Hanya di pos kamling saja tampaknya yang masih ada kehidupan. Dua petugas ronda sedang menghangatkan tubuhnya di dekat api unggun di samping poskamling. Sementara sejumlah teman satu regunya sedang berkeliling kampung.
Entah mengapa. Para ronda malam yang sedang berkeliling kampung malam itu tidak menabuh kentongan sebagaimana biasanya. Kentongan yang terbuat dari ruas bambu itu ditinggal bertumpuk di poskamling. Demikian juga lampu senter yang mereka bawa tidak dinyalakan secara berlebihan. Mereka lebih memilih menyusuri perkampungan dengan mengendap-endap dalam kegelapan malam.
Ternyata mereka mempunyai maksud tertentu. Salah seorang ronda mengabarkan kepada kepala regunya, bahwa saat ia hendak berangkat ke poskamling, dirinya melihat satu sosok yang berkelebat di samping rumah tetangganya. Hanya saja saat dirinya mendekat, sosok itu lari menjauh ke arah kebun pisang.
Oleh karena itu rombongan peronda itu pun akan mencoba untuk menyelidikinya. Jangan-jangan ada maling yang akan beroperasi di kampung mereka. Terlebih lagi tetangga yang dicurigai akan disatroni maling itu sedang ditinggal pergi ke kota oleh suaminya.
Maka saat mereka tiba di dekat rumah yang dicurigai bakal disatroni maling itu, masing-masing bersikap waspada. Dengan berbisik-bisik, kepala regu memerintahkan anggotanya untuk berpencar. Dan mengambil posisi yang tersembunyi di sekitar rumah itu.
Akan tetapi hampir satu jam mereka mengintip, tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Hanya saja sudah sampai tengah malam begitu, di kamar tidur pemilik rumah yang mereka curigai, tampak masih ada kehidupan. Lampu teplok masih membiaskan sinar suramnya lewat celah daun jendela. Selain itu samar-samar terdengar suara berbisik-bisik dari dalam kamar.
Kepala regu ronda pun menegur anggota yang tadi memberi laporan yang mencurigakan itu. Dengan berbisik-bisik pula, tentu saja.
"Kata kamu tadi suaminya sedang pergi ke kota. Itu sekarang seperti brduaan dalam kamar!"
"Sungguh, Kang. Saya tahu persis keberangkatannya dua hari lalu. Malahan dia seperti biasanya selalu menitipkan keamanan keluarganya selama ditinggal ke kota," sahutnya.
"Lalu suara lelaki di dalam itu siapa?"
"Kang, jangan-jangan... "