Mohon tunggu...
arsyi firmansyah
arsyi firmansyah Mohon Tunggu... Editor - editor

minat dalam bidang editing, fotografi, videografi, dan musik rap.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kerja Sama Ekonomi dan Politik Amerika-China hingga Pemutusan Kerja Sama Dua Perusahaan Besar Teknologi

14 Desember 2020   18:00 Diperbarui: 14 Desember 2020   18:07 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Donald Trump mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan yang dialami Amerika Serikat terhadap hubungan dagang dengan China yang begitu besar terjadi disebabkan oleh praktek dagang dan kebijakan yang dikeluarkan oleh China yang kurang adil sehingga terjadi ketimpangan pada hubungan kedua negara. 

Di sisi lain China tidak merasa bahwa telah ada kebijakan serta praktek dagang yang tidak adil oleh China terhadap Amerika. Namun hasil investigasi yang ditemukan Trump tidak mampu untuk merubah strategi China dalam melakukan perubahan apapun pada kebijakannya, Justru China tetap menganggap tidak ada yang salah pada kebijakan serta praktek dagang yang dilakukan oleh China. 

Respon China ini kemudian mendapatkan tindakan lebih lanjut dari AS berupa pengenaan tarif terhadap beberapa produk China yang masuk ke Amerika Serikat. 

Pada Februari 2018 AS memberlakukan tarif sebesar 20% untuk mesin cuci impor yang kemudian berlanjut pada pemberlakuan tarif sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium, tarif-tarif yang diberlakukan ini tidak hanya kepada China namun China merupakan alasan terbesar diberlakukannya tarif ini oleh Amerika Serikat. 

Tindakan pemberlakuan tarif oleh Amerika Serikat kemudian mendapat repon berupa tarif balasan dari China. China memberlakukan tarif 15-25% terhadap 128 produk Amerika Serikat. Sejak saat itu, kedua negara terus balasmembalas dalam pemberlakuan tarif sepanjang tahun 2018. Balas-membalas tarif ini pun menjadi tanda terjadinya perang dagang antara Amerika Serkat-China.

 Segala bentuk kebijakan serta strategi perdagangan yang dilakukan China merupakan usaha untuk memperkuat perekonomian negara tanpa maksud untuk merugikan negara lain. Sejak masa kepemimpinan Donald Trump, permasalahan defisit ini membawa ketegangan pada hubungan Amerika Serikat-China. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak hanya menyuarakan keresahannya namun mengambil tindakan pula sebagai usaha memperbaiki permasalahan ini. Trump mulai melakukan beberapa investigasi terhadap praktek dagang China yang ia anggap tidak adil bagi hubungan dagang Amerika Serikat-China. Hasil yang ditemukan dari investigasi digunakan Trump untuk mendesak China melakukan perubahan terhadap beberapa kebijakan dagang China.

Kebijakan pemberlakuan dan kenaikan tarif yang berbalas oleh kedua negara tersebut dilihat sebagai pertahanan masing-masing negara untuk menjaga stabilitas perdagangan yang dapat berdampak pula pada kestabilan neraca perdagangan kedua belah pihak negara. Setelah mengalami ketegangan pada hubungan dagang dan perang dagang selama setahun, terlihat dampak pada neraca pedagangan kedua negara.

Abraham Liu yang merupakan salah seorang pemimpin tertinggi Huawei kantor cabang Uni Eropa mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat mencoba membunuh kami (Huawei). Huawei yang diperkirakan memperoleh pendapatan sebesar 121,66 miliar dollar pada tahun 2019 menghadapai tantangan serius, pasalnya pada Mei 2019 raksasa internet sekaligus pemilik

Android dan Google memutus kerjasama lisensi Android pada perangkat Huawei. Seperti yang dilansir oleh Reuters tentang pemutusan hubungan bisnis itu mencakup kerjasama antara dua perusahaan teknologi atau perangkat keras dan layanan teknis yaitu antara Huawei dan Google. Direktur hokum Android dan Google Play, yaitu Tristan Ostrowski mengatakan bahwa Google tidak dapat mensertifikasi ponsel Huawei produksi terbaru untuk mendukung aplikasi dari Google karena larangan yang dijatuhkan oleh Amerka Serikat untuk seluruh perangkat Huawei. 

"Google dilarang bekerjasama denganHuawei untuk perangkat baru ataupun menyediakan aplikasi Google termasuk Gmail,, Maps, Youtube, Play Store, dan aplikasi lainnya besutan Google untuk diinstal dan diunduh di perangkat Huawei" ujar Tristan dalam postingan di blog resmi Android yang telah dilansir oleh The Verge, "karena batasan pemerintah, perangkat baru Huawei yang meluncur setelah 16 Mei 2019 tidak bisa menggunakan proses keamanan Google" lanjutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun