Jika eksistensialisme adalah pandangan yang "rebel" dan menuntut kemanusiaan (humanisme), utilitarianisme ialah yang menetralkan agar tidak adanya kebebasan. Yakni "kebebasan" di sini tentu dimaksudkan kepada sesuatu yang "rebellious" menyelaraskan dari hal yang sebelumnya. Utilitarianisme harus bermanfaat, tanpa menimbulkan kerugian.
Paradoks? Tidak. Semua telah terjawab. Maka saya akan kembali menarik kesimpulan praktis melalui penjabaran berikut.
UTILITARIANISME
Apakah utilitarianisme berperan mengontrol dunia agar tidak terjadi kekacauan akibat eksistensialisme (yang didukung humanisme)?
Ya, sungguh berperan.
Kalau kita melihat di atas, saya sudah menuliskan banyak pandangan Nietzsche dalam novel dan menjabarkannya satu-satu.
Di sini, saya akan lanjut menganalisis,
Mengapa kecerdasan buatan yang dibentuk untuk "memenuhi kebutuhan" justru ingin dibantai oleh Rick melalui Skala VoightKampff?
Sebenarnya, saya hanya akan menganalisisnya melalui konsep sederhana.
Jawabannya tentu, sebab Nietzsche memang tidak suka utilitarianisme dan menentang utilitarianisme.
Lantas, penulis Do Androids Dream of Electric Sheep? ingin membentuk konsep tersebut ke dalam novelnya, atau dalam konsep lain ialah semacam chaos and order.
Utilitarianisme, sebagai prinsip moral yang berlandaskan pada pencapaian kebahagiaan terbesar: berfungsi sebagai alat kontrol sosial untuk membendung potensi chaos yang mungkin muncul dari pandangan eksistensialisme dan humanisme. Dalam konteks pemikiran Nietzsche, ada yang namanya "altruisme" sehingga demikianlah yang terjadi.
Apa itu altruisme (bentuk yang menjabarkan predikat nominal /; ialah yang predikatnya berupa kata benda/)? Altruisme dapat disebut sebagai atribut dari altruistik. Maka, ialah sebuah atribut dari kata benda (dalam konsep kebahasaan).