Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Terluka karena Tulisan dan Terapinya

27 Februari 2015   22:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiada luka yang tak sembuh

Tiada seorangpun penulis di Kompasiana ini, menulis dan menulis agar perilakunya kian buruk. Non sence itu! Di tarik dari Barat ke Timur, dari Utara ke Selatan, seluruh penulis kangeni kebaikan, rindui kecemerlangan hidup, dan abadinya sifat-sifat murah hati, kemajuan iman dan bergunung karakter baik lainnya. Lagi-lagi, itu manusiawi. Bila kita terluka karena tulisan orang lain, atau teknik penyajian tulisan dari seorang penulis di Kompasiana ini. Maka, diamlah! Tiada penting untuk mengumumkan kepanikan dan luka itu. Luka itu tiada perlu digerak-gerakkan. Itu yang disebut sabar. Sabar itu sebuah lafaz yang begitu mudah dilontarkan, dan begitu sulit dijewantah. Sabar memang alot, butuh rangkaian-rangkaian dalam menguatkan sabar itu sendiri.

Konflik di Kompasiana itu adalah 'miniatur tagedi kemanusiaan", tragedi itu murni karena modus operandi artikel dan respon. Ini konsekuensi logik atas nama sharing and connecting. Bila terluka karena artikel orang lain, ukir saja di atas pasir, ia akan terhapus oleh deburan ombak laut. Ya, kita memanglah memiliki alasan untuk terluka dan bersedih-sedihan, namun kitapun punya argumentasi untuk menghapus kelukaan itu dengan teknik alamiah. Tiada perlu merekayasa 'pertempuran'. Itu tak elok! Lebih taktis bila kita terapi luk-luka itu. Dan efektifkan waktu untuk kesembuhannya, sebab waktu jualah yang akan me-remove kepedihan itu. Itulah pijakanku hingga kukatakan bahwa tiada luka yang tak sembuh^^^

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun