Mohon tunggu...
Arta Yenta Harefa
Arta Yenta Harefa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana/ NIM (43223010204)

Mahasiswa Sarjana S1-Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kuis 15 - Kemampuan Memimpin Diri Dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

22 Desember 2024   16:13 Diperbarui: 22 Desember 2024   16:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anti-kekerasan atau Ahimsa adalah inti dari filosofi hidup Mahatma Gandhi. Ahimsa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "tidak mencederai" atau "tidak merugikan." Bagi Gandhi, anti-kekerasan bukan hanya tidak menggunakan kekerasan secara fisik, tetapi juga menghindari kekerasan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Gandhi meyakini bahwa anti-kekerasan adalah prinsip moral universal yang harus diikuti oleh semua orang. Ia berkata, "Ahimsa adalah hukum dasar manusia. Kekerasan adalah hukum binatang." 

Anti-kekerasan bagi Gandhi tidak hanya tentang menahan diri dari melakukan kekerasan, tetapi juga tentang mengedepankan cinta dan kebenaran. Ia percaya bahwa cinta dan kebenaran adalah kekuatan besar yang dapat mengatasi kebencian dan ketidakadilan. Gandhi mengaplikasikan prinsip anti-kekerasan dalam gaya hidupnya, seperti vegetarianisme, tidak menggunakan barang yang dihasilkan dari eksploitasi, dan menghormati semua makhluk hidup. 

Bagi Gandhi, anti-kekerasan bukanlah bentuk kepasifan, tetapi senjata moral yang kuat untuk melawan penindasan. Ia menyatakan bahwa kekuatan moral yang dihasilkan dari anti-kekerasan dapat mengalahkan kekuatan fisik penjajah. 

Keteguhan hati dan prinsip adalah aspek mendasar dari filosofi dan kehidupan Mahatma Gandhi. Ia percaya bahwa kehidupan yang bermakna harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang kuat, dan keteguhan hati diperlukan untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut meskipun menghadapi tantangan dan penderitaan. Dalam perjuangan melawan pajak garam yang tidak adil, Gandhi memimpin Salt March, sebuah aksi damai yang menunjukkan keteguhan hatinya terhadap prinsip kebenaran dan keadilan. 

Gandhi percaya bahwa keteguhan hati memerlukan keberanian moral untuk menentang ketidakadilan dan melawan kebohongan. Ia sering menyebut bahwa keberanian yang berasal dari prinsip lebih kuat dibandingkan kekuatan fisik. Keteguhan hati tidak hanya berarti bertahan, tetapi juga memiliki kesabaran untuk menunggu hasil yang benar tanpa kehilangan harapan. Disiplin diri adalah elemen penting dari keteguhan hati, karena tanpa pengendalian diri, seseorang mudah tergoda untuk meninggalkan prinsipnya. 

Dokpri, Prof. Apollo UMB
Dokpri, Prof. Apollo UMB
Dokpri, Prof. Apollo UMB
Dokpri, Prof. Apollo UMB

Dokpri, Prof. Apollo
Dokpri, Prof. Apollo

WHY

Prinsip Mahatma Gandhi, yang meliputi Ahimsa (anti-kekerasan), Satya (kebenaran), kesederhanaan, pengendalian diri, dan pelayanan kepada orang lain, relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena mampu membawa perubahan positif, baik secara individu maupun sosial. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, nilai-nilai ini menjadi panduan moral yang kokoh untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan harmonis.

Menciptakan Perdamaian dan Harmoni

Salah satu prinsip utama Gandhi adalah Ahimsa, yang menekankan pentingnya menghindari kekerasan dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan prinsip ini berarti menghadapi konflik dengan cara yang damai, menghindari kebencian, dan menumbuhkan empati terhadap orang lain. Dunia modern sering diwarnai oleh perselisihan, baik di tingkat individu maupun komunitas. Dengan mengedepankan Ahimsa, seseorang dapat menjadi agen perdamaian yang membantu menciptakan harmoni dalam hubungan personal maupun sosial.

Menghargai Kebenaran sebagai Landasan Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun