Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyambut Hari Kesehatan & Hari Diabetes Sedunia

12 November 2016   18:45 Diperbarui: 12 November 2016   19:15 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diabetes Mellitus (Gambar milik Shutterstock)

Hari ini 12 November telah ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional tepatnya sejak tahun 1950 yang dengan simbolik dilakukan upacara simbolik penyemprotan nyamuk malaria oleh Presiden RI Pertama Bung Karno yang pada saat itu dilakukan pembasmian besar-besaran terhadap penyakit Malaria di desa Kalasan Yogyakarta dengan menggunakan obat DDT.  Selanjutnya setiap tanggal 12 November menjadi momentum untuk melakukan kegiatan pendidikan dan penyuluhan terhadap masyarakat Indonesia.

Selang 2 hari kemudian, tepatnya tanggal 14 November akan diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia dimana penemuan insulin pertama kali oleh Federick Banting dan Charles Best pada tahun 1922.  Dengan kedua moment hari besar di bidang kesehatan maka saya ingin menuliskan tentang Diabetes, kebetulan bulan lalu sempat mengikuti berbagai kegiatan Kemenkes RI yang membahas tentang Diabetes yang dihadiri oleh Dokter Lily Susilowati selaku Direktur Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan RI dan Prof. Sidartawan Soegondo.

Dokter Lily menjelaskan bahwa Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi fokus dunia, pada tahun 2011 terwujudlah Political Declaration on the Prevention and Control of NCDs serta Sustainable Development Goals (SDG) dengan target mengurangi kematian akibat penyakit tidak menular sebanyak 1/3 periode 2016-2030.  Diabetes merupakan salah satu empat prioritas Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab utama kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa merupakan penyandang Diabetes, terdapat kenaikan 4x lipat dari tahun 1980-an sekitar 108 juta orang. Prediksi pada tahun 2040 jumlahnya menjadi 642 juta orang (IDF Atlas 2015).

KENALI DIABETES DAN GEJALANYA

Kenali Diabetes Melitus (Gambar milik Departemen Kesehatan RI)
Kenali Diabetes Melitus (Gambar milik Departemen Kesehatan RI)

Kita sering melihat di televisi istilah Diabetes dan diingatkan apakah kita termasuk orang yang tidak menyadari bahwa kesehatan tubuh kita telah memasuki tahap Pre-Diabetes. Pre-diabetes memang tahap awal sebelum seseorang terdiagnosa Diabetes dan orang itu jelas memiliki potensi terdiagnosa Diabetes Melitus.

Diabetes Melitus atau lebih dikenal dengan nama kencing manis merupakan suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi termasuk penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak bisa memproduksi insulin cukup atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Kondisi tubuh yang mengalami penurunan produksi dan atau pemanfaatan insulin inilah yang akhirnya mengakibatkan Diabetes yang terdiri beberapa tipe:

  • Diabetes Tipe 1 merupakan kondisi tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena adanya kerusakan sel pankreas memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. DM Tipe 1 lebih dikenal dengan nama Diabetes Juvenile/Insuline Dependent karena seseorang terdiagnosa ini sejak anak-anak atau dewasa muda yang akan bergantung pada suntikan insulin seumur hidupnya.
  • Diabetes Tipe 2 merupakan kondisi tubuh dengan pankreas menghasilkan sejumlah insulin yang tidak cukup memadai atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia dengan benar.
  • Diabetes Gestanional merupakan hiperglikemi yang didapatkan saat kehamilan, diabetes ini hanya sementara saja. Seorang wanita yang sedang hamil dan terdiagnosa Diabetes Gestanional memiliki potensi menderita DM Tipe 2 bila tidak menjaga kondisi tubuh dengan baik. Sedangkan bayi yang lahir memiliki berat badan lebih 4 kg mempunyai peluang lebih tinggi beresiko untuk mengembangkan potensi DM Tipe 2.

Tipe Diabetes (Gambar milik patiadiabetes.com)
Tipe Diabetes (Gambar milik patiadiabetes.com)
Diabetes Mellitus telah dianggap sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh seseorang yang terdiagnosa DM dan biasanya diketahui saat sudah terjadi komplikasi. Prof. Sidartawan Soegondo menjelaskan bahwa berdasarkan data pemerintah saat Riskesdas 2007, orang yang mengaku dan mengetahui dirinya penyandang DM sebanyak, 1,5% dan yang tidak tahu dirinya seorang penyandang DM mencapai 4,2%.  Kondisi ketidak tahuan masyarakat Indonesia sangat menyedihkan dan ironis.

Banyak orang yang sudah memasuki tahap pre-Diabetes tidak menyadari bahwa dirinya berpotensi terdiagnosa DM, dan ironisnya banyak pula seseorang tidak mengetahui bahwa dia terdiagnosa diabetes. Mari kita mulai kenali gejala Diabetes Melitus antara lain:

  1. Kadar gula darah tinggi bisa menyebabkan lensa mata membengkak yang berakibat pandangan menjadi kabur atau berkabut
  2. Sering Buang air kecil dari sebelumnya, terutama malam hari
  3. Selera makan meningkat dan rasa lapar yang intens
  4. Walaupun napsu makan meningkat namun tubuh mengalami penurunan berat badan
  5. Air yang masuk kedalam tubuh mudah hilang melalui urine yang membuat mudah cepat haus dan cenderung minum air berlebihan
  6. Tingkat gula yang tinggi dalam darah membuat tubuh sulit melawan infeksi sehingga bila ada luka tidak mudah sembuh
  7. Sering kesemutan dikaki dan tangan

Dokter Lily dan Prof. Sidartawan menekankan bahwa banyaknya kasus penyakit DM Tipe 2 seharusnya dapat dicegah sedini mungkin (80%) dan mengajak semua masyarakat untuk mencegah terdiagnosa DM dan komplikasi DM.  Diharapkan masyarakat lebih aware dengan kondisi tubuh dan mengenali gejala penyakitnya dengan tepat sehingga bisa dilakukan pencegahan dini terjadinya komplikasi.

KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

“Kamu sementara menginap di sini menemani Eny karena Budhe harus operasi mata. Mata budhe sekarang buta karena kencing manis”

Saya masih ingat betul kejadian diatas pada tahun 1999, Budhe adalah teman sekolah Ibu kandung saya yang sudah saya anggap seperti Budhe sendiri mengatakan tentang kondisinya saat itu. Budhe sambil menangis menyuruh saya menemani anak bungsunya di rumah selama Budhe operasi mata di Semarang karena penyakit kencing manisnya sudah komplikasi. Kencing manis memang menyerang tanpa pandang bulu, walaupun Budhe seorang tenaga medis tapi bisa terdiagnosa sebagai penyandang kencing manis.

Komplikasi Diabetes (Gambar milik www.imhealth.com)
Komplikasi Diabetes (Gambar milik www.imhealth.com)
Komplikasi DM sangat berbahaya karena membuat penyandang DM menambah beban dan menderita baik secara fisik maupun ekonomi.  Komplikasi DM ini terjadi karena adanya pengendapan glukosa pada darah yang berlebihan dan terlalu lama yang akhirnya menyumbat pembuluh darah.  Pengendapan ini memiliki resiko kematian lebih besar yang menyebabkan berbagai komplikasi penyakit tidak menular:
  1. Neuropati (kerusakan syaraf) pada kaki yang bisa berakibat terjadinya luka, infeksi bahkan amputasi kaki. Ada beberapa istilah yang beredar di masyarakat istilah Diabetes kering atau basah, sebenarnya yang ada adalah Diabetes yang menyebabkan komplikasi luka kering dan luka basah. Terjadinya luka pada manusia memang wajar terjadi, namun bagi penderita DM terutama yang memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi dan tidak terkontrol akan kesulitan menyembuhkan luka tersebut dan membutuhkan waktu yang lama untuk perawatannya. Bila luka tidak ditangan dengan baik akan menyebabkan infeksi enjadi ganrene atau kematian jaringan yang berakibat amputasi .  Penyandang DM terkomplikasi Neuropati termasuk kasus terbesar yang ditangani oleh RSCM tahun 2011.
  2. Retinopati diabetikum adanya kerusakan pembuluh darah pada retina mata dan ini termasuk komplikasi terbesar kedua kasus pasien yang ditangani oleh RSCM
  3. Gagal Ginjal yang dapat dideteksi awal bila urine berbusa/berbuih, yang berakibat seseorang harus melakukan cuci darah seminggu dua kali. Prof. Sidartawan menceritakan pengalamannya saat memeriksa pasiennya, akan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien dan bila ada yang menceritakan bahwa air kencingnya berbuih selanjutnya menyarankan mulai melakukan tes pada ginjalnya.
  4. Resiko jantung dan stroke akan meningkat, mengendapnya kadar gula darah terlalu lama bisa menyumbat aliran darah dalam tubuh yang akhirnya beresiko terjadi serangan jantung dan stroke.

Seseorang yang terdiagnosa DM komplikasi tentunya memiliki resiko kematian mencapai dua kali lipat dibanding dengan orang bukan penyandang Diabetes. 

Berikut persentase komplikasi Diabetes melitus di RSCM pada tahun 2011

diabetes1
diabetes1
Komplikasi DM yang ditangani RSCM (Sumber: www.depkes.go.id)

PENCEGAHAN DIABETES MELITUS

Seperti penjelasan saya sebelumnya bahwa banyak orang yang tidak menyadari dirinya telah terdiagnosa DM Tipe 2 atau masih tahap pre-diabetes, hal ini dikarenakan DM tidak menimbulkan gejala yang jelas dan biasanya seseorang menyadari dirinya terdiagnosa Diabetes disaat sudah mencapai pada tahap komplikasi. Berdasarkan data Riskesdas 2007 total penyandang Diabetes sebanyak 5,7% yang kemudian meningkat menjadi 6,9% pada tahun 2013. Data Riskesdas 2007 menemukan sebanyak 70% dari jumlah penduduk yang tidak menyadari telah terdiagnosis diabetes Melitus.  Masyarakat terdiri dari 2/3 -nya tidak menyadari atau tidak tahu bahwa mereka menderita penyakit tidak menular dan berikut diagram yang menunjukan distribusi penyandang Diabetes Melitus yang terdiagnosa dan tidak menyadari telah diagnose Diabetes Melitus.

diabetes3
diabetes3
Hasil Riskesdas tahun 2007 & 2013 (Gambar milik Departemen Kesehatan RI)

"Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati"

Untuk yang belum tahu cara melakukan pencegahan penyakit DM tipe 2 sekaligus komplikasi, mulailah merubah gaya hidup /lifestyle sehari-hari dengan cara sebagai berikut:

  • Minum obat secara teratur
  • Mengetahui tingkat kadar gula darah dengan rutin melakukan tes dan check up
  • Makanlah dengan sehat dengan porsi lebih banyak sayuran dan buah, mulai kurangi lemak, gula dan makanan asin
  • Tetaplah aktif bergerak secara fisik, jangan terlalu memanjakan diri tanpa bergerak.  Bergeraklah minimal 30 menit dalam sehari
  • Waspadai infeksi dan gangguan kulit
  • Cek mata secara teratur
  • Jangan abaikan rasa kesemutan atau kehilang rasa pada bagian bawah kaki
  • Selalu konsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter

Dengan mengetahui beberapa gejala Diabetes, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan tes/cek gula darah secara rutin:

  1. Gula Darah Setempat (GDS) melakukan tes darah setiap saat sepanjang hari untuk mengetahui tingkat gula darah saat itu.  Hasil tes bila mempunyai nilai GDS ≥ 200mg/dL (11,1 mmol/L) darah mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki diabetes.
  2. Gula Darah Puasa (GDP) syaratnya berpuasa/tidak makan selama 8-10 jam(mulai malam hari) kemudian dilakukan tes ini pagi hari sebelum sarapan.  Hasil tes darah ini mengindikasikan memiliki diagnosa DM bila nilainya  ≥126mg/dL (≥7.0 mmol/L).
  3. Hemoglobin glikat (HbA1C), tes darah yang dilakukan  pengontrolan selama 3 bulan terakhir.  Bila hasil nilai HbA1C ≥6,5% (47,0 mmol/mol) menunjukan adanya Diabetes.
  4. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), tes dilakukan saat sedang berpuasa dan kemudian dilakukan pengecekan lagi setelah 2 jam minum sejumlah glukosa. Jika nilai gula darah dalam 2 jam menunjukan ≥200mg/dL (11,1 mmol/L) maka mengindikasikan adanya diabetes.

PENGOBATAN DIABETES MELITUS

Seseorang yang sudah terdiagnosa DM selama hidupnya akan selalu bergantung dengan obat-obatan supaya tetap menjaga tingkat gula darah sebaik mungkin hingga mendekati kondisi normal.

Obat yang harus dikonsumsi penyandang DM tidak bisa sembarangan, obatnya harus sesuai dengan resep dokter:

Obat Anti Diabetes (Oral) yang biasanya dikonsumsi oleh seseorang yang terdiagnosa Diabetes Melitus Tipe 2. Obat Injeksi yang biasanya berupa insulin suntik dan belum tersedia insulin dalam bentuk pil. Insulin suntik ini memang wajib hukumnya bagi penyandang DM Tipe 1.

Keberhasilan pengobatan yang dilakukan oleh penyandang DM bila seseorang yang terdiagnosa DM dapat mengelola diet dengan baik, aktif secara fisik dan minum obat oral/insulin secara rutin. Dengan mengkonsumsi obat secara teratur, penyandang DM tetap bisa menjalani hidup dengan normal. Bahkan seseorang yang sudah terdiagnosa Diabetes Melitus dalam kesehariannya tidak terlihat bahwa orang tersebut dalam kondisi terdiagnosa DM, secara kasat mata bisa dikatakan orang tersebut sehat saja. Oleh karena itu, Professor  tidak setuju bila mereka disebut dengan kata Penderita namun lebih tepatnya dengan sebutan Penyandang DM.

LAWAN DIABETES

Setelah mendengar semua informasi tentang Diabetes Melitus secara lengkap oleh dokter Lily dan Prof. Sidartawan, kemudian para blogger diajak untuk melawan penyakit tidak menular Diabetes Melitus. Dengan menggandeng blogger diharapkan dapat menginformasikan ke masyarakat betapa berbahayanya Diabetes Melitus dan mengajak blogger untuk mensosialisasikan program pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI.

Dengan melihat hasil survei/riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI, mendorong pemerintah mengadakan program pengendalian penyakit tidak menular dan selalu mensosialisasikan bahaya penyakit tidak menular, salah satunya Diabetes Melitus. Pemerintah aktif melakukan intergrasi Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular dengan melakukan pendekatan faktor resiko tidak menular di fasilitas layanan Primer (Pandu Penyakit Tidak Menular) supaya meningkatkan kewaspadaan berbagai faktor resiko utama penyebab Penyakit Tidak Menular seperti berhenti merokok, hipertensi, disiplidemia, obesitas di fasilitas pelayanan dasar yaitu Puskesmas, Dokter keluarga, serta praktek swasta). Posbindun PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) merupakan salah satu program pemerintah dalam pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular berbasis masyarakat.

Program lain yang aktif dilakukan pemerintah yaitu dengan mengajak masyarakat melakukan program CERDIK dan PATUH yaitu:

Program CERDIK bermakna: Cek kesehatan secara rutin (lihat diatas), Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, biasakan sehari bergerak/berjalan kaki sekitar 30 menit, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kendalikan stress

Program PATUH: Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan secara rutin dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik secara aman, Hindari rokok, alcohol dan zat karsinogenik lainnya.

Beban penyakit DM sangat besar tentunya bukan hanya bagi ditanggung oleh penderita namun juga keluarga dan Negara sehingga kita harus mulai lebih peduli dan mencegah DM ini. Seseorang bila sudah terdiagnosis DM akan bergantung obat seumur hidup dan memiliki resiko komplikasi penyakit lainnya yang menyebabkan kematian yang lebih besar.

Yuk mulai kenali Diabetes Melitus dengan upaya Cegah, Obati dan Lawan Diabetes!!

Sumber: www.depkes.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun