Mohon tunggu...
artha senna
artha senna Mohon Tunggu... Editor - Editor

Suka bepergian. Editor lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita dari Minyambouw

1 Mei 2024   19:10 Diperbarui: 1 Mei 2024   19:22 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Minyambouw di ketinggiaan 2900 lebih dpl, Pegungan Arfak, Papua Barat/phil

Yakonias menambahkan, para gembala dan pimpinan kampung mengizinkan tim penerjemah masuk ke kampung ini.

"Dengan adanya mereka, kami terbantu dan dikuatkan sebagai jemaat dari berbagai golongan, seperti kaum bapak, kaum wanita, pemuda, remaja dan anak-anak. Dulu pernah ada misionaris yang melakukan kegiatan sejak tahun 1980. Mereka membangun sekolah Alkitab, bangun klinik kesehatan dan membuat kursus-kursus ketrampilan. Namun itu semua harus disegarkan kembali. Dan tim penerjemah ini menguatkan dan menyegarkan kami di sini."

Fredrik U. Wowor juga menjelaskan bahwa pihaknya melakukan studi kelayakan lebih dulu ketika ingin masuk menerjemahkan cerita-cerita Alkitab ke dalam Bahasa Hatam. "Itu prosesnya panjang sebelum kami turun tiga tahun lalu. Indra sebagai pendamping bolak-balik dan tinggal di sana supaya benar-benar memastikan bahwa warga di sana membutuhkan itu. Meski sudah ada Alkitab, mereka perlu bahan-bahan lainnya untuk memperkuat pemberitaan Injil di sana. Bahkan kami secara khusus membuat 21 cerita-cerita pendek yang ada dalam Alkitab yang kami terjemahkan dalam Bahasa Hatam."

Sebe, Nimbrot, Yousa, Efraim dan Debora didampingi Indra masih terus melakukan pelayanan di Kampung Minyambouw. "Saya berharap warga terpenuhi kehausannya akan firman Tuhan. Akan cerita-cerita lain di Alkitab dalam bahasa mereka. Pekerjaan ini tidak mudah karena tantangannya banyak, namun kami percaya Tuhan Yesus menyertai pekerjaan ini sehingga banyak warga Minyambou semakin diberkati," kata Indra.     

Diskusi tentang perkembangan kampung Minyambou dilakukan di rumah kaki seribu. Rumah kaki seribu atau dapur berada di bagian belakang setelah rumah utama. Disebut kaki seribu karena dibangun dengan banyak kayu sebagai penyanggahnya. Di dalamnya ada dua tungku perapian untuk memasak berbagai hal. Sambil memasak air, makanan dan lainnya, biasanya sambil berdiskusi. Rumah kaki seribu Sebe digunakan untuk hal itu. Meski asap kayu bakar memenuhi ruangan, diskusi hangat terjadi. Hingga larut malam diskusi berlangsung sampai kantuk datang.

Rumah Kaki Seribu atau dapur adalah bangunan terbsa dengan rumah utama. Di dalamnay ada tungku sebagai penghangat dan memasak/phil
Rumah Kaki Seribu atau dapur adalah bangunan terbsa dengan rumah utama. Di dalamnay ada tungku sebagai penghangat dan memasak/phil

Bagi warga kampung Minyambou, rumah kaki seribu bukan sekadar dapur pada umumnya. Karena di rumah kaki seribu itulah ada pengajaran, cerita, petuah hingga kisah Injil dibicarakan turun temurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun