Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Fenomena "Milkshake Duck"

4 September 2020   09:55 Diperbarui: 4 September 2020   09:53 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2 sisi yang berbeda dan saling tersembunyi @artzry

Apa itu Milshake Duck?

Sepertinya sering dibahas-bahas di twitter namun lebih sering dibahas di forum luar negeri serta artikel-artikel meme luar negeri. Lebih tepatnya istilah tersebut muncul pada 2016 an. Semuanya dimulai dari tweet milik kartunis Australia Ben Ward. Ia mengetweet "The whole internet loves Milkshake Duck, a lovely duck that drinks milkshakes! *5 seconds later* We regret to inform you the duck is racist".

Apa artinya?

Kalo diintip dari wikipedia, Milkshake Duck adalah meme Internet yang menggambarkan fenomena yang awalnya dianggap positif tetapi kemudian dinyatakan cacat. Jadi dengan kata lain, ini adalah peristiwa fakta yang menggambarkan sisi positif  dan dukungan-dukungan serta rasa kepedulian pada suatu objek namun sebenarnya ada hal "Rusak" yang tersembunyi mengenai objek/peristiwa yang terkait objek tersebut.

Istilah ini populer ketika debat capres AS tahun 2016 yang dimana ada seorang pemuda yang bernama Ken Bone (berpakaian Sweater Merah saat itu) menjadi bintang sebagai penanya dalam acara debat tersebut dan banyak publik AS memberikan apresiasi besar dan banyak kepada pemuda tersebut. Namun ternyata, Ken Bone mempunyai jejak digital yang agak menggelikan. Para penghuni Reddit, menggali komentar-komentar masa lalu milik Ken Bone.

Di masa lalu, Bone membuat beberapa pernyataan di masa lalu yang dimana Ia menyarankan pembunuhan Trayvon Martin, seorang pemuda kulit hitam yang ditembak mati oleh polisi, 'dibenarkan'. Tiba-tiba, Ken Bone bukan lagi layaknya sebagai America's Sweetheart. Ken Bone telah menjadi fenomena nyata pertama ini di publik Amerika.

Kemudian Ia juga tercatat sering mengunjungi situs-situs porno dan banyak meninggalkan komentar disana. Gila! begitu cepatnya publik untuk memeriksa suatu orang yang saat itu viral. Menggali masa lalu dan privasi seakan mudah. Ditambah lagi faktor teknologi yang mumpuni.

Oke....Contoh yang kedua,

Kisah tentang bocah bernama Keaton Jones yang viral di akhir 2017, Setelah ibu dari Keaton Jones memposting video tentang dirinya yang membahas bagaimana anaknya diintimidasi di sekolah karena penampilannya yang "aneh" alias fisik yang mengalami keterbatasan. Maka video itupun seketika viral, dengan cepat mendapatkan berbagai macam dukungan magis serta daya tarik mengundang perhatian dari selebriti di seluruh dunia, seperti Katy Perry dan Justin Bieber!

Para selebriti mendesaknya untuk tetap kuat dan bangkit di atas intimidasi yang Ia terima. Tetapi dunia internet tidak bisa dibohongi! Dalam beberapa hari, para penghuni internet telah menemukan berbagai postingan media sosial milik ibu Keaton. Foto tersebut menggambarkan foto-foto anak-anak (termasuk Keaton) yang berpose dengan bendera Konfederasi alias bendera supremasi kulit putih!

Dengan cepat, opini publik pun berubah!

Ditambah lagi...Ayah Keaton (yang sebelumnya memposting foto yang memunculkan simbol geng supremasi kulit putih). Ibunya sempat membela diri namun sudah terlambat! Opini publik sudah cukup berubah untuk melukiskan keluarga Keaton! Mereka keluarga yang terkenal rasis...bahkan yang lebih parahnya lagi, Keaton sering memanggil teman-teman kulit hitamnya di sekolah dengan panggilan "Negro" yang ironisnya, sewaktu Ia viral dengan video pembulian, Ia didukung penuh oleh Selebriti kulit hitam. Sungguh Ironis...

Atau Saya berikan contoh lain didalam negeri yang lebih familiar.

Apakah anda kenal seorang siswi SMP yang viral pada tahun 2019 di negeri Kita tercinta? Beritanya yang heboh soal perundungan dan pembullian. Ia diberitakan dibully secara verbal dan fisik bahkan kekerasan seksual yang sampai (kemaluannya dicolok). Semua berawal dari saling sindir di medsos.

Diduga Pelakunya adalah satu grup wanita SMA kira-kira 4-5 orang (masih simpang siur hingga saat ini), sementara si Korban masih menginjak bangku SMP. Instagram terduga pelaku semuanya dihujani komentar dari yang bersifat nasihat sampai umpatan.

Kata-kata "Pelac*r, Anj*ng, Jal*ng" sangat mudah ditemukan di kolom komentar akun Mereka(Para Pelaku). Saat itu banyak selebriti, Selebgram, Model, Musisi dan bahkan Youtuber terkenal Indonesia ramai-ramai memberikan dukungan moral dan banjir semangat. Berbagai media sosial juga dibanjiri tagar #Justiceforblablabla .....

kemudian ada ilustrasi siluet tentang wajah sosok wanita korban perundungan yang banjir di media sosial. Berbagai tema dan topik yang tadinya lebih kepada atmosfer politik seketika berubah! Para artis dan selebgram beramai-ramai menyumbang pundi-pundi uang! bukan hanya dukungan! Bahkan korban diundang keberbagai acara TV dan talkshow. Setengah menjadi artis dan bintang tamu! Luar Biasa. Ada lagi, situs petisi juga sudah dibanjiri dukungan!

Namun, kebenaran pasti terungkap! sekecil apapun kebenaran pasti terlihat! Diawali dari beberapa netizen Indonesia yang jumlahnya mungkin sedikit, namun dengan tingkat kewarasan yang tinggi. Mereka membuat investigasi kecil-kecilan di dunia maya dengan bermodalkan jejak digital dan portal-portal berita-berita terpercaya serta bahkan informasi dari orang-orang yang mengenal korban/yang dekat dengan korban.

Terciumlah sebuah fakta bahwa semua ini kemungkinan Rekayasa! Alias HOAX! jadi, awalnya kata "kemungkinan" lama-lama menjadi "benar". Polisi menyatakan bahwa tidak ada luka penganiayaan berdasarkan visum. Dan fakta lagi bahwa pelaku mengungkapkan kejadian tersebut bukan pengeroyokan namun satu lawan satu.

Simpati kepada korban pun sirna dan berkurang meskipun ada yang masih keukeuh kepada prinsipnya. Walaupun begitu, dalam pernyataannya.... pelaku mengaku bersalah dan ingat, Saya benar-benar mengecam sekecil/sebesar apapun kekerasan. Saya juga sangat anti terhadap kekerasan. Saya juga sangat mendukung perlawanan kepada perundungan tapi jika sudah begini mau apa? Kalian yang menghujani komentar-komentar di akun media sosial Tersangka juga termasuk kategori cyber bullying lho mas mbak...

Mereka juga pastinya tersiksa secara psikis. Apalagi dengan reaksi lingkungan sekitarnya. "Tersangka memang salah namun korban belum tentu benar" Kata-kata ini yang muncul di permukaan twitter saat semua penghuni media sosial sadar bahwa Mereka telah kena....... prank massal. Sungguh menggelikan. Tingkat literasi harus selaras dengan tingkat akal sehat.

Selamat, jika Anda sudah sadar....Selamat! kepintaran Anda sudah bekerja. Itulah beberapa contoh daripada Milkshake Duck yang bermacam-macam. Walaupun sebenarnya masih sangat banyak.

Jadi kesimpulannya....

"Ingatlah! Seribu Apapun Informasi Tetap Akan Kalah Dengan Satu Fakta"

[Sumber]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun