A. Pengaruh Teori Empirisme dalam Proses Perkembangan Individu
   Teori Empirisme pertama kali dicetuskan oleh Francis Bacon (1531-1626), yang dikemudian dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Thomas Hobbes, John Locke dan Berkeley. Nama asli aliran ini adalah The School of British Empiricism (Aliran Empirisme
Inggris).
   Teori Empirisme mempunyai beberapa asumsi dasar, yaitu sebagai berikut:
Manusia dapat dididik apa saja (kearah yang baik maupun buruk), semua tergantung dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.
Peran guru, orang tua dan lingkungan sangat penting karena akan menentukan dan mendidik anak atau peserta didik sesuai dengan keinginannya.
Perkembangan seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan, pendidikan dan pengalaman yang diterima sejak kecil.
   Kelemahan teori ini yaitu sebatas mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar atau bakat yang dimiliki oleh seorang anak diabaikan. Padahal banyak anak yang berhasil karena menekuni bidang sesuai bakatnya walaupun lingkungan (sosial, alam, budaya) tidak mendukung.
   Doktrin aliran empirisme yang sangat mashur adalah tabula rasa, sebuah istilah bahasa latin yang berarti buku tulis yang kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya.
B. Pengaruh Teori Nativisme dalam Proses Perkembangan Individu
   Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori nativisme adalah sebagai berikut :
Faktor genetik : faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri anak. contohnya jika kedua orangtua anak itu seorang yang pandai maka anaknya memiliki pembawaan sebagai seorang yang pandai pula.