Mohon tunggu...
arturalfathir
arturalfathir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan menganalisa menjadi sehuah kegiatan yang saya minati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Latar Belakang Masyarakat Inggris Pada Era Transisi

21 Desember 2024   08:59 Diperbarui: 21 Desember 2024   09:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Periode Transisi diawali dengan surutnya periode Pertengahan yang sudah tampak menjelang akhir abad ke-13. Periode ini disebut Transisi karena menjembatani antara pujangga besar Chaucer (periode Pertengahan) dan Shakespeare (periode Elizabeth).

Pada masa Transisi ini Henry VII naik tahta dan saat itu dia dihadapkan pada berbagai masalah seperti perang saudara, keamanan, kewibawaan raja dan sebagainya. Berkat strateginya yang gemilang dia berhasil mengatasi masalah-masalah tersebut.

Pemerintahan Henry VII membawa masa damai dan pemulihan. Pada saat kekuasaannya meningkat, Inggris memperoleh kembali posisinya di negara-negara Eropa, dan merasakan pengaruh gerakan Renaissance di Eropa.

Renaissance pada dasarnya berarti suatu kelahiran/kebangkitan kembali dalam bidang intelektual (an intellectual rebirth). Gerakan Renaissance mula-mula timbul di Italia pada abad ke-14 dan kemudian menyebar ke Utara menjelang akhir abad ke-15 dan abad ke-16.

Gerakan tersebut menunjukkan usaha individu untuk membebaskan dirinya dari pranata-pranata.

Gerakan Renaissance di Inggris dapat dikatakan baru dimulai pada masa pemerintahan Henry VII, dan mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Elizabeth. Tetapi sebelum Henry VII naik tahta sudah terlihat tanda-tanda gerakan Renaissance.

Sebagai ilustrasi pengaruh Renaissance di Inggris adalah perjalanan karier Kardinal Thomas Wolsey yang menjabat sebagai penasihat raja (HenryVIII).

Dari keturunan orang biasa, Wolsey melejit menjadi pejabat tinggi gereja dan negara berkat strategi politik yang dia ciptakan, yaitu balance of Power (perimbangan kekuatan).

Tujuan strategi politik tersebut adalah mencegah jangan sampai ada suatu negara pun di Eropa yang kekuatannya melebihi negara-negara lain sehingga dapat mendominasi seluruh Eropa.

Caranya adalah dengan membantu negara yang pada suatu saat kurang kuat, sehingga pulihlah perimbangan itu. Selama memerintah Henry VIII juga membuat kebijaksanaan di bidang keagamaan yang bersifat revolusioner dan bertujuan merombak (reform) sistem keagamaan yang ada. Revolusi keagamaan semacam itu disebut juga "Reformasi".

Pemicu langsung terjadinya revolusi keagamaan di Inggris adalah persoalan yang menyangkut pribadi raja. Pada Tahun 1527 Henry VIII yang sudah menikah dengan Catherine of Aragon selama 15 tahun tidak mempunyai keturunan laki-laki, hanya anak perempuan, yaitu Mary.

Tidak adanya putera mahkota Henry VIII khawatir dinasti Tudor akan berakhir karena pada jaman itu seorang puteri belum lazim menjadi seorang ratu.

Henry VIII bermaksud memperisteri seorang dayang-dayang istana, Anne Boleyn tetapi tidak mendapat restu dari Paus.

Selama revolusi keagamaan itu berlangsung, parlemen memperoleh arti dan posisi yang semakin penting karena sejak permulaan dewan itu diikutsertakan dalam segala pengambilan keputusan.

Meskipun masih diatur oleh para pejabat "Privy Council" (Inti Dewan Raja), setiap keputusan yang menyangkut seluruh bangsa dilakukan lewat pensahan parlemen.

"Parlemen Reformasi" yang bersidang selama 7 tahun mensahkan tidak kurang dari 137 undang-undang, 32 di antaranya khusus mengenai Gereja. Undang-undang yang terpenting ialah "Supremacy Act" yang disahkan pada Tahun 1534 yang secara resmi menyatakan kemerdekaan Gereja Inggris dengan raja sebagai pimpinannya yang tertinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun