Tidak adanya putera mahkota Henry VIII khawatir dinasti Tudor akan berakhir karena pada jaman itu seorang puteri belum lazim menjadi seorang ratu.
Henry VIII bermaksud memperisteri seorang dayang-dayang istana, Anne Boleyn tetapi tidak mendapat restu dari Paus.
Selama revolusi keagamaan itu berlangsung, parlemen memperoleh arti dan posisi yang semakin penting karena sejak permulaan dewan itu diikutsertakan dalam segala pengambilan keputusan.
Meskipun masih diatur oleh para pejabat "Privy Council" (Inti Dewan Raja), setiap keputusan yang menyangkut seluruh bangsa dilakukan lewat pensahan parlemen.
"Parlemen Reformasi" yang bersidang selama 7 tahun mensahkan tidak kurang dari 137 undang-undang, 32 di antaranya khusus mengenai Gereja. Undang-undang yang terpenting ialah "Supremacy Act" yang disahkan pada Tahun 1534 yang secara resmi menyatakan kemerdekaan Gereja Inggris dengan raja sebagai pimpinannya yang tertinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H