Pesawat terbang disebut sebagai sebuah moda transportasi udara yang relatif aman, namun masih banyak yang belum tahu penyebab klaim tersebut. Â Beruntung sekali aku dapat kesempatanmengikuti acara Kompasiana Akademi yang diadakan oleh Dirjen Perhubungan Umum pada tanggal 24-25 Maret 2018 bertempat di Hotel Santika Teras Kota. Nah... selanjutnya Kompasianer terpilih melakukan trip ke salah satu pusatnya training maskapai.
Hari Kamis(5/4/18) telah tiba, hari yang ditunggu Sobat Aviasi telah tiba dimana Kompasianer melakukan kunjungan ke salah satu tempat training para pilot dan krunya di daerah Duri Kosambi Jakarta Barat  yaitu Garuda Indonesia Training Center. Kunjungan inilah yang membuat kami super excited...!
Aku berangkat dari rumah seperti aktivitas rutin berangkat kantor menuju stasiun Pondok Ranji, setelah memarkirkan motor kulangkahkan kakiku menuju pintu masuk stasiun dan menempelkan kartu keretaku. Dengan langkah cepat aku melewati anak tangga menuju peron jalur 2, sambil membawa sebuah ransel besar yang menempel di punggungku.
Tak lama waktu berselang, commuter line mulai menyapa para pekerja yang menunggunya dan satu persatu melangkahkan kakinya memasuki commuter line.
Stasiun Palmerah adalah stasiun yang kutuju, stasiun terdekat dengan Bentara Budaya Jakarta. Yups....Bentara Budaya jakarta menjadi tempat meeting point para Kompasianer terpilih. Bis pariwisata berwarna merah sudah stand by, dan kulihat sudah ada beberapa Kompasianer yang duduk santai di kursi taman. Satu persatu para Kompasianer mulai datang, begitu juga para admin Kompasiana yang sibuk membagikan kaos putih kesukaanku dan snack.
Sambil bersendau gurau, kami membicarakan rencana jadwal hari itu. Kalau membaca briefingnya sih akan bermain air, jadinya hari itu aku menggunakan baju secasual mungkin serta mempersiapkan pakaian ganti dan sandal gunung yang bisa dipakai untuk di air.
Waktu berangkat telah tiba, jam 9 pagi driver bis mulai menggerakan kemudinya.
Aku memilih duduk di kursi paling depan dekat pintu masuk bersama Efa, ini sengaja kupilih karena aku ingin melihat arah jalan menuju lokasi. Dengan melihat arah jalan, sekali-kali aku bersenandung lagu lawas Nike Ardilla yang diputar di TV bis. Kuliat sekali-kali kearah belakang, ada yang sibuk merekam suasana didalam bis dan ada yang tiduran.
Laju bis mulai perlahan saat memasuki kawasan Kosambi, kulihat dari kejauhan seorang sekuriti yang gagah mulai membantu mengatur lalu lintas dan mengarahkan bis masuk ke Garuda Indonesia Training Center. Saat bis sudah masuk Garuda Indonesia Training Center, terlihat logo Garuda Indonesia terpampang disalah satu gedung, seolah-olah menyambut Kompasianer.
Diantara semua gedung yang ada, kami diarahkan ke gedung tertinggi milik Garuda Indonesia Training Center disambut dua staff front liner-nya Hotel Asana. Gak menyangka kalau ada hotel didalam pusat pelatihan ini.Â
========
Kompasianer mulai menyantap makan siang dengan lahap, sambil menunggu kehadiran para petinggi Garuda Indonesia Training Center (GITC)yang masih melakukam Sholat Dhuhur. Â Tak lupa juga Kompasianer melakukan kewajibannya Sholat Dhuhur.
Setelah semua selesai sholat, Dirjen Perhubungan DR. Ir. Agus Santoso, M.Sc memasuki ruangan didampingi Ibu Puji Nur Handayani selaku Direktur Produksi PT Garuda Indonesia, Tbk, Capt. Martinis Kayadu selaku Vice President Garuda Indonesia Training Center, Capt. Triyanto Moeharsono selaku Direktur Operasi PT Garuda Indonesia, Tbk sert Capt. Setija Budi selaku Senior Manager Operasi Garuda Indonesia Training Center.
Kemudian Bapak Agus Santoso memberikan sambutan sebelum melakukan kunjungan melihat apa saja yang ada di GITC. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa didalam GITC terdapat simulator yang digunakan oleh para pilot melakukan simulasi penerbangan as real as possible.Â
Selain pelatihan untuk pilot, pelatihan juga diberikan kepada flight attendant, engineering dan kru penerbangan lainnya. Â Pelatihan ini merupakan suatu fasilitas yang harus dimiliki oleh kru penerbangan termasuk ROO. Â
Di dunia penerbangan memiliki dasar prioritas berupa keselamatan atau safety, sebuah essential moda transportasi udara. Â
======
Garuda Indonesia Training Center (GITC) merupakan tempat pelatihan bagi seluruh pilot, pramugari/ra, serta kru penerbangan yang berada dibawah Direksi Operasi PT Garuda Indonesia, Tbk.
Pertama yang kami kunjungi gedung tempat pelatihan para pilot PT Garuda Indonesia, Tbk yang berjumlah sekitar 1450-an. Para pilot diwajibkan melakukan recurrent / refreshing training sebanyak dua kali dalam setahun, sementara anak flying school datang ke GITC harus bersekolah tipe baru memakan waktu 4 hingga 7 bulan.
Meskipun telat memiliki pilot commercial lisence tetap melakukan pelatihan, setelahnya baru boleh menerbangkan sebuah pesawat terbang dengan didampingi instruktur. Â Bahkan, seorang pilot yang aktif secara structural di PT Garuda Indonesia, Tbk tetap harus menerbangkan sebuah pesawat sebulan sekali, Capt. Â Triyanto dan Capt. Setija juga memiliki jadwal penerbangan hingga saat ini.
GITC juga memberikan pelatihan dari maskapai lainnya milik dalam negeri maupun dari luar negeri(Saudi Arabia, Eropa, Iraq dan beberapa negara Timur Tengah lainnya). Â Ini dikarenakan tidak semua maskapai memiliki simulator untuk pelatihan kru penerbangan, apalagi simulator pesawat.Â
Harganya mahal banget yaa.... Harga itu jelas berat untuk  dimiliki oleh sebuah maskapai kecil. O iya.... Tahu gak sih berapa jumlah pesawat yang harus dimiliki oleh maskapai? Kebanyakan maskapai memiliki 5 unit pesawat terbang dan sisanya leasing.
Saat berkeliling melihat simulator,pastinya gak afdol bila belum melihat sendiri melakukan simulasi. Â Simulasi pesawat terbang dikemudikan oleh Bapak Agus Santoso dengan instruktur Capt. Triyanto yang mengatur pelatihan, dengan jadwal penerbangan dari Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali menuju Bandara Juanda Surabaya.Â
Simulator 4D sangat mirip dengan keadaan sebenarnya dilapangan, saat take off harus menerbangkan pesawat dengan landasan/ runway Bandara Juanda, begitu juga sebaliknya. Saat akan melakukan landing di Bandara Juanda, terlihat panorama sekitarnya seperti jembatan Suramadu, Gunung Bromo.Â
Seorang pilot dalam melakukan simulasi memerlukan waktu 2 jam pelajaran teori di kelas dan simulasi terbang hingga 4 jam yang didampingi instruktur.  Simulasi ini dilakukan untuk melatih pilot dalam menghadapi situasi normal, abnormal hingga emergency.  Dalam keadaan apapun, seorang pilot harus siap menghadapinya dan pastinya menginginkan penerbangan dengan akhir "happy landing". Â
Beberapa jam berkenalan dengan simulasi pesawat membuat Kompasianer betah berlama-lama, hingga akhirnya kami diarahkan menuju gedung F tempat flight attending melakukan berbagai simulasi. Bila dilihat dari luar, gedung yang ada di GITC tidak ada bedanya dengan gedung perkantoran lainnya. Â Namun saat memasuki tiap gedung, kami berdecak kagum melihat isinya. Â
Gedung F di dalam ruangan bagian kiri akan terlihat balon besar berwarna kuning untuk Emergency Landingserta perahu karet berwarna kuning diatas air bergelombang. Calon pramugari menggunakan jumpsuit berwarna gelap ini dipeluk oleh pelampung berwana kuning mulai melompat ke dalam air menuju perahu karet yang berada di tengah kolam. Â
Tanpa terasa waktu mulai senja dan Kompasianer harus segera kembali ke BBJ setelah melakukan kunjungan bersama Dirjen Perhubungan Udara.  Dengan berat  hati harus masuk ke dalam bis. Kunjungan hari itu merupakan pengalaman yang tak terlupakam dan beruntung aku terpilih bisa mengikuti Kompasiana Akademi dan blogtrip ke GITC
Terima kasih DJPU yang sudah membagikan ilmunya kepada kami, terima kasih juga kepada jajaran direksi PT Garuda Indonesia, terutama Capt. Triyanto yang menjelaskan secara detail tentang simulator yang ada di GITC.
Terima kasih Kompasiana telah memberikan kesempatanku belajar tentang dunia penerbangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H