Bisakah mesin bermimpi? Apakah yang mereka mimpikan?
Di tengah dunia yang kacau, lantas hancur, sebab perang nuklir di masa lampau Dick membuat empati yang dimiliki oleh android dan juga manusia menjadi kabur.
Android itu tidak memiliki emosi. Kurangnya empati pada gangguan jiwa schizophrenia sama mengenaskannya dengan moral yang dimiliki oleh android. Bedanya, jika schizophrenia bertindak sesuai kehendak mereka, tetapi android bertindak sesuai dengan perintah tuannya. Ketidakmampuan mereka untuk melawan yang membuat mereka tidak bisa terbebas secara naluriah. Jika pada zaman sekarang android ialah wujud handphone yang kita kenal, maka Dick selaku penulis tak menggambarkan demikian. Android ialah ketika Skala VoightKampff tidak mampu mendeteksi adanya pergerakan otot-otot pada wajah, mata, juga pembuluh kapiler. Seperti yang Rick lakukan kepada Rachel. Rick menduga ia adalah android.
Percakapan Rachel dinilai tidak wajar dengan pengetahuannya yang kelewat batas. Ia adalah bagian dari Rosen Corporation, perusahaan yang memproduksi android Nexus-6. Hubungan dekatnya dengan teknologi ini semakin menimbulkan kecurigaan bagi Rick, terutama, Rachel terlihat memiliki akses dan pemahaman mendalam tentang android.
Sebenarnya untuk memecah scene novel tersebut menjadi lebih sederhana lebih efektif kalau menggunakan pendekatan; eksistensialisme, humanisme, dan di samping itu utilitarianisme adalah alasan mengapa android yang didesain seperti manusia termasuk salah satu ancaman global.
EKSISTENSIALISME
Berdasarkan pandangan eksistensialisme, sebenernya hampir mirip dengan konsep antara "chaos" dan "order" maka dunia digambarkan sebagai suatu sosok (dapat berupa kebendaan), manusia dinilai sebagai objek yang keluar (chaos) dari prosedur yang seharusnya (ought: menurut Kelsen, 1934). Manusia tidak lain daripada bagaimana ia menjadikan dirinya sendiri. Sebagaimana keinginan manusia untuk bebas adalah hakikat yang mendasari humanisme. Namun di samping itu, bentrok dengan adanya aturan yang mengikat. Atau sebut saja, sebagai aturan yang "statis" menurut Kelsen. Suatu aturan adalah yang statis karena ditentukan oleh norma dasar baik validitasnya maupun materinya. Validitas aturan dan kualitasnya karena diderivasikan atau didedikasikan secara logis langsung dari norma dasar tertentu. Ketidaksesuaian terhadap "dasar" dinilai sebagai sesuatu yang keluar.
Maka, mendasari hal tersebut, artinya boleh saja jika kita menyebut semua aturan hukum didasarkan pada norma dasar, yaitu prinsip fundamental yang mengatur sistem hukum suatu negara. Norma dasar ini memberi validitas atau keabsahan bagi setiap aturan hukum yang ada, dan materi aturan tersebut (isi dari hukum) harus sesuai dengan norma dasar itu. Jadi, aturan itu disebut "statis" karena dia bersumber dari norma dasar yang tidak berubah.
Inilah yang menjadi dasar pemikiran adanya keinginan untuk menghapuskan segala sesuatu yang dianggap "keluar" dari aturan (eks: keluar). Ialah pandangan utama mengapa terciptanya android atau kecerdasan buatan yang dinilai sedemikian rupa dalam novel "Do Androids Dream of Electric Sheep?" setelah kerusakan akibat perang. Perang nuklir dimaknai sebagai sesuatu yang "eks" atau "chaos" lantaran menciptakan kebinasaan terhadap makhluk hidup. Sebagai gantinya, diciptakanlah replika serta hewan elektrik. Alasan praktisnya, karena tuan rumah yang memiliki hewan, akan dinilai humanis. Tetapi kontroversi terjadi ketika Rick menyadari bahwa hewan elektrik tidak punya empati. Hingga ia mengatakan bahwa sama mirisnya dengan penderita schizophrenia. Sekejap, dalam 24 jam—setelah perang terjadi dan banyak orang memilih tinggal di Mars ia memilih untuk tetap di Bumi—Rick mempertanyakan mana yang benar dan salah.
Tes kecerdasan menilai bahwa Rick adalah seorang otak ayam, lantas dijauhi masyarakat. Menyelaraskan dengan pandangan "eks" maka sebut saja Rick dinilai sebagai wujud yang "keluar" dari apa yang ditetapkan.
Sebenarnya, manusia itu digambarkan sebagai sosok yang selalu dieksistensikan (atau diaktualisasikan) meskipun tak menyatakan secara langsung. Rick sempat mengulas kembali hasil tes kecerdasan yang ia ikuti. Sebab ia berpikir, dengan kemampuannya sebagai pemburu bayaran pun dapat memburu keenam Nexus-6. Ia mempertanyakan mengapa harus ada titik yang membedakan antara "otak ayam" dan "tidak otak ayam" maka eksistensialisme ingin membuat titik tersebut kabur: yang kemudian dikemas oleh Philip K. Dick dalam Do Androids Dream of Electric Sheep?
Akankah kondisi tersebut dapat disebut sebagai sesuatu yang menafikan Tuhan?