Mohon tunggu...
Artani Hapsari
Artani Hapsari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Berpraktik sehari-hari di Lembaga Psikologi Insania Indonesia Gresik. Tertarik pada bidang ilmu psikologi, terutama psikologi remaja dan dewasa awal. Semoga tulisan yang saya bagikan dapat bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gangguan Kepribadian Ambang: Mereka yang Merawat Juga Butuh Perawatan

20 Februari 2023   16:04 Diperbarui: 26 Februari 2023   08:50 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi caregiver merawat orang dengan gangguan kepribadian (Shutterstock/Casper1774 Studio)

Saya belum berani menyatakan kolega saya tersebut (NN) benar-benar menderita gangguan kepribadian ambang karena belum ada penegakan diagnosa dari ahli dan tidak ada penanganan secara psikologis yang diberikan oleh keluarganya. 

Singkat cerita, saya bertanya kepada salah satu anggota keluarganya bagaimana menghadapi kondisi NN. 

Dari cerita yang ia sampaikan, saya menyimpulkan bahwa seluruh anggota keluarga setiap hari seperti berjalan di atas es yang kapan saja bisa runtuh sehingga harus sangat berhati-hati dalam bersikap. 

Salah sedikit saja, reaksi emosi NN bisa sangat luar biasa seperti memaki, mencela, berteriak, dan menangis. Di kondisi yang berbeda, NN juga bisa langsung mendiamkan (silent treatment) orang yang dianggap membuat kesalahan padanya. 

Tidak jarang pihak keluarga (mulai sekarang kita sebut dengan caregiver) ikut membereskan atau bahkan terkena dampak dari konflik yang ditimbulkan oleh NN di lingkungan sosial.

Gangguan kepribadian ambang tidak hanya berat bagi penderitanya, tetapi juga bagi mereka para caregiver. Meskipun sudah terbiasa, tetapi para caregiver akan selalu kesulitan memahami perubahan ekstrim yang terjadi dalam waktu singkat terhadap kondisi emosional penderita. 

Hal ini tentunya akan menimbulkan kelelahan secara psikologis atau yang biasa kita kenal dengan istilah burnout. 

Ahona Guha, seorang psikolog klinis dan forensik dari Australia menyatakan bahwa caregiver sering kali merasa bersalah karena mereka tidak mampu memperbaiki masalah pada penderita gangguan kepribadian ambang. Rasa bersalah ini kemudian diikuti dengan perasaan tidak berdaya, tanggung jawab, dan ketakutan akan kesejahteraan hidup penderita. 

Caregiver melaporkan bahwa mereka berjuang untuk membangun batasan untuk merawat penderita dan merawat diri sendiri karena sering kali terpengaruh secara negatif dan terseret dalam arus krisis emosional yang luar biasa.

Agar tetap mampu memberikan perawatan dan menjaga agar kondisi diri secara psikologis tetap stabil, Ahona Guha, (2021) merekomendasikan beberapa prinsip berikut bagi para caregiver:

1. Menyadari bahwa kesulitan yang dialami oleh penderita gangguan kepribadian ambang akan berlangsung lama dan kronis. Penting bagi semua orang yang terlibat dalam proses perawatan untuk menyadari bahwa terapi bagi penderita akan berlangsung sangat lama sehingga kesabaran, ketepatan, dan konsistensi sangat diperlukan bahkan bisa seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun