"Saya senang bisa meliput di KPK, karena saya bisa belajar banyak hal tentang hukum, korupsi, dan penegakan keadilan. Saya juga berharap, dengan tulisan saya, saya bisa memberi inspirasi dan edukasi bagi masyarakat, terutama di Halmahera Selatan," kata Ato, Minggu (3/3/2024).
Menyoroti Isu-Isu di Daerah
Sebagai jurnalis yang berasal dari daerah, Ato tak lupa untuk menyoroti isu-isu yang berkaitan dengan daerahnya.Â
Dirinya tak segan untuk mengkritisi dan mengekspos dugaan-dugaan korupsi yang terjadi di sana, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan sumber daya alam.
Ato mengatakan, ia merasa prihatin dengan kondisi daerahnya, yang seharusnya bisa maju dan sejahtera, namun masih tertinggal dan miskin.Â
Ia menilai, salah satu penyebabnya adalah adanya praktik-praktik korupsi yang merugikan rakyat.
"Kasihan daerah saya, katanya peningkatan dari segi pertambangan naik menjadi 75 persen, tapi, warga di daerah saya banyak yang mengeluh. Mereka tidak merasakan manfaat dari pertambangan itu, malah merasakan dampak negatifnya, seperti pencemaran lingkungan, kerusakan tanah, dan konflik sosial," ujar Ato dengan nada kesal.
Ato berharap, dengan meliput di KPK, ia bisa memberi pesan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi di daerahnya, agar jangan main-main dengan hak masyarakat dan mengembalikan hak rakyat.Â
Ia juga berharap, KPK bisa lebih intensif mengawasi dan menindak kasus-kasus korupsi di daerah, terutama di Provinsi Makuku Utara dan khususnya Halmahera Selatan, Apalagi dengan ditangkapnya mantan Gubernur Abdul Ghani Kasuba lewat operasi OTT oleh KPK.
"Saya berharap, KPK bisa lebih sering turun ke daerah, khususnya Maluku Utara, untuk mengusut kasus-kasus korupsi yang ada di sana. Saya yakin, masih banyak kasus-kasus korupsi yang belum terungkap dan belum ditangani. Saya juga berharap, KPK bisa memberikan bimbingan dan pendidikan kepada aparat dan masyarakat di daerah, agar lebih sadar dan peduli terhadap pemberantasan korupsi," tutur Ato.
Menjadi Inspirasi bagi Jurnalis Lain