Mohon tunggu...
artha senna
artha senna Mohon Tunggu... Editor - Editor

Suka bepergian. Editor lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita dari Minyambouw

1 Mei 2024   19:10 Diperbarui: 1 Mei 2024   19:22 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap hari di sini kalau sudah sore turun hujan atau kabut. Kalau pagi sampai jam 12 siang itu cerah, baru sorenya turun kabut atau hujan sampai malam," kata Sebe.

Kampung Minyambouw di ketinggiaan 2900 lebih dpl, Pegungan Arfak, Papua Barat/phil
Kampung Minyambouw di ketinggiaan 2900 lebih dpl, Pegungan Arfak, Papua Barat/phil

Kondisi itulah yang membuat sebagain besar warga di kampung ini berada di kota. "Ya selain mereka bekerja di kota, kondisi cuaca di sini juga sangat dingin sehingga mereka turun ke kota dan nanti datang lagi jika ada acara-acara besar,"kata Yakonias.    

Untuk masuk dan keluar ke kampung Minyambouw warga harus sewa mobil dobel gardan dengan ongkos 100 ribu rupiah dengan waktu tempuh 1,5 jam. Atau juga dengan motor jika warga memiliki motor. Jalannya berliku dan menanjak.

"Karena dikelilingi gunung, kampung ini menjadi perlintasan bagi kampung-kampung sekitarnya. Jadi di sini cukup banyak mobil atau motor yang melintas," kata Indra.

Saat berada di kampung itu, listrik pada dan jaringan internet juga tidak ada. Meski tiang listrik sudah ada tapi alirannya tidak masuk. "Kami pakai generator untuk menjalankan listrik, khususnya generator ada di rumah gembala senior bapak Yakonias. Selebihnya ada juga warga yang memiliki solar panel. Mereka yang punya solar panel adalah warga yang memiliki uang saja sehingga tidak semua warga di kampung ini ada listrik," ujar Sebe.

Mata pencaharian warga di kampung ini rata-rata adalah petani atau mengolah kebun. "Biasanya setiap pagi mereka ke kebun di atas gunung itu. Mengambil tanaman untuk sayur dan buah serta berburu. Juga mereka memelihara ayam atau babi. Ada juga yang jadi guru di sekolah dan ada juga para pendatang yang bertugas sebagai tenaga kesehatan atau aparat keamanan," kata Sebe.

3 tahun mendampingi

Indra Kusuma sudah tiga tahun menjadi pendamping di kampung itu. "Dulunya saya sering ikut ke kebun bersama warga di sini, khususnya bersama bapak gembala Yakonias. Karena jika kita ingin diterima oleh warga di sini maka kita harus ikut kegiatan sehari-hari mereka. Selain ke gereja tentunya saya harus juga ikut mengambil kayu bakar ke hutan, ikut mencangkul, ikut menanam tanaman dan ikut pula memasak. Sambil di sela-sela itu, saya bercerita dan membagikan cerita-cerita Alkitab. Lama-lama saya diterima mereka. Saya juga mencoba mendekati orang-orang muda untuk menjadi fasilitator dan mereka mau. Seperti Yosua dan Nimrot yang adalah warga asli kampung sini yang berprofesi sebagai guru,"katanya.

Indra juga bercerita meski Alkitab sudah diterjemahkan dalam Bahasa Hatam, warga tidak banyak yang membaca karena belum banyak pula yang bisa membaca. "Selain banyak yang tidak bisa membaca, maka kami coba membantu menerjemahkan ke dalam bahasa Hatam cerita-cerita pendek Alkitab dalam bentuk buku dan video. Cara ini sekaligus melestarikan dan membiasakan bagi generasi muda kampung ini untuk tetap menggunakan Bahasa Hatam. Karena anak-anak usia sekolah dasar dong kebanyakan sudah tidak bisa pakai bahasa lokal. Mereka lebih suka pakai Bahasa Indonesia."

Puskesmas Minyambouw, Pegaf,Papua Barat/phil
Puskesmas Minyambouw, Pegaf,Papua Barat/phil
Apa yang disampaikan Indra juga dibenarkan oleh Pdt.Simson. Menurutnya dia terlibat dalam proses penerjemahan Alkitab Bahasa Hatam. "Saya melihat anak-anak kecil sekarang juga harus diajarkan menggunakan bahasa itu sehingga bahasa ini tidak punah."   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun