Saya masih ingat betul kejadian diatas pada tahun 1999, Budhe adalah teman sekolah Ibu kandung saya yang sudah saya anggap seperti Budhe sendiri mengatakan tentang kondisinya saat itu. Budhe sambil menangis menyuruh saya menemani anak bungsunya di rumah selama Budhe operasi mata di Semarang karena penyakit kencing manisnya sudah komplikasi. Kencing manis memang menyerang tanpa pandang bulu, walaupun Budhe seorang tenaga medis tapi bisa terdiagnosa sebagai penyandang kencing manis.
- Neuropati (kerusakan syaraf) pada kaki yang bisa berakibat terjadinya luka, infeksi bahkan amputasi kaki. Ada beberapa istilah yang beredar di masyarakat istilah Diabetes kering atau basah, sebenarnya yang ada adalah Diabetes yang menyebabkan komplikasi luka kering dan luka basah. Terjadinya luka pada manusia memang wajar terjadi, namun bagi penderita DM terutama yang memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi dan tidak terkontrol akan kesulitan menyembuhkan luka tersebut dan membutuhkan waktu yang lama untuk perawatannya. Bila luka tidak ditangan dengan baik akan menyebabkan infeksi enjadi ganrene atau kematian jaringan yang berakibat amputasi . Â Penyandang DM terkomplikasi Neuropati termasuk kasus terbesar yang ditangani oleh RSCM tahun 2011.
- Retinopati diabetikum adanya kerusakan pembuluh darah pada retina mata dan ini termasuk komplikasi terbesar kedua kasus pasien yang ditangani oleh RSCM
- Gagal Ginjal yang dapat dideteksi awal bila urine berbusa/berbuih, yang berakibat seseorang harus melakukan cuci darah seminggu dua kali. Prof. Sidartawan menceritakan pengalamannya saat memeriksa pasiennya, akan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien dan bila ada yang menceritakan bahwa air kencingnya berbuih selanjutnya menyarankan mulai melakukan tes pada ginjalnya.
- Resiko jantung dan stroke akan meningkat, mengendapnya kadar gula darah terlalu lama bisa menyumbat aliran darah dalam tubuh yang akhirnya beresiko terjadi serangan jantung dan stroke.
Seseorang yang terdiagnosa DM komplikasi tentunya memiliki resiko kematian mencapai dua kali lipat dibanding dengan orang bukan penyandang Diabetes.Â
Berikut persentase komplikasi Diabetes melitus di RSCM pada tahun 2011
PENCEGAHAN DIABETES MELITUS
Seperti penjelasan saya sebelumnya bahwa banyak orang yang tidak menyadari dirinya telah terdiagnosa DM Tipe 2 atau masih tahap pre-diabetes, hal ini dikarenakan DM tidak menimbulkan gejala yang jelas dan biasanya seseorang menyadari dirinya terdiagnosa Diabetes disaat sudah mencapai pada tahap komplikasi. Berdasarkan data Riskesdas 2007 total penyandang Diabetes sebanyak 5,7% yang kemudian meningkat menjadi 6,9% pada tahun 2013. Data Riskesdas 2007 menemukan sebanyak 70% dari jumlah penduduk yang tidak menyadari telah terdiagnosis diabetes Melitus. Â Masyarakat terdiri dari 2/3 -nya tidak menyadari atau tidak tahu bahwa mereka menderita penyakit tidak menular dan berikut diagram yang menunjukan distribusi penyandang Diabetes Melitus yang terdiagnosa dan tidak menyadari telah diagnose Diabetes Melitus.
"Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati"
Untuk yang belum tahu cara melakukan pencegahan penyakit DM tipe 2 sekaligus komplikasi, mulailah merubah gaya hidup /lifestyle sehari-hari dengan cara sebagai berikut:
- Minum obat secara teratur
- Mengetahui tingkat kadar gula darah dengan rutin melakukan tes dan check up
- Makanlah dengan sehat dengan porsi lebih banyak sayuran dan buah, mulai kurangi lemak, gula dan makanan asin
- Tetaplah aktif bergerak secara fisik, jangan terlalu memanjakan diri tanpa bergerak. Â Bergeraklah minimal 30 menit dalam sehari
- Waspadai infeksi dan gangguan kulit
- Cek mata secara teratur
- Jangan abaikan rasa kesemutan atau kehilang rasa pada bagian bawah kaki
- Selalu konsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter
Dengan mengetahui beberapa gejala Diabetes, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan tes/cek gula darah secara rutin:
- Gula Darah Setempat (GDS) melakukan tes darah setiap saat sepanjang hari untuk mengetahui tingkat gula darah saat itu.  Hasil tes bila mempunyai nilai GDS ≥ 200mg/dL (11,1 mmol/L) darah mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki diabetes.
- Gula Darah Puasa (GDP) syaratnya berpuasa/tidak makan selama 8-10 jam(mulai malam hari) kemudian dilakukan tes ini pagi hari sebelum sarapan.  Hasil tes darah ini mengindikasikan memiliki diagnosa DM bila nilainya  ≥126mg/dL (≥7.0 mmol/L).
- Hemoglobin glikat (HbA1C), tes darah yang dilakukan  pengontrolan selama 3 bulan terakhir.  Bila hasil nilai HbA1C ≥6,5% (47,0 mmol/mol) menunjukan adanya Diabetes.
- Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), tes dilakukan saat sedang berpuasa dan kemudian dilakukan pengecekan lagi setelah 2 jam minum sejumlah glukosa. Jika nilai gula darah dalam 2 jam menunjukan ≥200mg/dL (11,1 mmol/L) maka mengindikasikan adanya diabetes.
PENGOBATAN DIABETES MELITUS
Seseorang yang sudah terdiagnosa DM selama hidupnya akan selalu bergantung dengan obat-obatan supaya tetap menjaga tingkat gula darah sebaik mungkin hingga mendekati kondisi normal.