Di pertengahan Bulan Januari tahun 2021 ini pencinta badminton Indonesia diberikan angin segar dengan disiarkannya pertandingan Yonex Thailand Open 2020 yang diselenggarakan pada tanggal 12-17 Januari 2021 dan diikuti oleh Toyota Thailand Open 2020 pada tanggal 19-24 Januari 2021 di Bangkok, Thailand.Â
Bukan hanya badminton, tetapi beberapa liga sepak bola Eropa juga sudah mulai kembali diselenggarakan dan ditayangkan di televisi lokal seperti Premier League, Seri-A, dan Liga Spanyol. Tayangan pertandingan olahraga ini seolah menjawab kerinduan pencinta tontonan olahraga setelah hampir satu tahun turnamen-turnamen olahraga tidak bisa diselenggarakan karena Pandemi Covid-19.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa badminton dan sepak bola merupakan contoh dari beberapa olahraga yang paling digemari di Indonesia. Berdasarkan data dari Skala Survei Indonesia pada tahun 2020, badminton menempati posisi kedua olahraga yang digemari masyarakat Indonesia sebanyak 18,8% dan di posisi pertama ada sepak bola dengan 47,6%. Posisi ketiga ditempati oleh olahraga voli dengan persentase 12,4%. Jumlah ini belum ditambahkan dengan minat pada olahraga lainnya sebesar 16,3%.
Tulisan ini saya buat dari minat pribadi saya akan tontonan pertandingan olahraga baik nasional maupun internasional. Minat ini berawal dari pengaruh kedua kakak laki-laki saya yang sewaktu saya kecil, mereka adalah penguasa remote tv setiap sore hari, tengah malam, atau akhir pekan. Kedua kakak saya adalah penggemar sepak bola. Mereka tidak hanya menonton dari televisi, tetapi apabila memungkinkan menonton pertandingan tersebut langsung di stadion. Setiap akhir pekan, mereka tidak pernah ketinggalan menyaksikan balapan MotoGP maupun F1.
Hobi ini akhirnya menular kepada saya hingga saya dewasa seperti sekarang, namun tidak semua cabang olahraga yang diperkenalkan tersebut menjadi kegemaran saya. Secara pribadi, saya menikmati menonton balapan MotoGP yang ditayangkan pada Hari Minggu di setiap jadwalnya.Â
Selain itu saya juga hobi menonton pertandingan basket dan badminton. Apabila tidak disiarkan di televisi, saya berupaya mencari live streaming di internet agar tidak ketinggalan keseruan pertandingan yang sedang berlangsung. Saya tidak tahu mengapa saya kurang menikmati menonton pertandingan sepak bola. Dugaan saya, mungkin karena temponya yang cenderung lambat dan durasi pertandingan terbilang panjang.
Saat menonton pertandingan yang seru, saya merasa adrenalin ikut terpacu meskipun saya tidak mengalami sendiri pengalaman berolahraga. Saya masih ingat betul balapan MotoGP yang paling berkesan adalah GP Catalunya 2009 di mana Valentino Rossi berduel ketat dengan Jorge Lorenzo yang adalah rekan satu timnya hingga akhir balapan. Saking serunya, saya berteriak dan telapak tangan saya terasa dingin saat mereka saling menyalip di tikungan-tikungan cepat maupun lambat.
Pertandingan lain yang paling berkesan buat saya adalah IBL seri ke-IV tahun 2016 saat tim basket Aspac berhasil mengalahkan Satria Muda melalui pertandingan overtime. Tim Satria Muda yang saat itu diunggulkan harus mengakui ketangguhan tim Aspac yang memiliki Andakara Prastawa sebagai salah satu shooter andalan mereka.Â
Saya juga masih ingat bagaimana jantung saya berdegup kencang karena kedua tim tersebut adalah tim favorit saya. Saya yakin sensasi menonton pertandingan olahraga seperti ini juga pasti dirasakan oleh seluruh penikmat olahraga di seluruh dunia. Perasaan cemas, marah, sedih, dan kecewa meliputi diri penggemar apabila jagoannya mengalami kekalahan. Sebaliknya, ketika jagoan mereka menang luapan kebahagiaan seperti teriakan, pelukan dengan sesama penggemar, atau selebrasi lainnya mengiringi berakhirnya pertandingan.
kesehatan mental kita. Sebuah pertandingan yang bagus akan membawa sejumlah keuntungan bagi pikiran dan tubuh penikmatnya karena terdapat hubungan yang positif antara menonton pertandingan olahraga dengan menjaga pikiran agar tetap aktif.Â
Tidak banyak disadari, kegiatan menonton pertandingan olahraga ini membawa dampak positif bagi kondisiPada suatu penelitian disebutkan bahwa pada penderita demensia, menonton kembali pertandingan favorit dapat membantu mengingatkan pada memori lama dan meningkatkan keterikatan dengan emosi di masa lalunya serta membuat otak tetap aktif berpikir. Aktivitas ini akan lebih bermakna apabila dilakukan bersama dengan orang-orang tersayang seperti anggota keluarga atau teman-teman dekat (Gustafsdottir, 2015).
Berikut adalah sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dari menyaksikan pertandingan olahraga di televisi:
- Mengurangi risiko depresi : Saat menonton siaran pertandingan, kita merasakan bahwa diri kita adalah bagian dari partisipan dalam pertandingan tersebut. Sensasi ini membuat perubahan positif pada suasana hati untuk beberapa jam ke depan. Meskipun tim yang diidolakan kalah pada pertandingan tersebut, rasa sedih yang dialami hanya bertahan sesaat karena kita secara langsung mengantisipasi untuk menonton pertandingan selanjutnya. Pada beberapa keluarga, mereka menjadikan siaran olahraga sebagai tontonan yang dapat dinikmati bersama sehingga mengurangi perasaan terisolasi. Untuk orang-orang yang menonton sendiri, mereka dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sarana berbagi perasaan dengan sesama penikmat di media sosial sehingga terasa sedang menikmati pertandingan bersama meskipun berada di tempat yang berbeda.
- Meningkatkan aktivitas kerja otak : Sering kali saat menonton pertandingan olahraga, kita tiba-tiba menjadi seorang ahli yang menganalisa kualitas permainan pemain di lapangan. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas pada otak yang terus bekerja memikirkan strategi permainan terbaik untuk memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, mereka yang menonton pertandingan di televisi dan membicarakannya bersama teman-teman menunjukkan peningkatan koneksi antar syaraf yang meningkatkan kemampuan serta pemahaman berbahasa menjadi lebih baik.
- Meningkatkan aktivitas syaraf otot : Ketika menonton pertandingan yang menegangkan, tubuh kita mengalami peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan aktivitas syarat otot yang signifikan. Secara tidak langsung kita membayangkan diri kita bermain bola, baseball, basket, atau membalap di atas mobil F1 yang menghasilkan gerakan-gerakan tertentu mengikuti aktivitas atlet di televisi.
- Dapat membangun relasi : Olahraga adalah salah satu topik aman untuk dibicarakan dengan berbagai kalangan. Terlebih lagi apabila kita menemukan orang lain dengan tim atau olahragawan favorit yang sama, maka pembicaraan akan terbangun dengan lebih intim. Kita bisa saja langsung akrab dengan orang lain yang sama sekali tidak kita kenal hanya dengan membicarakan tim sepak bola favorit. Pada sebagian orang yang kurang percaya diri, hal ini dapat memudahkan mereka membangun relasi dan meningkatkan keterampilannya berinteraksi.
Meskipun hanya dengan menonton pertandingan dari televisi dapat berdampak positif bagi kesehatan fisik maupun mental, namun akan lebih baik apabila tetap diimbangi dengan olahraga fisik ringan agar manfaat yang dirasakan bagi tubuh dapat lebih maksimal. Ketika menonton pertandingan olahraga, sebaiknya pilih camilan sehat seperti buah-buahan yang kaya akan manfaat bagi kesehatan di tengah pandemi seperti saat ini. Anda juga dapat mengganti minuman bersoda dengan air putih untuk mengurangi risiko munculnya penyakit berbahaya di kemudian hari.
Selamat menikmati menonton pertandingan dan mendukung tim olahraga favorit :)
Sumber:
Gustafsdottir, M. (2015). Is watching television a realistic leisure option for people with dementia?. Dement Geriatr Cogn Disord Extra 2015;5:116-122. DOI: 10.1159/000369383
Huffington Post. (2018). Why Watching Football Could be Good for Your Mental Wellbeing. Diakses pada tanggal 20 Januari 2021 dari sini
Jenkins, R. (2020). The Health Benefits to Watching Sports. Diakses pada tanggal 20 Januari 2021 dari sini
Skala Survei Indonesia. (2020). Jenis Olahraga yang Paling Disukai Publik Indonesia. Diakses pada tanggal 20 Januari 2021 dari sini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI