Pada hari Senin, tanggal 20 Mei 2024 tepatnya di Conference Room FISHUM, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan "Studium Generale Program Studi Ilmu Komunikasi" pada pukul 08.00 pagi sampai dengan 14.00 siang. Studium Generale ini mengangkat tema tentang "Media, Islam, dan Budaya Populer" dan acara ini juga mengangkat judul "Transformasi Komunikasi dan Pergeseran Otoritas".
Pada Studium Generale kali ini telah mengundang narasumber  bernama Dr. Sophia Arjana yang berasal dari Western Kentucky University, dan Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si sebagai narasumber yang merupakan dosen dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Studium Generale ini juga dimoderatori oleh Fahrurrazi, S.Hum., M.A yang merupakan Cilacs UII dan Anindya Septiana Arfiani, M.Sos yang merupakan alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Â
Studium Generale ini dihadiri oleh dosen-dosen dari prodi Ilmu Komunikasi dan seluruh mahasiswa angkatan 2023 program studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Susunan Studium Generale ini berawal dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, kata sambutan oleh Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga  Yogyakarta yaitu Ibu Yanti Dwi Astuti, S.Sos.I, M.A. Kemudian kata sambutan yang disampaikan oleh Dr. Rama Kertamukti, S.Sos., MSn dan Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. yang membuka acara Staum Generale ini selaku Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara ini juga di Master of Ceremony (MC) oleh Cut Kharisa Maharani dan Silvy Aprilia selaku mahasiswa angkatan 2023 program studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pada Studium Generale diberikan waktu 45 menit untuk memberikan materi dan 20 menit untuk sesi tanya jawab. Dr. Sophia Arjana selaku narasumber yang berasal dari luar negeri tepatnya dari US (United State of America), menyampaikan materinya tentang bagaimana pandangan tentang Islam di negara asalnya tersebut. Dr. Shopia mengambil contoh media kartun terkhususnya komik seperti web komik yang mengangkat tentang keislaman, contohnya dengan karakter utama yang memiliki agama Islam, seperti Ms. Marvel, Qahera, Burka Avenger, dan lain-lain. Semua contoh komik yang diambil oleh Dr. Shopia merupakan komik superhero yang memiliki karakter utama berjenis kelamin perempuan, sehingga Dr. Shopia menyampaikan kepada kita bahwa perempuan juga dapat menjadi superhero dan derajat perempuan sama dengan derajat dari laki-laki.Â
Dilanjutkan dengan narasumber lain yaitu Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si, yang mengangkat tema tentang penyebaran dakwah atau penyebaran Islam melalui media sosial, dengan mengambil contoh seperti influencer yang memiliki agama Islam. Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si, mengambil 2 contoh influencer di platform Instagram yaitu Kadam Sidik dan Savira Malik. Sebelum ia menjelaskan perbedaan diantara kedua influencer tersebut, ia menanyakan para audiens tentang citra atau sudut pandang tentang influencer.
Salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bernama Axel Rizqya Yusuf Brahmana menjawab bahwa perbedaan dari kedua influencer tersebut terdapat di konten yang mereka buat. Kadam Sidik dengan konten yang mengedukasi tentang materi Islam atau menyiarkan dakwah melalui media sosial sedangkan Savira Malik lebih ke konten yang membahas tentang kehidupannya atau kegiatan sehari-harinya.Â
Dr. Fatma juga menambahkan tentang "Pengaruh muslim adalah istilah untuk pengaruh muslim yang memiliki kecenderungan lebih progresif dibandingkan dengan islamisme." Kalimat ini dikutip dari (Nur Aini, 2021).
Oleh sebab itu, Dr. Fatma menghimbau bahwa kita diperboleh mencari ilmu tentang Islam dalam dunia maya atau media sosial, tetapi harus mencari kebenaran tentang ilmu tersebut melalui Al-Qur'an dan Hadist. Hal ini dikarenakan maraknya hoax yang ada di media dan dunia digital, sehingga kita harus pandai dalam menyaring informasi yang benar. Ketika kita suka dengan seorang influencer, sebaiknya mengambil hal positif yang ada dalam konten tersebut dan membuang hal yang kurang baik dalam konten yang diberikan influencer tersebut.Â
Salah satu pertanyaan yang diberikan oleh salah satu mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bernama Artika Puspitasari Salsabila yang menanyakan tentang bagaimana pandangan Dr. Shopia dengan orang berkulit hitam yang memiliki agama Islam, apakah mereka lebih didiskriminasi di US tepatnya dari negara asal Dr. Shopia sendiri.Â
Dr. Shopia menjawab memang orang berkulit hitam yang beragama Islam lebih sering untuk didiskriminasi di US. Tetapi beliau juga menyampaikan tokoh-tokoh besar dan terkenal dengan kulit hitam dan beragama Islam yaitu Muhammad Ali, salah satu petinju terkenal pada masanya. Beliau menyampaikan bahwa diskriminasi yang dialami oleh Muhammad Ali tidak membuatnya jatuh dan malah menjadikannya sebagai sebuah motivasi.
 Pada akhir sesi acara Studium Generale ini, Dr. Shopia dan Dr.Fatma menyampaikan closing statementnya masing-masing. Dr.Shopia menyampaikan closing statementnya yaitu tentang"Melayani orang lain atau berbuat baik kepada orang lain adalah bayaran yang akan kita dapatkan disurga".
Dr. Fatma juga menyampaikan closing statementnya yaitu tentang "tetaplah selalu berusaha menjadi muslim yang lebih baik dari hari ini, kita boleh belajar Islam dengan sumber dari manapun karena konteks kita sosial media, kalau kamu mau belajar Islam dari sosial media, hanya saja harus tetap ada yang menjadi penengahnya yaitu sebagai rujukan, sehingga kamu bisa menjadi muslim yang bijak dalam mengonsumsi konten yang ada di media sosial dan bisa mempertanggung-jawabkan kedepannya. Karena semakin kedepan, teknologi semakin tidak bisa ditebak". Â Acara ini pun diakhiri dengan sesi foto bersama dengan seluruh peserta Studium Generale ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H