendah: Jika harga pembukaan juga merupakan harga terendah hari itu, ini adalah sinyal untuk mempertimbangkan masuk ke posisi beli.
Entry Position: Buka posisi beli pada atau segera setelah konfirmasi bahwa open=low.
Tentukan Stop-Loss dan Take-Profit: Tentukan level stop-loss untuk membatasi potensi kerugian jika harga bergerak berlawanan. Tentukan juga level take-profit untuk mengunci keuntungan saat harga mencapai target tertentu.
Pantau Pergerakan Harga: Terus pantau pergerakan harga sepanjang hari untuk mengelola posisi Anda. Sesuaikan stop-loss dan take-profit jika diperlukan berdasarkan pergerakan harga yang terjadi.
Contoh Praktis
Misalkan, saham XYZ dibuka pada harga $50 dan harga terendah pada saat pembukaan adalah $50. Ini berarti open=low adalah $50. Berdasarkan strategi ini, seorang trader akan membuka posisi beli pada harga $50 dengan harapan bahwa harga akan naik selama hari tersebut. Trader tersebut mungkin menetapkan stop-loss di bawah $50, misalnya di $49, dan menetapkan target take-profit, misalnya di $55.
Pertimbangan dan Risiko
Volatilitas Pasar: Strategi ini lebih efektif dalam kondisi pasar yang volatile di mana terdapat pergerakan harga yang signifikan sepanjang hari.
Manajemen Risiko: Seperti semua strategi trading, manajemen risiko sangat penting. Menggunakan stop-loss untuk membatasi kerugian adalah kunci untuk melindungi modal trading.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!