Tapi yang menjadi soal ialah mengakui hal tersebut dan mengatakannya di kalangan suku yang beragam atau berbeda. Apakah ada reaksi? tentunya biasanya ada saja kalangan atau pribadi yang sentimen misalnya:
"Enggaklah, suku Gue juga bisa dagang kali!"
"Suku Gua terkenal berdagangnya pula!"
Nah akan lahir percikan-percikan kecil walaupun ciri khas identitas suatu suku sudah tercipta. Disini yang diperhatikan adalah reaksinya. Jika mengacu pada maknanya tentu tak masalah namun sesuatu yang berlebihan justru akan membuat melahirkan rasisme dan chauvinisme
Kalimat berikutnya:
"Mau nikah sama Cowok Jawa soalnya sabar"
Mengapa? Berarti menganggap "hanya" cowok jawa yang sabar? sedangakan suku lain tidak?
Jika kalimat ini diucapkan kepada para pria yang berlainan suku apa yang terjadi? Jika kata ini dipakai untuk menolak cinta seorang pria bersuku Batak apa yang terjadi? bisa menanggapinya dengan sabar, bisa menanggapinya dengan tertawa kecil namun bisa juga tersinggung.
Jadi, tidak semuanya akan tersinggung dengan kalimat diatas, namun tidak semua orang juga berkepribadian yang sama. Masing-masing suku pun bersifat heterogen. Orang batak juga ada yang lembut sebaliknya orang jawa juga ada yang tegas. Tentunya akan lebih baik jika bunyi kalimatnya seperti "Saya ingin serius dan menjalani rumah tangga dengan Pria manapun yang baik dan bertanggung jawab" seperti itu.
Kalimat berikutnya lagi:
"Cewek sunda cantik-cantik yah!"